Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Trik Pola Asuh Anak Tunggal agar Tidak Merasa Kesepian

Trik Pola Asuh Anak Tunggal agar Tidak Merasa Kesepian

Merawat anak bukanlah tugas yang mudah, termasuk mengasuh Si Kecil yang anak tunggal. Mungkin banyak orang menganggap memiliki anak tunggal dapat membuat proses parenting menjadi lebih sederhana. Padahal, anak yang kesepian menjadi salah satu hal yang sangat dikhawatirkan oleh orang tua dengan anak tunggal.

Tapi jangan khawatir, Moms. Untuk Anda yang berencana atau yang memiliki anak tunggal, M&B sudah merangkum beberapa trik untuk merawat anak tunggal.

1. Sering Melakukan Playdate

Walau anak tunggal seringkali memiliki teman imajinasi maupun mampu bermain sendiri, mendukungnya untuk bersosialisasi adalah hal penting. Sebuah studi di tahun 2004 yang dimuat di Journal of Marriage and Family menemukan bahwa anak tunggal cenderung memiliki kemampuan sosial yang buruk. Berbeda dengan anak yang memiliki saudara, anak tunggal tidak memiliki teman seumurannya untuk belajar bersosialisasi. Walaupun ia memiliki Anda dan Dads sebagai teman mengobrol, ia tetap butuh berinteraksi dengan teman sebayanya. Untuk mengatasinya, Moms bisa rencanakan agenda playdate sejak Si Kecil berusia 1 tahun.

2. Beri Contoh Sosialisasi

Sibling rivalry seringkali dianggap buruk, padahal pertengkaran antar saudara dapat membantu anak belajar untuk dapat bersosialisasi dengan baik. Sayangnya, hal ini tidak dialami oleh anak tunggal. Untuk itu, Moms bisa membantu perkembangannya dengan mencontohkan cara berbagi, berkompromi, dan berempati dengan orang lain pada Si Kecil.

3. Buat Suasana Fleksibel

Menurut Dr. Kevin Leman, penulis buku The Birth Order Book: Why You Are the Way You Are, anak tunggal dapat menjadi pribadi yang sangat logis dan berpikiran lurus sehingga dapat menjadi sangat serius maupun tidak 'menyenangkan'. Maka dari itu, Moms perlu menghindari gaya parenting yang kaku dan terlalu disiplin. Buat suasana rumah menjadi menyenangkan dan penuh tawa.

4. Contohkan Hubungan yang Sehat

Sebuah studi yang dilakukan oleh Ohio State University pada tahun 2013 menemukan bahwa anak tunggal memiliki risiko tinggi untuk mengalami perceraian di masa depan. Melansir Healthline, hal ini dapat ditarik sebabnya dari kemampuan sosialisasinya.

Anak tunggal tidak memiliki saudara, sehingga cenderung tak mampu belajar tentang kompromi seperti anak-anak lain yang memiliki saudara. Maka dari itu, Moms bisa cegah ini terjadi pada masa depannya dengan menunjukkan contoh tentang hubungan pernikahan yang sehat.

5. Dukung Individualisme

Menurut Susan Newman, penulis buku The Case for The Only Child, anak tunggal cenderung mencari validasi sosial dan selalu ingin agar dapat sama dengan lingkungannya. Ini membuat Si Kecil mengalami tekanan sosial. Untuk menghindari hal tersebut, Moms bisa dukung individualisme sedari dini pada Si Kecil. Ajarkan bahwa menjadi unik adalah nilai tambah bagi pribadi Si Kecil.

6. Tahan Diri untuk Tidak Ikut Campur

Memiliki anak tunggal artinya seluruh perhatian Moms dan Dads akan dicurahkan pada Si Kecil. Melindungi anak merupakan hal utama yang dilakukan semua orang tua, tapi anak tunggal perlu belajar manajemen konflik tanpa intervensi orang tua.

Intervensi yang tidak diperlukan dapat membuatnya menjadi pribadi yang manja dan sulit menjalin relasi dengan orang lain. Bantu Si Kecil menghadapi masalahnya tanpa perlu ikut campur dan memperbaikinya. Berikan saja Si Kecil arahan dan bantu ia memecahkan masalahnya.

7. Jalin Jaringan Relasi

Membangun relasi yang baik dengan keluarga besar maupun teman dekat perlu dilakukan. Tidak memiliki saudara sebagai teman karib pertamanya untuk bercerita, Si Kecil dapat lebih mudah frustrasi dan merasa 'kosong'. Moms dan Dads memang orang terdekat bagi Si Kecil, tapi relasi dekat di luar hubungannya dengan Anda tetap ia butuhkan.

Maka dari itu, Moms perlu mendorong Si Kecil menemukan 'pelabuhan' lain yang nyaman selain Anda dan Dads. Bangun relasi kuat dengan om, tante, sepupu, teman sekolah, atau tetangga yang menurut Anda dapat memiliki pengaruh positif untuk perkembangan Si Kecil. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)