Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Program PAUD 1.000 Anak Bangsa

Program PAUD 1.000 Anak Bangsa

Sebagian besar pembentukan kecerdasan kognitif terjadi pada usia balita. Di usia 1 hingga 5 tahun ini, kita dapat menerapkan banyak hal, termasuk nilai moral dan sosial. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahap pendidikan yang bisa mendukung penerapan tersebut. Selain itu, banyak aktivitas yang dapat memberi stimulasi untuk mendukung tumbuh-kembangnya.

 

"Dalam menyambut generasi emas Indonesia 30 tahun ke depan, kita perlu mempersiapkan generasi yang benar-benar berkualitas, bahkan sejak dini," ungkap Rektor UNJ, Prof. dr. Bedjo Sujanto, M.Pd.

 

Namun, melihat fenomena pendidikan PAUD yang masih konvensional dan terbatas, beberapa pihak seperti Sarihusada, Indomaret, Universitas Negeri Jakarta, dan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) bekerja sama dalam mengembangkan sebuah PAUD dengan prinsip holistik integratif berbasis komunitas di PAUD Permata Bunda, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Program 1.000 Anak Bangsa yang diresmikan hari ini (10/03), merupakan program yang ideal berbasis komunitas yang diharapkan menjadi PAUD percontohan dan melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat.

 

Program yang berbasis metode holistik integratif ini bertujuan melahirkan peserta didik yang memperoleh pembinaan melalui berbagai rangsangan pendidikan untuk membantu tumbuh-kembang Si Kecil sebagai persiapan dalam mewujudkan generasi Indonesia yang sesuai dengan harapan. Selain itu, program PAUD 1.000 Anak Bangsa ini juga diharapkan dapat melahirkan ribuan orangtua dan masyarakat yang memahami dan mengerti akan pentingnya pendidikan anak di usia dini.

 

Program PAUD percontohan yang memiliki 37 peserta didik ini setiap harinya menjalani berbagai aktivitas, seperti penyegaran dan stimulasi otak melalui permainan, pengajaran inti akademis di dalam kelas, dan permainan outdoor. Selain itu, Si Kecil juga belajar seni dan berkebun. Mereka juga diajari pentingnya kandungan gizi berbagai sayur yang mereka tanam.  

 

“Sejak adanya metode holistik ini, konsep-konsep pendidikan untuk anak usia dini di PAUD kami bisa berjalan dengan optimal, yang tadinya hanya bersifat konvesional, namun saat ini, sudah menjadi sentra. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan anak-anak. Jadi, stimulasi untuk mereka pun bertambah. Diharapkan, program ini bisa terwujud di banyak PAUD lainnya,” ungkap Dr. Lilis Suryani, Kepala PAUD Permata Bunda, Jakarta. (Aulia/DMO/Dok. M&B)