Moms merasa kepala Si Kecil miring ke salah satu sisi saja? Sebaiknya segera periksakan ke dokter karena ini merupakan gejala dari torticollis. Kondisi ini memang sering terjadi pada anak, yaitu posisi kepala miring ke satu arah atau terpelintir, sementara dagunya mengarah ke sisi berlawanan.
Pada bayi yang mengalami congenital torticollis atau bawaan sejak lahir, hal ini disebabkan oleh sternocleidomastoid. Ini merupakan otot ketat yang menghubungkan tulang dada dan tulang selangka pada tengkorak. Otot ini mungkin saja mengalami kerusakan saat lahir atau kepala terpelintir ke satu arah saat masih di uterus.
Sedangkan acquired torticollis merupakan kondisi kepala miring ke salah satu sisi, yang terjadi setelah bayi dilahirkan. Pada beberapa kasus, dagu juga akan mengikut ke arah yang sama seperti kepala, berbeda dengan congenital torticollis. Untuk mengenal lebih jauh mengenai kondisi ini, berikut penjelasannya, Moms.
Gejala Torticollis pada Bayi
Kondisi ini umumnya baru terdiagnosis saat anak berusia dua bulan. Hingga sekarang, belum diketahui secara pasti penyebab memendek dan menegangnya otot di sekitar leher Si Kecil. Namun, para ahli percaya bahwa kondisi abnormal ini terjadi saat masih di dalam rahim, seperti posisi janin yang sungsang (kepala tidak berada di mulut rahim). Penyebab lainnya mungkin karena penggunaan forsep atau alat penyedot untuk membantu proses persalinan.
Bayi dengan kondisi ini akan tampak beraktivitas dengan normal, namun ia kesulitan saat melakukan gerakan yang melibatkan kepala. Gejala yang terlihat jika leher Si Kecil terpelintir di antaranya:
⢠Bayi cenderung memiringkan kepala pada satu sisi. Pada bayi baru lahir, tanda ini sangat sulit dideteksi.
⢠Saat menyusui, bayi hanya mau pada satu payudara saja.
⢠Si Kecil terlihat berusaha keras untuk memalingkan kepala sepenuhnya.
⢠Beberapa bayi akan memiliki benjolan kecil di area otot yang memendek dan menegang. Benjolan akan hilang ketika torticollis sudah membaik.
Bisakah Disembuhkan?
Torticollis sebenarnya dapat disembuhkan dengan perawatan secara medis yang dilakukan sedini mungkin. Setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti memberikan pijatan dan peregangan untuk mengubah posisi leher, melakukan terapi fisik atau bisa dengan tindakan operasi.
Selain dokter anak yang mengecek tumbuh kembang, peran dokter osteopati juga dibutuhkan untuk membantu menerapkan terapi manipulatif pada bayi. Orang tua harus mengikuti sesi terapi ini, supaya juga bisa melakukannya sendiri saat di rumah. Moms juga bisa membantu anak melatih area lehernya saat bermain dan tidak memaksanya terlalu keras.
Kemungkinan terjadinya perubahan akan mulai tampak saat Si Kecil memasuki usia 18 bulan. Namun, jika terapi fisik tidak juga membuahkan hasil, maka tindakan pembedahan akan dipertimbangkan. Ahli bedah ortopedi akan merekomendasikan operasi untuk memanjangkan otot dan menormalkan kondisi leher anak Anda. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- bayi
- torticollis
- leher bayi