Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Mengenal Splash Pregnancy, Bisa Hamil Tanpa Ada Penetrasi

Mengenal Splash Pregnancy, Bisa Hamil Tanpa Ada Penetrasi

Kehamilan merupakan momen yang paling dinanti-nantikan oleh sebagian besar pasangan yang sudah menikah. Umumnya, kehamilan terjadi setelah adanya hubungan seks antara pasangan suami istri, di mana penis melakukan penetrasi terhadap vagina.

Namun, ada juga sejumlah kasus saat pasangan mengalami kesulitan berhubungan intim karena penetrasi penis ke dalam vagina sulit dilakukan. Saat berhubungan seks dan terjadi penetrasi, sang istri merasakan sakit dan nyeri pada vaginanya.

Dalam dunia medis, hal ini dikenal dengan istilah vaginismus, yakni kondisi pengencangan otot-otot di sekitar vagina yang terjadi tanpa disadari saat ada upaya untuk memasukkan atau memenetrasikan sesuatu ke dalam vagina. Kontraksi otot-otot ini terjadi di luar kendali penderita. Jika sesi bercinta dilanjutkan, wanita akan bisa merasakan sakit dan nyeri.

Kondisi yang dialami ini mungkin saja akan berpengaruh pada semakin kecilnya peluang suatu pasangan untuk memperoleh anak. Namun, yang perlu Anda ketahui, kehamilan sebenarnya juga bisa terjadi meskipun tanpa adanya penetrasi. Inilah yang disebut dengan splash pregnancy.

Apa itu splash pregnancy?

Splash pregnancy adalah kehamilan yang terjadi akibat pembuahan di luar vagina atau tanpa adanya penetrasi. Sekilas, hal tersebut bisa dikatakan mustahil terjadi. Ya, idealnya, sperma harus berada sedekat mungkin dengan serviks agar bisa dengan mudah menemukan jalannya untuk bertemu dengan sel telur dan menghasilkan pembuahan.

Meskipun demikian, dilansir dari Verywell Family, selama sperma bisa mencapai vulva atau lubang vagina, kesempatan untuk hamil tetap ada. Syaratnya, sperma harus berada sangat dekat dengan vulva atau lubang vagina yang terbuka sehingga bisa berenang dan bertemu dengan sel telur di rahim. Dan jika ejakulasi terjadi sedikit masuk ke vagina, peluang untuk hamil pun makin besar. Splash pregnancy juga bisa terjadi jika cairan sperma yang menempel pada jari-jari tangan atau mainan seks dimasukkan ke dalam vagina.

Meningkatkan kemungkinan hamil dengan splash pregnancy

Splash pregnancy bisa menjadi salah satu solusi alternatif untuk wanita yang mengalami masalah vaginismus, tapi ingin tetap hamil dan punya keturunan. Walaupun begitu, yang perlu diingat, peluang untuk hamil dengan cara ini tetap jauh lebih rendah dibandingkan hubungan seks dengan penetrasi.

Karena itu, untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan pada splash pregnancy, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:

1. Lakukan hubungan intim dekat dengan masa ovulasi atau masa subur istri.

2. Usahakan posisi sang istri tetap berbaring telentang selama beberapa waktu setelah ejakulasi.

3. Gunakan pelumas yang ramah kesuburan dan tidak memiliki efek samping pada kesuburan Anda.

Baca juga: Moms, Ini Ciri-ciri Ovulasi Berhasil Dibuahi!

Tidak bisa hamil begitu saja karena sperma

Splash pregnancy memang bisa membantu pasangan untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa wanita tidak akan begitu saja bisa hamil dengan mudah hanya karena sebuah sperma.

Misalnya, seorang wanita tidak akan hamil karena adanya sperma yang menempel di dudukan toilet atau saat ia berenang di kolam renang umum. Pasalnya, sel sperma juga memiliki masa hidup sendiri saat berada di luar habitatnya. Sperma hanya mampu bertahan di luar tubuh selama 20 hingga 60 menit. Selain itu, sel sperma juga tidak bisa hidup di air kolam renang yang mengandung klorin.

Jadi, jangan mudah percaya dengan isu yang mengatakan bahwa wanita bisa hamil karena berenang di kolam renang umum atau memakai fasilitas umum. Dan perlu diingat bahwa sperma harus berada sedekat mungkin dengan lubang vagina yang terbuka untuk memungkinkan terjadinya pembuahan. (M&B/SW/Foto: Freepik)