Bercinta atau berhubungan seks merupakan kebutuhan mutlak pasangan suami istri. Namun dalam Islam, bercinta juga perlu dilakukan dengan adab yang benar agar tidak mengurangi berkah bagi pasangan tersebut.
Adab bercinta dalam Islam bukan sekadar bagian dari ketaatan Anda terhadap perintah Allah SWT, tapi juga bertujuan untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan bagi masing-masing pasangan. Berikut adalah tata cara bercinta yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat muslim.
1. Awali dengan Doa
Seperti saat Anda melakukan hal-hal lain, berhubungan seks juga perlu diawali dengan doa. Bacaan doa memperbaiki niat bercinta untuk mendapatkan berkah, kesehatan, dan kepuasan suami istri. Berikut adalah doa sebelum berhubungan seks:
"Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa."
Artinya: Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlan setan dari rezeki yang Engku anugerahkan kepada kami.
2. Awali dengan Foreplay
Dalam Islam, melakukan foreplay atau 'pemanasan' sebelum bercinta ternyata juga dianjurkan. Para suami disarankan untuk memulai bercinta dengan bersenda gurau bersama istrinya. Selain itu, suami juga bisa meraba, merangkul, dan mencium pasangannya hingga ia merasa nyaman.
3. Saat Ejakulasi
Ejakulasi atau kepuasan bersama tentunya merupakan salah satu tujuan dari bercinta. Ketika merasakan ejakulasi, hendaklah suami memasukkan tangannya ke bawah pinggul istri. Kemudian ia angkat pinggul istrinya tersebut. Bagi seorang suami ketika hendak keluar air mani, dianjurkan untuk membaca firman Allah SWT secara pelan:
"Alhamdulillahilladzi kholaqo minal maai basyaron fajaalahu nasaban wa sihron wakaana robbuka qodiron."
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dari air mani manusia, maka ia menjadikan manusia itu beranak pinak, dan adalah Tuhanmu itu Maha Kuasa.
Apabila seorang suami lebih dulu keluar mani dari istrinya, maka dianjurkan untuk tidak mencabut zakarnya hingga istrinya keluar air maninya karena hal tersebut merupakan sunah.
4. Tidak dari Dubur
Agama Islam memperbolehkan hubungan suami istri dilakukan dalam berbagai pose, asalkan dengan persetujuan keduanya. Dengan kata lain, dalam prosesnya kedua pasangan puas, tidak tersakiti, dan mendapat berkah. Akan tetapi Islam juga melarang para suami untuk melakukan hubungan seks dengan istri melalui bagian dubur. Peringatan ini terdapat dalam hadis yang dinarasikan Abu Hurrairah:
"Siapa saja yang melakukan hubungan badan dengan wanita yang sedang datang bulan, di bagian dubur, datang ke peramal dan percaya yang dikatakan, maka sesungguhnya dia tidak percaya pada apa yang diturunkan pada Muhammad." (HR Ibnu Majah)
5. Tidak Boleh saat Menstruasi
Seperti dalam hadis di atas, disebutkan juga bahwa para suami tidak boleh menyetubuhi istrinya yang sedang menstruasi. Pada dasarnya, berhubungan seks ketika wanita tengah datang bulan akan meningkatkan risiko suami terkena infeksi jamur atau penyakit seksual lainnya. Dalam Surat al-Baqarah ayat 222 disebutkan "Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang haid, katakanlah bahwa darah haid itu adalah kotoran (najis) maka jauhilah para istri ketika haidnya."
6. Selalu Menjaga Kebersihan
Salah satu caranya adalah dengan membersihkan alat vital setelah melakukan hubungan seks. Selain itu, pasangan suami istri juga wajib untuk melakukan mandi junub setelah bercinta dan mereka tidak boleh mendirikan salat sebelum mandi tersebut dilakukan dengan tata cara yang benar. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)