Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Balita Suka Bohong, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Balita Suka Bohong, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Anda mungkin beberapa kali mendapati Si Kecil berbohong, baik soal sayuran yang Anda temukan di tempat sampah (Si Kecil bilang sudah menghabiskan seluruh sayuran di piringnya) atau soal sahabatnya yang sangat baik di sekolah (ternyata sahabatnya sering memukul Si Kecil).

Sebagai orang tua, mungkin Anda merasa telah dibodohi atau dikhianati. Di satu sisi Anda mungkin merasa kesal, tapi di sisi yang lain penasaran mengapa Si Kecil berbohong. Tidak perlu khawatir berlebihan Moms, karena ini merupakan salah satu tahapan tumbuh kembang yang perlu ia lalui. Ketahui lebih dalam penyebab dan cara mengatasi Si Kecil yang suka berbohong di penjelasan berikut ini.

Penyebab anak suka berbohong

Sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti di University of Toronto, Kanada, menemukan bahwa berbohong merupakan salah satu hal yang umum dilakukan anak kecil. Penelitian ini menemukan bahwa 30% anak-anak berusia 2 tahun sudah mulai berbohong, sekitar setengah dari jumlah anak-anak yang berusia 3 tahun sudah berbohong, 80% anak berusia 4 tahun sudah berbohong, dan hampir semua anak berusia 5 hingga 7 tahun pernah berbohong.

Yang perlu Anda pahami, Si Kecil berbohong tidak benar-benar untuk memperdaya Anda. Melansir Pregnancy Birth & Baby, ada beberapa penyebab umum balita berbohong, antara lain:

  • Ia masih terlalu kecil untuk memahami bahwa berbohong adalah hal yang buruk
  • Ia masih dalam tahap belajar untuk membedakan bermain pura-pura atau berimajinasi dengan realita
  • Kebohongan menyiratkan sesuatu yang ia harapkan
  • Ia melebih-lebihkan agar ia terdengar lebih hebat
  • Ia ingin menghindar dari masalah
  • Ia menginginkan sesuatu
  • Ia melindungi perasaan orang lain.

Perlunya menanamkan kejujuran

Memang, berbohong merupakan peristiwa alami dalam kehidupan Si Kecil, bahkan merupakan sebuah tahapan tumbuh kembang yang pasti ia alami. Namun, membiarkan ia tumbuh dengan terus berbohong juga tidak baik untuk dirinya di masa depan.

Maka dari itu, mengajarkan Si Kecil untuk selalu jujur adalah hal utama. Melansir What to Expect, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan saat Si Kecil berbohong, yakni:

Berikan konsekuensi yang adil

Jangan berikan reaksi penuh amarah maupun disiplin tinggi Moms, karena hal tersebut malah bisa membuatnya takut untuk mengakui di masa depan. Tetap santai dan tunjukkan apresiasi ketika Si Kecil mengakui kebohongannya. Namun, jangan lupa untuk tetap mendisiplinkan kesalahan yang telah ia lakukan, misalkan ia berbohong tentang susu yang tumpah, maka Moms bisa minta ia untuk mengelap tumpahan susu tersebut.

Bantu anak memahami kebenaran

Balita sering kali lupa atau memiliki ingatan yang selektif, jadi bisa saja ia tidak mengaku bila telah mengotori kamarnya. Pancing Si Kecil untuk bercerita secara runtut dan bantu ia memahami bahwa hal yang ia lakukan itu salah.

Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah balita berbohong, antara lain:

1. Kurangi kesempatan anak untuk berbohong. Bila Anda menemukan Si Kecil melakukan kesalahan, jangan provokasi kesalahannya karena hal itu malah bisa membuatnya takut untuk mengaku salah di masa depan. Alih-alih melakukan hal tersebut, Moms bisa deskripsikan masalahnya dan mengajak Si Kecil untuk mencari solusi bersama.

2. Junjung tinggi kejujuran. Ketika ia berani mengakui kesalahannya, berikan afirmasi positif seperti memuji kejujurannya atau mengapresiasinya.

3. Percaya pada Si Kecil. Semua orang, termasuk balita, cenderung menjadi pribadi yang jujur bila merasa dipercaya. Dukung Si Kecil untuk terus jujur dengan mengatakan bahwa Anda memercayainya untuk melakukan hal yang benar.

4. Jadi contoh nyata. White lie atau berbohong dengan alasan tertentu memang bisa membuat hidup terasa lebih mudah, tapi hal ini tentu bukan contoh yang baik buat anak Anda. Dengan berperilaku dan mengatakan hal secara jujur setiap saat, Anda bisa mencontohkan pada Si Kecil bahwa berbohong bukanlah hal yang perlu dilakukan.

Baca juga: Suka Berbohong pada Anak? Ini Dampaknya pada Masa Depannya

(M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)