Moms, apakah Anda pernah mendengar istilah Lyme disease? Penyakit Lyme atau Lyme disease merupakan penyakit akibat infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kuku.
Gejala yang paling umum dari penyakit Lyme adalah adanya ruam kemerahan pada kulit dengan karakteristik yang khas. Penyebabnya adalah bakteri Borrelia burgdorferi atau Borrelia b. yang ditularkan oleh kutu jenis Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus.
Pada sebagian besar kasus, kutu yang terinfeksi harus menempel di tubuh manusia setidaknya selama 36-48 jam. Jadi apabila Anda menyadari adanya kutu di tubuh Anda, maka segeralah menyingkirkan kutu tersebut guna mencegah terjadinya infeksi.
3 Tahap Penyakit Lyme
Gejala penyakit Lyme bisa berbeda-beda pada setiap penderita. Akan tetapi biasanya, penyakit ini berkembang dalam 3 tahap (stadium). Pada sebagian besar kasus, gejala awal yang muncul adalah ruam kulit yang disebut erythema migrans. Tapi ada juga kasus penderita penyakit Lyme tidak memiliki ruam.
Seperti telah disebutkan, ruam pada penyakit Lyme memiliki karakteristik yang khas, yaitu:
⢠Berwarna kemerahan atau ungu seperti memar.
⢠Membesar secara bertahap dalam beberapa hari, bahkan mencapai 30 cm.
⢠Terasa hangat bila disentuh, tapi jarang menimbulkan nyeri atau gatal.
⢠Muncul di area gigitan kutu, tapi bisa saja muncul di bagian tubuh lain seiring dengan perkembangan penyakit.
⢠Berbentuk lingkaran dan terkadang ada titik merah di tengahnya.
Gejala lain dari penyakit Lyme tergantung pada stadiumnya. Berikut adalah gejala penyakit Lyme berdasarkan stadium atau tingkat perkembangan penyakit:
Stadium 1
Stadium 1 adalah tahap saat bakteri belum menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya, tahap ini berlangsung selama 1-2 pekan setelah penderita digigit kutu. Beberapa gejalanya adalah demam, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, tubuh mudah lelah, dan adanya pembengkakan kelenjar getah bening.
Stadium 2
Stadium ini merupakan tahap awal penyebaran bakteri ke seluruh tubuh. Gejalanya bisa muncul beberapa minggu hingga bulan setelah penderita digigit kutu. Beberapa gejalanya antara lain leher kaku, gangguan irama jantung atau aritmia, dan gangguan pada sistem saraf, seperti wajah terkulai, tungkai mati rasa, gangguan ingatan, atau radang otak, radang selaput otak (meningitis), dan radang saraf tulang belakang.
Stadium 3
Pada tahap ini, bakteri telah menyebar ke seluruh tubuh. Jika penderita tidak segera mendapat penanganan medis saat memasuki stadium 1 dan 2, maka ia bisa mengalami gejala berikut ini dalam hitungan bulan atau tahun setelah digigit kutu, yakni:
⢠Artritis pada satu atau lebih sendi besar, seperti sendi lutut.
⢠Kerusakan saraf yang lebih berat, seperti mati rasa di tungkai dan lengan.
⢠Ensefalopati, yang dapat menyebabkan hilang ingatan jangka pendek, sulit berkonsentrasi, sulit diajak berkomunikasi, dan gangguan tidur.
Penyakit Lyme pada Ibu Hamil
Penyakit Lyme sesungguhnya tidak menular. Tapi ibu hamil yang menderita penyakit Lyme bisa menularkannya kepada janin yang berada dalam kandungannya. Janin bisa saja mengalami masalah seperti kelumpuhan pada wajah dan komplikasi berbahaya lainnya.
Faktanya, proses pemulihan dari penyakit Lyme bisa berlangsung lama. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa hampir 50 persen pengidapnya akan mengalami kerusakan neurologis dalam jangka panjang.
Oleh sebab itu, Moms diharapkan waspada terhadap penyakit ini. Segera berkonsultasi dengan dokter apabila Anda merasakan gejala awal penyakit Lyme guna mencegah terjadinya masalah pada bayi Anda nantinya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)