Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Waspada Pneumonia, Salah Satu Musuh Terbesar Balita

Waspada Pneumonia, Salah Satu Musuh Terbesar Balita

Pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang bisa menyebabkan gangguan serius. Penderitanya bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak. Penyebab pneumonia bisa beraneka ragam, mulai dari bakteri, jamur, serta sejumlah virus.

Jika tidak segera ditangani, pneumonia bisa berakibat fatal, khususnya terhadap anak di bawah usia lima tahun. Bahkan pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar kedua balita di Indonesia. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) pneumonia masih menjadi penyakit infeksi yang paling mematikan untuk anak berusia kurang dari 5 tahun.

Fakta pneumonia

Berikut adalah fakta lain tentang pneumonia yang dimuat dalam situs UNICEF baru-baru ini:

1. Pneumonia membunuh lebih banyak anak-anak dibandingkan penyakit infeksi lainnya. Secara global, lebih dari 800 ribu anak di bawah usia lima tahun meninggal karena pneumonia setiap tahunnya. Di Indonesia, lebih dari 19 ribu anak di bawah lima tahun meninggal karena pneumonia sepanjang 2018. Artinya, lebih dari dua anak meninggal setiap jamnya.

2. Pneumonia bisa menular dan menyebar dalam beberapa cara, yaitu udara (melalui batuk dan bersin), melalui darah khususnya selama dan setelah proses persalinan, dan melalui permukaan benda yang telah terkontaminasi.

3. Sekitar 50 persen anak-anak yang meninggal karena pneumonia berhubungan dengan adanya polusi udara. Polusi udara di luar rumah meningkatkan risiko anak-anak untuk terkena pneumonia karena bisa melemahkan sistem pertahanan tubuh. Namun sebesar 62 persen kematian anak akibat pneumonia yang berhubungan dengan polusi udara justru disebabkan oleh polusi di dalam rumah, seperti bahan bakar yang tidak bersih untuk memasak atau memanaskan ruangan hingga asap rokok.

4. Mencuci tangan dengan benar bisa mengurangi risiko terkena pneumonia hingga 50 persen. Selain itu, anak juga perlu mendapatkan nutrisi yang cukup agar memiliki daya tahan tubuh yang baik.

5. Menyusui bisa membantu mencegah terjadinya pneumonia pada anak karena ASI membuat daya tahan tubuh Si Kecil menjadi lebih kuat.

6. Vaksin bisa mencegah terjadinya kematian akibat pneumonia, khususnya vaksin DPT dan Hib.

Gejala pneumonia

Balita yang terkena pneumonia biasanya menunjukkan gejala sulit bernapas atau bernapas pendek-pendek. Selain itu, pneumonia pada anak juga bisa diikuti gejala sebagai berikut:

* Batuk berdahak atau kering

* Hidung tersumbat

* Muntah

* Demam

* Mengi atau napas berbunyi

* Kesulitan untuk bernapas, dada dan perut menggembung

* Terasa nyeri di bagian dada

* Merasa sakit pada bagian perut

* Tidak nafsu makan

* Menangis lebih sering daripada biasanya

* Sulit beristirahat

* Pucat dan lesu

* Pada kasus yang parah, bibir dan kuku jari bisa berubah warna menjadi kebiruan atau abu-abu.

Jika Moms, melihat tanda-tanda tersebut pada Si Kecil, sangat disarankan untuk segera membawanya berkonsultasi kepada dokter. Biasanya, dokter yang mencurigai adanya penyakit pneumonia pada anak juga akan meminta dilakukan pemeriksaan darah serta rontgen.

Penanganan pneumonia

Pengobatan pneumonia dilakukan berdasarkan penyebabnya. Jika disebabkan bakteri, maka dokter akan memberikan antibiotik kepada Si Kecil. Jika disebabkan virus, artinya antibiotik tidak diperlukan. Pneumonia akibat infeksi virus biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu sekitar 4 minggu.

Pada kasus pneumonia yang berat yang ditandai dengan anak terlihat sangat lemas, tidak mau makan dan minum, serta terdapat gagal napas, kejang, atau tanda-tanda dehidrasi, artinya dibutuhkan perawatan di rumah sakit. Meski terkesan ringan, pneumonia tidak bisa dianggap sepele dan bisa mengancam nyawa.

Agar Si Kecil terhindar dari penyakit pneumonia, selalu lindungi anak dengan menyediakan lingkungan rumah yang sehat dan gizi yang cukup agar ia terhindar dari ancaman pneumonia. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)