Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Kenali Masalah Psikosis Postpartum pada Mental Ibu Baru

Kenali Masalah Psikosis Postpartum pada Mental Ibu Baru

Umumnya, seorang ibu akan merasa bahagia setelah menjalani kehamilan hingga tiba waktunya melahirkan sang bayi. Namun, ada juga kondisi yang membuat ibu baru justru mengalami tekanan yang terlalu berat. Selain baby blues dan postpartum depression, timbul juga masalah mental yang disebut psikosis pasca persalinan.

Gejala dan Penyebab

Psikosis postpartum merupakan salah satu penyakit mental yang jarang terjadi namun membutuhkan penanganan serius. Ibu yang mengalaminya akan berhalusinasi, seperti mendengar suara asing yang sangat jelas dan mampu memengaruhinya melakukan beragam hal negatif, terutama pada bayi mereka.

Seorang ibu yang mengalami psikosis postpartum akan merasakan insomnia yang parah, perubahan mood yang cepat, serta kesulitan dalam berkomunikasi. Halusinasi, delusi, dan perasaan gelisah membuatnya memiliki perilaku yang tidak wajar, seperti melakukan pekerjaan rumah saat tengah malam atau berprasangka buruk pada suami tanpa alasan kuat.

Jika kondisi ini terjadi berkepanjangan tanpa adanya bantuan, baik dari suami, keluarga, atau sisi medis, maka dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, serta pertumbuhan psikologi anak. Bahkan kemungkinan terburuknya, ibu melakukan infanticide atau tindakan pembunuhan pada anaknya sendiri.

Masalah mental ini sendiri disebabkan oleh berbagai alasan. Mulai dari perubahan keputusan proses persalinan yang mendadak, hingga belum siapnya sang ibu menghadapi perubahan dalam hidupnya (gaya hidup, fisik). Kondisi ini juga dipicu juga oleh penurunan kadar estrogen serta progesteron, dan kadar kortisol dalam darah yang drastis.

Selain itu, riwayat kesehatan mental sebelum hamil serta kesehatan anggota keluarga lain yang mengalami hal serupa atau pernah menderita bipolar juga menjadi faktor lain yang memengaruhi seorang ibu mengalami psikosis postpartum.

Bisa Sembuh, Bahkan Dicegah


Apabila Moms atau ibu baru lainnya menunjukkan gejala-gejala di atas, ada baiknya Anda langsung berkonsultasi dengan dokter atau psikiater. Ini penting dilakukan agar ibu mendapatkan terapi, baik dari pemberian obat-obatan (antidepresan) atau electro therapy (ECT) agar tak menganggu proses menyusui.

Selain itu, Moms juga akan mendapatkan terapi wicara dengan metode cognitive behavioral therapy (CBT) agar penyembuhan lebih efektif. Namun, apabila kondisi mental sang ibu tidak membaik, dokter dan psikiater akan menyarankan agar Anda dirawat di rumah sakit dahulu selama beberapa waktu.

Pencegahan tentunya bisa dilakukan dengan tidak menekan diri Anda untuk harus menjadi ibu sempurna bagi anak, bahkan sejak masih hamil. Yang terpenting, jaga kesehatan fisik dan mental agar tetap stabil, serta dipenuhi kebahagiaan. Jika kondisi mulai terasa berat hingga membuat Anda kelelahan, lebih baik sampaikan ke suami, keluarga, atau teman terdekat untuk membantu Anda ya, Moms. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)