Type Keyword(s) to Search
BABY

Mitos Seputar Perawatan Bayi yang Salah dan Bahkan Berbahaya

Mitos Seputar Perawatan Bayi yang Salah dan Bahkan Berbahaya

Saat pertama kali memiliki bayi, Moms tentu akan mendengar banyak nasihat dari orang tua Anda maupun kerabat keluarga berupa anjuran dan pantangan seputar cara merawat Si Kecil. Bayi tidak boleh begini, bayi harus begitu, ada banyak nasihat buat Si Kecil.

Semua anjuran dan pantangan tersebut harus Anda dengarkan, karena Anda juga belum tahu terlalu banyak soal merawat bayi. Namun, tidak jarang ada beberapa anjuran dan pantangan yang bikin Moms mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya, "Memang benar seperti itu, ya?"

Sebagian besar dari anjuran dan pantangan yang Anda dengar tersebut memang berasal dari tradisi dan kebiasaan orang tua zaman dulu, namun banyak yang masih dipercaya oleh masyarakat kita hingga hari ini. Padahal, mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, bahkan sebagian malah bisa membahayakan kondisi bayi. Karena itu, yuk kita kenali mitos perawatan bayi dan fakta sebenarnya berikut ini!

1. Bayi harus dipakaikan gurita untuk mencegah perut buncit.

Fakta: Ketika dilahirkan, semua bayi memiliki perut yang ukurannya lebih besar daripada dada. Seiring pertambahan usia, perut bayi akan kelihatan mengecil dengan sendirinya. Pemakaian gurita malah sebaiknya dihindari karena membuat Si Kecil susah bernapas. Normalnya pada awal kehidupan, bayi bernapas dengan menggunakan pernapasan perut, sebelum ia belajar menggunakan pernapasan dada. Pemakaian gurita yang menekan perut bisa membatasi jumlah udara yang dihirupnya.

2. Bedong membuat kaki bayi lurus.

Fakta: Pada dasarnya, antara kaki bengkok dengan bedong tidak ada hubungannya sama sekali. Semua kaki bayi bengkok karena posisi tubuhnya dalam rahim menekuk seperti duduk berjongkok. Kaki Si Kecil akan lurus seiring dengan semakin kuat tulang dan meningkatnya kemampuan motorik untuk berjalan. Bedong malah bisa membuat peredaran darah bayi terganggu lantaran kerja jantung untuk memompa darah menjadi sangat berat.

3. Pusar bayi harus ditempel uang logam agar tidak bodong.

Fakta: Setelah tali pusat bayi puput atau lepas, Moms sebaiknya tidak menempelkan uang logam di atas pusar bayi. Jika pusarnya bodong setelah lepas, Nanti tonjolan itu akan hilang sendirinya. Menempelkan uang logam pada pusar bayi justru bisa berisiko menyebabkan terjadinya infeksi.

4. Bayi perlu diberi kopi agar tidak kejang saat demam

Fakta: Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa kopi dapat membuat bayi terhindar dari kejang saat ia demam. Alih-alih mengobati atau mencegah step, pemberian kopi justru bisa berdampak buruk terhadap kesehatan bayi. Kebiasaan memberikan kopi pada bayi meskipun hanya sesendok bisa berefek pada kesehatan Si Kecil lebih lanjut. Kafein dapat memengaruhi sistem saraf pusat, denyut jantung, dan tekanan darah.

5. Bayi rewel karena kurang ASI bisa disuapi pisang supaya kenyang.

Fakta: Perlu diingat bahwa bayi rewel tidak selalu karena lapar dan kurang ASI Moms, tapi bisa saja karena kegerahan, mengantuk, atau popoknya penuh. Selain itu, sebelum usia bayi mencapai 6 bulan, sebaiknya Anda tidak memberikan makanan tambahan apa pun selain ASI. Di bawah usia 6 bulan, pencernaan bayi belum terbentuk dengan sempurna, dan jika dipaksakan untuk menelan makanan, dapat berisiko, misalnya menyebabkan sembelit, terjadi gangguan pada usus, alergi, dan penyakit berbahaya lainnya.

6. Saat bayi demam tinggi, kompres dengan alkohol bisa menurunkan suhu tubuhnya.

Fakta: Alkohol memang menimbulkan rasa dingin, tetapi tidak akan memengaruhi perubahan suhu tubuh secara internal. Efek penggunaan alkohol pun cenderung merugikan, bahkan dapat membahayakan bayi jika terhirup dan terserap kulitnya, seperti menimbulkan iritasi dan menyebabkan gangguan saraf pusat. Selain itu, pemakaian alkohol secara berlebihan juga dapat membuat kondisi bayi semakin parah.

7. Jangan pernah membawa bayi keluar rumah sebelum usianya 40 hari.

Fakta: Mitos ini termasuk yang paling dipercaya oleh masyarakat Indonesia dan sebenarnya kurang tepat. Bayi sebelum usia 40 hari sudah boleh dibawa keluar rumah, tetapi sebaiknya memang tidak dibawa ke tempat ramai yang dipenuhi banyak orang, seperti mal. Semakin banyak orang, semakin banyak pula potensi kuman penyakit yang dapat menulari bayi, karena di bawah usia 40 hari kekebalan tubuhnya belum terbentuk secara sempurna.

8. Baby walker bisa membantu bayi belajar berjalan lebih cepat.

Fakta: Beberapa penelitian menyatakan bahwa penggunaan baby walker tidak membantu bayi belajar berjalan, bahkan efeknya justru memperlambat perkembangan motorik anak. American Academy of Pediatrics (AAP) pun melarang penggunaan baby walker karena sering menyebabkan kecelakaan pada bayi. (M&B/SW/Dok. Freepik)