Saat ingin menunda atau mengatur kehamilan, Moms dan Dads biasanya menggunakan alat kontrasepsi. Meski diklaim cukup efektif dalam mencegah terjadinya pembuahan, tapi mengapa Anda tetap bisa hamil meski sudah ber-KB atau menggunakan alat kontrasepsi?
Ternyata ada sejumlah alasan mengapa sistem KB Anda tidak berjalan sebagaimana mestinya. Yuk, simak agar Anda bisa mencegah 'kebobolan'!
Kondom
Meski Dads sudah menggunakan kondom, bukan berarti dijamin seratus persen sperma tak akan masuk ke vagina Moms. Kondisi kondom yang bocor tanpa diketahui bisa menyebabkan sperma berpindah sehingga Moms mengalami kehamilan. Kondom yang bocor bisa terjadi karena faktor cacat dari pabrik, penyimpanan yang salah, atau sudah terlalu lama disimpan.
Selain karena kondom yang bocor, kegagalan alat kontrasepsi yang satu ini juga bisa dipicu oleh tindakan suami yang hanya memasang kondom saat menjelang ejakulasi. Bisa jadi sudah ada sperma yang keluar sebelum kondom terpasang sehingga Moms pun bisa hamil.
Spiral
Kegagalan sering kali disebabkan ketidaktepatan pemasangan spiral oleh tenaga medis atau penggunanya lalai melakukan kontrol rutin ke dokter kandungan dan bidan. Seharusnya, spiral terpasang di dalam rahim. Tapi jika pemasangannya tidak pas, misalnya ke depan atau belakang rahim, kehamilan tetap bisa terjadi. Kondisi spiral dapat dipantau dengan melakukan pemeriksaan secara rutin sehingga dapat diperbaiki jika ada pergeseran posisi.
Bukan hanya itu, Kehamilan juga bisa terjadi apabila Moms mengabaikan masa kedaluwarsa spiral yang dipakainya. Perlu diketahui, masa kedaluwarsa spiral sekitar 4-5 tahun. Tapi sebagian Moms ada yang membiarkannya hingga lebih dari 10 tahun. Hal inilah yang membuat efektivitas spiral berkurang sehingga memicu terjadinya kehamilan.
Susuk/Implant
Faktor ketidaktepatan pemasangan alat kontrasepsi juga menjadi penyebab kegagalan fungsi susuk (implant). Jika tenaga medis yang memasangnya kurang terampil, maka peluang kesalahan semakin besar terjadi. Selain itu, tak sedikit ibu yang lalai melakukan kontrol rutin dan melupakan masa kedaluwarsa susuk yang berlaku antara 3 hingga 8 tahun.
Pil/Suntik KB
Banyak alasan yang membuat pil KB tidak bisa bekerja secara efektif dalam mencegah kehamilan, antara lain:
⢠Tidak dikonsumsi sesuai aturan. Pil KB telah dirancang sedemikian rupa agar dapat secara konstan mempertahankan kadar hormon reproduksi di dalam tubuh wanita. Jika tidak dikonsumsi pada waktu yang sama setiap harinya, atau bahkan lupa, kadar hormon dapat menurun drastis sehingga memicu terjadinya ovulasi dan peluang hamil pun meningkat. Hal yang sama juga berlaku pada suntik KB. Jika Anda melewati jadwal suntik, maka peluang terjadinya kehamilan akan semakin besar.
⢠Mengalami muntah atau diare dalam dua jam setelah mengonsumsi pil KB. Hal tersebut sama saja dengan Anda tidak mengonsumsi pil KB sama sekali. Hal yang sama juga berlaku jika Anda mengalami diare hebat selama 24 jam.
⢠Penyimpanan tidak tepat. Kualitas dan efektivitas pil KB akan terjaga selama disimpan dalam temperatur di bawah 25 derajat Celsius. Jika ditaruh di tempat yang terlalu panas, kemungkinan kualitas pil akan menurun.
⢠Baru memulai KB. Pil atau suntik KB baru mulai bekerja setelah 7 hari pertama digunakan. Apabila pil atau suntik KB mulai digunakan segera setelah menstruasi berakhir, Anda bisa dibilang cukup terlindungi dari kehamilan. Akan tetapi jika penggunaan pil atau suntik KB bersifat acak atau pada salah satu hari saat pertengahan bulan, Anda disarankan menggunakan kondom selama 7 hari pertama sebagai perlindungan ekstra dalam mencegah kehamilan.
⢠Mengonsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu. Alkohol dapat memengaruhi kerja organ hati dan hal itu bisa mengakibatkan masalah dalam proses penyerapan kandungan aktif pil KB di dalam tubuh. Beberapa obat juga bisa menurunkan efektivitas KB hormonal. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter jika harus mengonsumsi obat untuk penyakit tertentu dalam jangka waktu panjang. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- kontrasepsi
- kb
- kehamilan
- ibu hamil