Bagi para Moms, rasanya bukan sesuatu yang asing mendapati susahnya membujuk anak agar mau makan dengan mudah. Ya, menghadapi Si Kecil yang susah makan atau pilih-pilih makanan merupakan masalah yang sering dihadapi oleh sebagian besar orang tua.
Kalaupun Si Kecil mau makan, seringkali ia cuma mau makan makanan yang hanya ia sukai dan pilihannya itu jauh dari kata sehat. Padahal di usianya, asupan nutrisi penting untuk tumbuh kembangnya.
Kebiasaan makan balita yang kurang baik dan suka pilih-pilih tersebut bisa memberikan dampak pada kesehatannya. Menurut Melanie Potock, pediatric feeding specialist dan penulis buku Raising a Healthy Happy Eater, seperti dikutip dari Romper, 1 dari 4 anak mengalami gangguan makan dan butuh terapi makan.
Terapi makan adalah cara untuk mengatasi gangguan makan anak. Terapi ini tidak semata melatih anak untuk lebih suka makan, tapi juga melibatkan orang tua untuk mengerti pola makan anaknya. Terapis akan membuat kemampuan makan anak membaik dan memastikan waktu makan jadi saat menyenangkan buat Si Kecil.
Menurut Potock, kebiasaan makan anak pilih-pilih makanan atau picky eater tersebut bisa jadi menunjukkan Si Kecil punya masalah gangguan makan (pediatric feeding disorder/PFD), apalagi jika ia mengalami tanda-tanda berikut ini:
1. Anak selalu marah pada waktu makan
Waktu makan selalu menjadi saat yang membuat anak merasa tidak nyaman, apalagi jika Moms mencoba memaksanya untuk makan. Begitu juga saat Si Kecil menolak duduk di kursi makan; selalu melempar dan membuang makanan, piring, atau peralatan makan lainnya; dan marah saat dihadapkan dengan makanan baru, ini bisa menjadi tanda jika ia mencoba menunjukkan bahwa waktu makan bukanlah sesuatu yang menyenangkan buatnya.
2. Pertumbuhannya tidak sesuai dengan usianya
Jika Moms sudah melakukan berbagai cara agar Si Kecil mau makan, namun ia tidak memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya, maka ada masalah pada asupan makanan Si Kecil.Â
"Jika semua saudara kandung dan anggota keluarga lainnya mengikuti pola pertumbuhan yang sesuai sedangkan anak Anda tidak menunjukkan pertumbuhan yang sesuai, mungkin ada masalah pada asupan makanannya," kata Potock. Untuk memperhatikan apakah pertumbuhan balita Anda sudah sesuai dengan usianya, Moms bisa berpatokan pada growth chart.
3. Anak menolak apa pun, kecuali makanan favoritnya
Wajar jika balita memiliki kegemaran akan jenis makanan tertentu. Namun jika Si Kecil hanya mau makan makanan yang ia sukai dan tidak mau makan makanan lainnya, maka Anda perlu waspada, Moms.Â
"Anak yang bermasalah dengan makanan umumnya akan membatasi diri hanya pada makanan yang ia sukai untuk dikonsumsi, baik dari jenis, tekstur, maupun rasanya, dan menolak semua makanan lain, serta tidak berusaha untuk menambah jenis makanan kegemarannya," ujar Adriane Ransom, seorang terapis okupasi anak.
4. Anak sering memuntahkan makanan
Gagging adalah istilah untuk refleks anak saat ia memuntahkan kembali makanan di dalam mulutnya, biasanya karena makanan terlalu padat, terlalu banyak, atau terlalu besar ukurannya. Gagging merupakan refleks normal bayi yang baru belajar mengenal makanan padat. Namun ini juga bisa terjadi pada balita yang melahap makanan yang baru pertama dikenalnya.
"Saat beralih ke makanan padat, anak dengan gangguan makan sering memuntahkan makanannya," kata Ransom. Jika Si Kecil sering mengalami ini, maka Moms perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi hal tersebut.
5. Anak lebih suka minum susu
Susu memang sumber energi yang baik untuk membantu tumbuh kembang anak. Namun jika Si Kecil lebih suka mengonsumsi susu lewat botol, maka orang tua patut waspada. "Anak yang mengalami pediatric feeding disorder (PFD) mungkin tidak bisa minum menggunakan gelas atau cangkir tanpa tumpah. Bisa jadi juga ia akan sering tersedak atau muntah saat mencoba minum dengan gelas atau cangkir," ujar Ransom. (M&B/SW/Dok. Freepik)