Mari akui bersama, mengurus dan merawat anak bukanlah hal yang mudah. Walau lingkungan mendukung, pasangan suportif, serta Si Kecil tumbuh sehat dan bahagia, membesarkan anak tetaplah tugas yang penuh tantangan. Maka bukan kejutan jika para peneliti menemukan sebuah sindrom yang disebut sebagai parental burnout.
Menurut Neil D. Brown LCSW, penulis buku Ending the Parent-Teen Control Battle, parental burnout adalah kondisi di mana fisik, mental, dan emosi orang tua mengalami kelelahan. Sayangnya, banyak orang tua yang mengalami parental burnout malu dan merasa bersalah akan kondisinya, sehingga menghambat proses penyembuhan. Padahal kondisi ini dapat membahayakan hidup anak dan orang tua sendiri, lho!
Tapi tenang Moms, karena ada beberapa tanda yang bisa membantu Anda mendeteksi parental burnout. Berikut tanda-tandanya yang perlu Anda perhatikan, Moms.
1. Merasa Sudah Melewati Batas
Stres dan kelelahan terasa sangat berat. Saking stresnya, Moms bisa saja mengalami gangguan kesehatan yang muncul tanpa sebab, seperti sakit perut atau pusing dan mual. Gejala ini dapat berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Bryce Reddy LMHC, seorang konselor kesehatan mental, menyatakan jika Anda merasa membutuhkan bantuan, maka ini adalah tanda bahwa Anda sudah melewati batas Anda.
2. Merasa Tidak Terkoneksi dengan Anak
Para peneliti dari Psychological Sciences Research Institute di Belgia menemukan bahwa salah satu tanda parental burnout adalah relasi dengan anak yang memburuk. Yang awalnya kehadiran Si Kecil dirasakan sebagai anugerah, kini berubah menjadi sebuah beban buat Anda.
3. Mulai Mengabaikan Kebutuhan Anak
The Association of Psychological Science melaporkan bahwa parental burnout akan berujung pada sikap abai. Jika Anda menemukan bahwa Anda mulai mengabaikan berbagai macam kebutuhan Si Kecil akibat kelelahan secara rutin, maka hal ini bisa menjadi tanda Moms menderita parental burnout.
4. Mengalami Dorongan Perilaku Kekerasan
Dorongan perilaku kekerasan dapat menjadi gejala gangguan suasana hati, tapi juga bisa menandakan parental burnout. Untuk itu, coba jujurlah pada diri sendiri, apakah Anda mulai mengalami dorongan untuk memukul Si Kecil atau melukai orang lain? Bila ya, sebaiknya Moms segera konsultasikan hal ini dengan ahli.
5. Selalu Bertengkar dengan Pasangan
Parental burnout tak hanya memengaruhi salah satu orang tua, tapi juga bisa keduanya. Menurut sebuah studi yang dimuat di Journal Sentinel, seiring dengan makin banyaknya hal yang tidak bisa diatur di rumah, masing-masing pasangan dapat menjadi lebih mudah merasa terganggu atau bahkan tidak terkoneksi satu sama lain. Akibatnya, baik Dads dan Moms jadi sering berdebat atau bertengkar.
6. Mulai Mengabaikan Kebutuhan Diri Sendiri
Salah satu tanda utama lainnya adalah ketika Moms sudah berada pada momen di mana Anda tak bisa lagi memenuhi kebutuhan diri sendiri. Stres dan rasa lelah secara fisik, mental, dan emosi bisa memicu depresi. Mengabaikan kebutuhan diri adalah salah satu tanda depresi.
7. Memikirkan untuk Melukai Diri atau Bunuh Diri
Tanda terakhir yang tak boleh terlewatkan adalah Moms mulai memikirkan untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri. Menurut para peneliti dari Institute of Health and Society, ide bunuh diri bukanlah pikiran yang tidak wajar bagi ibu yang kelelahan. Jadi jika mulai memikirkan hal ini, Moms perlu segera cari bantuan.
Jika Moms mengalami beberapa hal di atas, segera konsultasikan diri dengan ahli atau cerita dengan orang yang bisa Anda percaya, ya. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)