Type Keyword(s) to Search
TODDLER

5 Kesalahan Orang Tua yang Bikin Anak Jadi Terlambat Bicara

5 Kesalahan Orang Tua yang Bikin Anak Jadi Terlambat Bicara

Salah satu tahapan tumbuh kembang anak yang kerap menjadi perhatian penting bagi orang tua adalah keterampilan atau perkembangan bicara Si Kecil. Ya, tak sedikit Moms yang khawatir, apakah buah hatinya mengalami keterlambatan atau gangguan bicara.

Keterlambatan bicara pada anak bisa disebabkan berbagai hal. Menurut psikolog Chitra Annisya, M.Psi, beberapa penyebab keterlambatan bicara di antaranya adalah faktor bawaan, adanya kelainan struktur organ bicara seperti mulut, lidah, pita suara, belum matangnya organ bicara, kurangnya stimulasi, dan gangguan kecerdasan.

"Namun, selain itu, keterlambatan bicara pada anak juga bisa disebabkan oleh orang tua yang melakukan kesalahan dalam mengasuhnya," ungkap Chitra. Adapun beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua yang membuat anak terlambat berbicara adalah sebagai berikut.

1. Jarang mengajak anak berbicara

Berbicara merupakan sebuah keterampilan yang perlu sering dilatih dan dipraktikkan. Untuk membuat Si Kecil lancar berbicara, Moms dan Dads perlu sering mengajaknya berbicara, bahkan sejak ia masih bayi. Kata-kata yang didengarnya akan tertanam di memori dan menjadi bekal dasar dalam perkembangan bicara dan bahasanya.

Baca juga: 8 Tips untuk Membuat Bayi Anda Cepat Berbicara

Ajak anak berbicara sesering mungkin mengenai apa pun dan kapan pun. Hal ini bisa membantu menambah kosakata Si Kecil. Sebaliknya, jika Anda jarang berbicara dengan anak, hal ini akan membuatnya hanya memiliki sedikit kosakata yang tentu saja akan berdampak pada kelancarannya dalam berbicara.

2. Berbicara dengan bahasa bayi atau gaya cadel pada anak

Anda sering menggunakan bahasa bayi atau sengaja berbicara dengan gaya cadel ketika berkomunikasi dengan Si Kecil? Jika ya, segera hentikan kebiasaan tersebut ya, Moms. Saat belajar bicara, penting bagi Si Kecil untuk mendengarkan orang-orang di sekitarnya berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan begitu, ia pun akan terbiasa mengucapkan setiap kata yang dipelajarinya dengan jelas dan tepat.

Jika gaya bicara anak masih cadel, Anda sebaiknya mengajarkan Si Kecil cara berbicara yang benar, bukan mengikuti gaya bicaranya tersebut. Mengoreksi kesalahan ucapan anak perlu untuk perkembangan keterampilan bicaranya.

3. Jarang membacakan anak buku cerita

Seringlah membacakan anak buku cerita sejak Si Kecil masih bayi. Studi menunjukkan bahwa anak yang sering dibacakan cerita sejak bayi akan memiliki kosakata lebih banyak dibandingkan anak yang jarang dibacakan cerita.

Bukan hanya Moms yang perlu melakukan ini, tapi juga Dads. Menurut studi dari Harvard University, anak akan mendapatkan keuntungan lebih jika dibacakan cerita oleh ayahnya dibandingkan ibunya. Keuntungannya, perkembangan bahasa anak akan lebih baik, terutama bagi anak perempuan. Menurut peneliti, ini karena saat ibu yang membacakan cerita, ia akan menggambarkan lebih nyata, sementara ayah akan mengajak anak untuk berimajinasi.

4. Mengenalkan gadget sejak usia bayi

Gadget memang menjadi salah satu cara agar Si Kecil bisa duduk tenang tanpa rewel saat Anda sedang sibuk dengan pekerjaan Anda dan tidak ingin diganggu Si Kecil. Namun, penggunaan gadget pada anak bisa menghambat kemampuan bicaranya.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Catherine Birken, senior investigator dan profesor dokter anak di University of Toronto, menemukan fakta bahwa terlalu sering bermain gadget (baik itu smartphone, tablet, atau tv) bisa membuat anak usia 6 bulan hingga 2 tahun mengalami keterlambatan bicara. Hal ini karena komunikasi dengan gadget hanya berlangsung 1 arah.

5. Mencampuradukkan penggunaan 2 bahasa pada anak

Saat ini, makin banyak orang tua yang ingin anaknya bisa menguasai bahasa asing sejak dini. Alhasil, Si Kecil pun sudah diperkenalkan dengan lebih dari satu bahasa sejak bayi. Faktanya, sejumlah kasus menunjukkan bahwa pengenalan bahasa asing sejak bayi bisa menghambat keterampilan berbicaranya.

Apalagi jika Moms mencampuradukkan 2 bahasa dalam percakapan sehari-hari dengan anak, misalnya "Adik happy main di playground? Sekarang, let's go home! Jangan lupa bawa airplane-nya, ya." Ini bisa membuatnya bingung dalam menyerap kata-kata. Hasilnya? Anak pun akan mengalami keterlambatan bicara.

Sebaiknya, ajarkan Si Kecil bahasa ibu terlebih dulu. Jika perkembangan bahasanya sudah matang dan ia sudah fasih berbicara dalam bahasa sosial atau bahasa sehari-hari, itu artinya Si Kecil sudah bisa memahami dengan baik bahasa ibu. Barulah Anda bisa mengenalkannya pada bahasa asing setelah itu. (M&B/SW/Foto: Freepik)