Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

7 Masalah Penyebab Perceraian yang Perlu Dihindari

7 Masalah Penyebab Perceraian yang Perlu Dihindari

Tak ada pasangan yang menginginkan perceraian. Namun terkadang ada masalah yang tak dapat diselesaikan sehingga sepasang suami dan istri terpaksa memutuskan untuk berpisah.

Sudah tidak adanya kecocokan biasanya menjadi alasan utama perceraian. Akan tetapi sesungguhnya, di balik ketidakcocokan tersebut ada masalah yang krusial yang bisa memicu perceraian. Berikut adalah masalah-masalah yang kerap membuat pasangan suami-istri memutuskan untuk berpisah.

1. Menikah Terlalu Muda

Salah satu alasan perceraian adalah pernikahan yang terlalu dini atau di usia muda. Menurut Journal of Marriage and Family, pasangan yang menikah muda berisiko lebih tinggi untuk bercerai karena mereka tak memiliki kesempatan lebih lama untuk saling mengenal.

Selain itu, pasangan yang menikah di usia muda memiliki kemungkinan untuk dewasa dan menjadi sosok yang berbeda dari saat mereka menikah. Perbedaan kepribadian itulah yang kemungkinan besar tidak diterima oleh pasangan masing-masing. Sementara itu, sikap yang belum dewasa dan ketidakmampuan menahan emosi yang biasanya dialami pada pasangan muda juga bisa memicu perceraian.

2. Ketidaksetiaan

Tidak sedikit perceraian yang terjadi karena salah satu pasangan tidak setia. Mereka tak mampu menahan hasrat untuk jatuh cinta kepada orang lain sehingga menyebabkan berkurangnya perhatian terhadap pasangan sendiri.

"Ketidaksetiaan biasanya berawal dari pertemanan yang terkesan biasa saja. Dimulai dari perselingkuhan dalam hal emosi, lantas berkembang menjadi perselingkuhan secara fisik atau seksual," ujar Ruth Houston, penulis buku Is He Cheating On You?

Dalam beberapa kasus, ketidaksetiaan tersebut timbul karena pasangan tinggal berjauhan. Tapi kebanyakan perselingkuhan diawali dengan kedekatan biasa di lingkungan yang berbeda, seperti kantor atau pergaulan di luar rumah.

3. Masalah Finansial

Mungkin Anda pernah mendengar istilah bahwa uang bukan segalanya. Akan tetapi masalah keuangan adalah salah satu penyebab utama perceraian. Bukan hanya soal kekurangan uang, tapi kebiasaan buruk yang berkaitan dengan finansial keluarga seperti berjudi, belanja berlebihan, atau tidak memberikan cukup nafkah kepada istri, bisa berujung pada perpisahan.

Sementara itu, pendapatan istri yang lebih besar dari suami juga terkadang menjadi pemicu pertengkaran yang berujung dengan perceraian.

4. Minim Komunikasi

Komunikasi adalah hal penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Dengan adanya komunikasi yang baik, suami dan istri bisa saling mengungkapkan perasaan dan keinginannya. Namun ada kalanya, kesibukan yang padat membuat pasangan tak memiliki waktu untuk saling berkomunikasi lagi.

Jika dibiarkan, hal ini akan membuat frustrasi karena mereka tak lagi saling mengerti antara yang satu dengan yang lain. Lama-kelamaan, komunikasi mereka akan berubah menjadi teriakan sehingga memicu keinginan untuk bercerai.

5. Hilangnya Keintiman antara Suami dan Istri

Rasa lelah setelah seharian bekerja di kantor atau mengurus anak-anak kerap membuat pasangan suami-istri melupakan satu hal penting dalam pernikahan, yaitu keintiman secara emosi maupun fisik. Mereka tak lagi saling berbicara, bercanda, atau yang paling parah, tidak lagi sering berhubungan seks, sehingga pernikahan hanya menjadi sebatas status.

Menghilangnya gairah akan memicu rasa bosan. Cinta pun memudar hingga akhirnya suami dan istri memutuskan untuk bercerai.

6. Campur Tangan Pihak Ketiga

Saat salah satu pasangan mendapat pengaruh dari pihak ketiga, maka hal ini akan berdampak pada hubungan dengan pasangannya sendiri. Pihak ketiga bisa berwujud teman, saudara, atau bahkan orang tua. Yang sering terjadi, orang tua terkadang ikut campur terlalu dalam pada masalah suami-istri. Bukannya mendapatkan solusi, campur tangan pihak ketiga seperti orang tua justru berpotensi memperburuk masalah.

7. Menghindari Masalah

Setiap pernikahan pastinya akan menemui masalah. Namun ketika salah satu pasangan bersikap tak acuh, maka masalah akan terus menumpuk dan pada akhirnya sulit untuk dibendung lagi. Sangat disarankan bagi Moms dan Dads untuk selalu menghadapi masalah dan bersama-sama untuk mencari solusi, bukannya menghindarinya. Hanya dengan komunikasi dan kerja sama yang baik, masalah dalam keluarga bisa teratasi. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)