Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Apa yang Terjadi pada Tubuh dan Otak Anak saat Tidur?

Apa yang Terjadi pada Tubuh dan Otak Anak saat Tidur?

Tidur berkualitas merupakan kebutuhan semua orang, tak terkecuali bagi anak-anak. Mungkin beberapa kali Anda mendapati Si Kecil hanya tidur sebentar dan menemukannya menjadi sosok yang rewel. Ya, Moms, hal tersebut menjadi contoh nyata bahwa tidur sangat berpengaruh pada Si Kecil. Memangnya apa sih, yang terjadi padanya saat tidur? Simak penjelasan M&B berikut ya, Moms!

1. Menciptakan Dukungan Imun

Saat tidur, tubuh memproduksi sebuah senyawa protein yang dikenal sebagai cytokines. Senyawa ini digunakan tubuh sebagai alat untuk melawan infeksi, penyakit, dan stres. Selain itu, cytokines juga dapat membuat tubuh lelah dan mengantuk.

Ini menjelaskan mengapa saat kita sakit flu, tubuh terasa lemas dan rasanya ingin terus tidur, ternyata ini adalah cara tubuh untuk melawan penyakit. Maka dari itu, kekurangan tidur dapat membuat Si Kecil (juga Anda) lebih mudah terkena flu atau penyakit lain.

2. Memproses Hasil Belajar

Si Kecil mungkin terlihat tenang saat tertidur, padahal di balik itu otaknya sedang bekerja semalam suntuk lho, Moms. Para peneliti asal Columbia University Medical Center menunjukkan bahwa bayi tetap belajar walau sedang tidur. Sel-sel otak Si Kecil sedang merapikan dan menjalin sebuah pusat informasi, artinya otaknya sedang menyimpan dan menyerap informasi yang ia dapat sepanjang hari.

Beberapa ilmuwan saraf di University of Massachusetts Amherst melakukan uji coba terkait tidur dan hubungannya dengan kemampuan otak pada 40 anak balita, dan mereka menemukan bahwa anak-anak yang tidur siang memiliki kemampuan mengingat yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak tidur siang.

3. Bertumbuh

Ya Moms, bila pada pagi hari Anda menemukan Si Kecil tampak lebih besar daripada kemarin, hal ini dikarenakan tubuhnya benar-benar bertumbuh saat ia tidur. Dilansir dari Parents, Judith Owens, M.D., ketua medikasi tidur di Children's National Medical Center di Washington D.C., menyatakan, "Hormon pertumbuhan disekresikan saat tidur." Selain itu para peneliti di Italia menemukan bahwa anak-anak yang memiliki hormon pertumbuhan yang rendah cenderung tidak tidur dengan nyenyak.

4. Meregulasi Suasana Hati

Anda tentu sering menemukan bahwa bila Si Kecil tidak tidur siang atau kurang tidur, maka ia menjadi mudah rewel dan moody. Hal ini dikarenakan otak Si Kecil menggunakan momen tidur untuk meregulasi mood sehingga ia siap menghadapi hari-harinya dengan stabil. Banyak penelitian yang menemukan hubungan antara kurangnya durasi tidur berkualitas dengan depresi, kegelisahan berlebih, dan gangguan psikis lainnya.

5. Memperbaiki Sel Tubuh

Menurut Anda, mengapa setelah bangun tidur tubuh terasa segar dan siap beraktivitas? Hal ini dikarenakan tidur merupakan kesempatan di mana hampir seluruh sel tubuh diperbaiki dan diperbarui. Hal yang sama juga terjadi ketika Si Kecil tidur, Moms. Mulai dari sel kulit hingga sel saraf mengalami pembaruan dan penyegaran sehingga dapat terus berfungsi maksimal dan mendukung pertumbuhannya.

6. Menjaga Berat Badan

Tidur merupakan momen di mana otak dapat menyusun produksi dan kinerja berbagai hormon tubuh, termasuk hormon yang berpengaruh dalam menjaga berat badan Si Kecil. Hormon-hormon tersebut antara lain hormon leptin, yakni hormon yang berperan memberikan efek kenyang, dan hormon ghrelin, yakni hormon yang menstimulasi rasa lapar.

Saat tidur, hormon ghrelin berkurang dan hormon leptin meningkat. Banyak penelitian yang menemukan hubungan kurangnya jam tidur dengan obesitas atau kelebihan berat badan.

7. Merawat Jantung

Dilansir dari Parents, para peneliti sedang meneliti lebih dalam tentang bagaimana tidur mampu melindungi anak-anak dari kerusakan pembuluh darah. "Anak-anak dengan gangguan tidur memiliki gairah kerja otak yang berlebihan, hal ini memicu respons flight-or-flight (respons tubuh terhadap ancaman, membuat tubuh terus siaga) ratusan kali dalam semalam," tutur Jeffrey Durmer, M.D., Ph.D., dokter spesialis tidur dan peneliti di Atlanta.

Hormon stres yang tinggi saat malam dapat membuat kadar glukosa dan kortisol dalam darah menjadi tinggi, dan hal ini sangat berkaitan erat dengan penyakit jantung. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)