Perilaku orangtua terhadap anaknya memang dapat memengaruhi bagaimana tingkah Si Kecil dalam lingkungan sosialnya. Pola asuh bahkan dapat menentukan karakter anak saat dewasa nanti. Namun, sebagian besar orangtua sering kali tidak sadari bahwa kekerasan psikis yang dilakukan pada Si Kecil, seperti membentak, menyindir, atau membandingkannya dengan anak lain memiliki sejumlah dampak buruk, termasuk mengganggu perkembangan jiwanya.
Hal tersebut mungkin juga dialami oleh 2 remaja yang terlibat dalam pembunuhan Ade Sara Suroto yang sempat ramai dibicarakan beberapa hari lalu. Dalam kasus ini, korban dibunuh oleh Ahmad Imam Al Hafitd, 19, yang juga mantan pacar korban. Hafitd melakukan pembunuhan terhadap Ade dengan menganiaya dan menggunakan alat kejut listrik yang dibantu oleh pacar barunya, Assyifa Ramadhani, 19. Perilaku keji yang dilakukan 2 remaja ini bisa dipengaruhi oleh pola asuh atau perlakuan yang kurang tepat dari orangtua yang mereka terima sejak kecil.
Menurut Dra. Mayke Tedjasaputra, M.Psi, psikolog anak dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, anak yang memiliki pengalaman buruk dengan perlakuan kasar secara psikis dari orangtuanya, berpotensi melakukan hal yang sama dalam lingkungannya kelak. Tanpa sadar, mereka meniru sisi brutal dari orangtuanya, dan ini juga bisa membentuk karakter Sang Anak.
Selain stres dan depresi, kekerasan psikis yang dialami juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. “Perkembangan kepribadian psikis anak akan terganggu. Mereka juga akan menjadi sangat agresif dan mudah marah kepada orang-orang di sekitarnya, karena yang dialaminya adalah sesuatu yang negatif,” ungkap Mayke.
Untuk itu, perilaku kasar dan amarah orangtua tentu perlu dikurangi. Sebagai orangtua, Anda juga harus bisa membedakan antara tindakan tegas dan kasar. Tegas itu berorientasi pada kebaikan, sementara tindakan kasar lebih mengarah pada hal-hal yang mengancam. (Aulia/DMO/Dok. Freedigitalphotos)