Tidak semua ibu dapat melahirkan seorang bayi dengan cara normal. Ada kalanya kondisi medis tertentu membuat Moms harus melalui operasi caesar untuk melahirkan sang buah hati ke dunia.
Operasi caesar adalah proses melahirkan bayi yang dilakukan dengan cara menyayat bagian perut hingga rahim ibu. Sayatan atau irisan pada perut itulah yang akan menjadi jalan keluar bayi dari dalam rahim.
Baca juga: 8 Hal yang Perlu Anda Siapkan agar Persalinan Caesar Lancar
Umumnya, dokter melakukan sayatan memanjang dengan arah horizontal tepat di atas tulang kemaluan. Namun, ada pula operasi caesar yang dilakukan dengan menyayat perut ibu secara vertikal. Lantas apa bedanya?
Irisan horizontal
Dikenal dengan istilah bikini cut, sayatan horizontol dilakukan di bagian rahim paling rendah yang lebih tipis guna meminimalisasi terjadinya perdarahan. Saat ini, metode irisan horizontal lebih sering digunakan. Moms yang melahirkan melalui operasi caesar dengan jenis irisan secara horizontal akan memiliki peluang lebih besar untuk bisa melahirkan secara normal pada proses persalinan berikutnya.
Nilai plus dari irisan horizontal:
- Bekas luka tidak terlalu terlihat
- Lebih memungkinkan untuk melakukan persalinan normal pada kehamilan berikutnya.
Nilai minus dari irisan horizontal:
- Lebih sulit untuk sembuh karena tertutup lemak perut
- Moms mungkin akan kesulitan untuk mengenakan korset karena bagian bawahnya akan menekan bekas luka operasi sehingga terasa nyeri.
Irisan vertikal
Pada masa lalu, operasi caesar lebih sering menggunakan metode irisan vertikal. Dokter akan melakukan irisan secara melintang pada abdomen dan uterus. Sayatannya ada di bagian tengah perut, dan biasanya dimulai dari bawah pusar hingga garis rambut kemaluan.
Operasi caesar dengan metode irisan vertikal biasanya hanya dilakukan pada kasus tertentu atau keadaan darurat, seperti:
1. Sudah ada bekas luka dari operasi sebelumnya.
2. Posisi bayi sangat rendah di dalam rahim atau dalam posisi lain yang tidak biasa.
3. Dalam keadaan darurat seperti gawat janin.
4. Terjadi perdarahan hebat karena plasenta previa yang mengharuskan bayi segera dikeluarkan.
5. Ukuran bayi terlalu besar, dan panggul ibu terlalu kecil.
6. Bayi mengalami kelainan, misalnya spina bifida.
Berbeda dengan irisan horizontal, Moms yang melahirkan melalui operasi caesar dengan irisan vertikal sulit untuk bisa melahirkan secara normal lagi. Menurut situs BabyCenter, irisan secara vertikal akan meningkatkan risiko rahim Anda akan sobek apabila tetap melakukan persalinan per vaginam pada kelahiran berikutnya. Meski begitu, irisan secara vertikal juga memiliki beberapa kelebihan.
Nilai plus dari irisan vertikal:
- Moms yang pernah melakukan operasi untuk mengatasi penyakit tertentu, cenderung tidak akan memiliki masalah karena irisan ini dilakukan tegak lurus dan tidak mengganggu bagian lain
- Sayatan vertikal dianggap sebagai metode paling tepat bagi ibu yang mengalami pendarahan hebat dan bayi harus segera dikeluarkan.
Nilai minus dari irisan vertikal adalah:
- Bekas luka akan terasa lebih sakit, terutama saat duduk atau posisi badan menekuk
- Sulit untuk melakukan proses persalinan per vaginam setelah operasi caesar dengan sayatan vertikal.
Baca juga: Kapan Boleh KB Setelah Operasi Caesar? Sesuaikan dengan Jenis KB-nya, Moms!
(M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)