Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Waspada, Moms! Ini 5 Penyebab Diare pada Anak

Waspada, Moms! Ini 5 Penyebab Diare pada Anak

Diare merupakan salah satu penyakit pencernaan yang paling sering menyerang bayi dan balita. Wajar, karena pencernaan Si Kecil memang belum berfungsi dengan sempurna sehingga rentan mengalami gangguan dari berbagai jenis makanan dan minuman yang terkontaminasi mikroorganisme berbahaya.

Diare sebenarnya merupakan bentuk penolakan tubuh terhadap kuman. Diare jadi pertanda adanya sesuatu yang membahayakan dalam saluran pencernaan anak, sehingga usus akan berusaha mengeluarkan kuman tersebut.

Diare akan cepat sembuh jika diatasi dengan penanganan yang tepat. Namun, jangan pernah menganggap remeh penyakit yang satu ini, Moms. Diare masih menjadi salah satu penyebab kematian balita tertinggi di Indonesia. Ya, kelompok usia yang terbanyak mengalami diare berasal dari kalangan balita.

Anak yang mengalami diare tekstur fesesnya lebih encer (mencret) dan frekuensi BAB-nya juga lebih sering sehingga tubuhnya kekurangan cairan dan ia jadi lemas dan rewel. Gejala lainnya adalah demam, dehidrasi, mual, dan muntah. 

Agar bisa menghindari anak dari ancaman diare, Moms perlu mengetahui penyebab diare yang bisa menyerang Si Kecil. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan anak mengalami diare.

1. Infeksi Virus, Bakteri, dan Parasit

Dilansir dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), diare pada anak paling sering disebabkan oleh infeksi virus, terutama dari rotavirus. Data WHO menyebutkan ada sekitar 20 persen diare pada anak usia 6-24 bulan disebabkan oleh rotavirus. Infeksi bakteri seperti Vibrio cholera, Salmonella, maupun Escherichia coli, dan golongan parasit juga menyebabkan kasus diare pada anak.

Kondisi yang menjadi pemicu utama diare pada anak akibat infeksi ini adalah kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk. Kuman bisa masuk ke dalam pencernaan melalui tangan anak yang tidak terjaga kebersihannya, saat ia memegang makanan atau memasukkan tangan ke dalam mulutnya.

2. Alergi Makanan

Alergi makanan yang dialami Si Kecil bisa menyebabkan berbagai reaksi, salah satunya adalah diare. Namun, sifatnya singkat atau hanya terjadi beberapa jam sampai makanan yang dikonsumsi dikeluarkan oleh tubuh.

Ada banyak jenis makanan yang berisiko menyebabkan anak alergi, namun makanan yang paling sering membuat Si Kecil mengalami alergi antara lain adalah susu, telur, kacang-kacangan, serta ikan dan makanan laut lainnya.

3. Keracunan Makanan

Beberapa kasus diare pada anak juga dapat disebabkan oleh keracunan makanan. Kemungkinan ini bisa lebih besar jika gejala mencret disertai dengan muntah-muntah beberapa jam setelah makan. Diare yang diakibatkan keracunan makanan biasanya akan mereda sendiri dalam waktu kurang dari 24 jam.

Selain itu, makanan atau minuman yang terlalu pedas, masam, atau asin pun bisa menjadi penyebab diare lho, Moms. Meskipun Si Kecil menyukai rasa pedas, masam, atau asin, perutnya belum tentu bisa menerima dalam jumlah yang berlebihan.

4. Konsumsi Obat-obatan Tertentu

Jika anak mengalami diare selama pemakaian antiobiotik, bisa jadi hal ini berhubungan dengan pengobatan yang sedang dijalaninya. Biasanya obat-obatan yang berpengaruh adalah antibiotik. Ini dikarenakan efek samping antibiotik dan obat pencahar dapat menyebabkan diare pada anak.

Mengutip Mayo Clinic, sebuah penelitian menyatakan bahwa sembarangan meminum antibiotik dapat menyebabkan anak mengalami diare dengan ikut membunuh koloni bakteri baik di usus. Namun jika anak mengalami diare karena antibiotik, sebaiknya hubungi dokter ya, Moms, dan jangan langsung menghentikan atau mengurangi dosis obat tersebut tanpa konsultasi dengan dokter.

5. Kondisi Kesehatan Tertentu

Diare pada anak juga dapat disebabkan oleh penyakit tertentu yang diderita sang anak. Beberapa gangguan pencernaan seperti IBS atau irritable bowel syndrome, penyakit Crohn, dan penyakit Celiac juga dapat menjadi penyebab anak mengalami diare.

Cara Mengatasi

Balita yang diare biasanya buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan fesesnya berair. Moms bisa lakukan perawatan ini di rumah untuk mengatasi diare anak.

Beri Minum dan Makan

Minuman seperti jus buah segar, air kelapa, atau air putih dapat menggantikan cairan yang sudah terbuang saat anak BAB. Jika anak muntah, sebaiknya tunggu hingga 10 menit, kemudian mulai lagi memberinya minum secara perlahan dan sedikit demi sedikit.

Makanan tetap perlu diberikan pada anak yang sedang diare. Meskipun ia menolak, usahakan agar Si Kecil mau makan sedikit namun sering. Makanan yang masuk bertujuan untuk memberikan energi yang surut ketika anak diare serta membantu anak tidak kehilangan berat badan berlebihan. Berikan Si Kecil makanan yang lunak, seperti bubur nasi, bubur kacang hijau, ikan atau daging yang dimasak hingga lembut.

Larutan Oralit

Oralit merupakan kombinasi antara garam dengan air putih. Fungsinya membantu tubuh menggantikan cairan yang hilang akibat diare. Moms juga bisa berikan larutan gula dan garam. Buat dengan cara melarutkan air putih dengan enam sendok teh gula yang dicampur dengan setengah sendok teh garam.

Segera ke Rumah Sakit Jika:

• Diare berlangsung lebih dari 2 hari.

• Beberapa kali mengeluarkan tinja cair dalam 1 jam.

• Tinja yang keluar berwarna kemerahan, yang artinya bercampur dengan darah.

• Sering muntah-muntah.

• Tubuh anak demam hingga lebih dari 39 derajat Celsius.

• Anak haus tapi menolak ketika diminta minum cairan atau air.

• Tubuh sangat lemas, bahkan sampai tidak memiliki tenaga. (M&B/SW/Dok. Freepik)