Setelah berusia enam bulan, bayi mulai bisa diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Memberikan MPASI setelah masa ASI eksklusif selesai seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi para Moms. Belum lagi kemungkinan alergi makanan yang bisa dialami Si Kecil.
Alergi makanan sendiri merupakan respons abnormal tubuh terhadap jenis makanan tertentu. Penting bagi Moms untuk mengetahui penyebab dan cara menangani alergi yang tepat bagi anak ketika memberikan MPASI. Simak artikel berikut ini untuk penjelasannya!
Bagaimana Mendeteksi Alergi Makanan pada Si Kecil?
Untuk mendeteksi alergi pada Si Kecil lebih mudah apabila makanan diberikan satu persatu dengan tujuan melakukan observasi pada reaksinya terhadap makanan tersebut. Reaksi alergi yang mungkin muncul misalnya adalah ruam, gatal-gatal, sakit perut, dan lainnya. Ini merupakan gejala alergi pada bayi.
Umumnya Si Kecil akan mengalami reaksi alergi terhadap makanan setelah mengonsumsi makanan tersebut setidaknya satu kali sebelumnya.
Memberikan MPASI Bertahap
Ketika Si Kecil berusia 6 bulan, mulailah perkenalkan ia dengan menu tunggal sebelum masuk ke menu empat bintang (protein hewani, protein nabati, karbohidrat, dan sayur) pada bulan berikutnya. Dengan cara ini, Moms bisa mengetahui dengan mudah apa makanan yang memicu terjadinya alergi pada bayi.
Berikan satu per satu menurut jenis atau rasanya. Sediakan waktu seminggu untuk setiap rasa. Misalnya, setelah tepung beras terbukti aman, Anda boleh mengenalkan bubur susu beras merah, minggu depan bubur susu kacang hijau, selanjutnya biskuit, begitu seterusnya sampai semua rasa dan bahan diperkenalkan.
Begitu pun dalam mengenalkan sari buah, satu per satu, jangan langsung dicampur dengan sari buah lain. Catatlah makanan apa yang menimbulkan alergi agar Anda tidak memberikannya lagi di waktu yang akan datang. Bila bayi ternyata bebas dari alergi, pintar-pintarlah membuat variasi makanan.
Catat Jenis Makanan Pemicu Alergi
Perhatikan reaksi bayi setiap kali ia usai mengonsumsi satu jenis makanan. Catat apabila terdapat kemunculan alergi, akan terdeteksi bahan makanan apa saja yang jadi penyebab atau alergennya. Pemberian makanan satu per satu memungkinkan kita untuk tidak terus memberikan bahan makanan yang menjadi sumber alerginya dan mengganti dengan bahan makanan lain yang tidak menimbulkan alergi.
Umumkan pada Anggota Keluarga
Hal penting yang juga harus dilakukan ketika sumber alergi sudah diketahui ialah memberitahu anggota keluarga, makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi bayi, sehingga sebuah catatan dari setiap bahan makanan yang dicobakan akan menjadi sangat penting untuk menghindari Si Kecil makan makanan tersebut.
Tunda Pemberian Alergen Hingga Umur 1 Tahun
Moms, meski Si Kecil memiliki alergi, menurut Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy (ASCIA), KIta dapat tetap memperkenalkan makanan tersebut. Sertakan makanan yang menyebabkan alergi pada usia 12 bulan dalam bentuk yang sesuai dengan usia mereka dan diolah dengan benar, misalnya telur yang dimasak matang dan selai atau pasta kacang halus. Studi menunjukkan bahwa hal ini dapat mengurangi kemungkinan mengembangkan alergi makanan pada bayi dengan eksim parah atau alergi telur.
Setelah diperkenalkan, terus berikan makanan ini kepada bayi Anda secara teratur (dua kali seminggu) sebagai bagian dari makanan yang bervariasi, untuk menjaga toleransi. Mencoba makanan dan kemudian tidak memberikannya secara teratur dapat menyebabkan pengembangan alergi makanan. Namun, perlu diingat, apabila Si Kecil menunjukkan gejala alergi, maka konsultasikanlah hal ini kepada dokter. (Binar MP/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- bayi
- mpasi
- alergi
- bayi alergi