Pada 1985, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kematian seorang anak bernama Arie Hanggara. Konon, bocah kelas 1 SD tersebut meninggal dunia karena disiksa oleh ibu tiri dan ayahnya sendiri.
Sejak kisah Arie diangkat ke layar lebar, stigma tentang sosok ibu yang kejam pun seakan melekat dalam diri ibu tiri. Namun benarkah seorang ibu tidak bisa memiliki hubungan yang baik dengan anak tiri yang dibawa pasangannya dari pernikahan terdahulu?
Jawabannya, tentu saja tidak! Ibu dan anak tiri bisa saja memiliki hubungan yang harmonis layaknya ibu dan anak kandung dengan mengikuti beberapa tips berikut ini:
Mulai Secara Bertahap
Bagi sebagian orang, menjalin kedekatan instan antara orang tua dan anak tiri nyaris mustahil dilakukan. Di mata anak tiri, Moms adalah sosok asing yang berusaha masuk ke dalam kehidupannya. Dengan kata lain, Anda harus melakukan pendekatan secara perlahan untuk bisa lebih mengenal dan menjalin kedekatan dengan anak tiri.
Namun satu hal yang perlu diingat, Anda tetap harus berusaha menjadi diri sendiri meski berstatus sebagai ibu tiri. Anda tak perlu memaksakan untuk selalu memberikan berbagai macam hadiah hanya demi merebut hati anak tiri.
Sebaliknya, kebiasaan tersebut justru akan menimbulkan efek tidak baik dalam hubungan Moms dengan anak tiri. Bisa jadi, kedekatan Anda dan anak tiri hanya berdasarkan hadiah yang diberikan, bukan memang karena ikatan batin yang tulus.
Ikuti Pola Asuh
Tidak ada salahnya, Moms bertanya kepada pasangan atau bahkan mantan istri pasangan soal pola asuh yang diterapkan selama ini, misalnya cara memberikan apresiasi dan hukuman terhadap anak, soal rutinitas makan atau tidur, atau bahkan soal pendidikannya. Anda bisa 'menyontek' pola asuh tersebut guna mempermulus proses adaptasi antara Anda dan anak tiri.
Jika memang Anda ingin menerapkan pola asuh Anda sendiri, maka lakukan secara perlahan. Sangat disarankan bagi Moms untuk membicarakan masalah ini terlebih dahulu dengan pasangan sehingga Anda bisa mengatur strategi yang tepat untuk menerapkan pola asuh tersebut tanpa membuat anak tiri merasa terpaksa mengikutinya sehingga menimbulkan rasa tidak suka.
Beri Privasi
Meski Anda sudah resmi berstatus sebagai ibu barunya, Anda tetap harus memberikan privasi kepada anak tiri untuk menghabiskan waktu dengan kedua orang tua kandungnya. Alih-alih melarang untuk bertemu, Anda bisa mendukung kebersamaan mereka. Berikan pemahaman kepada anak bahwa Anda sebagai tiri dan ibu kandungnya, sama-sama ingin membesarkan Si Kecil dalam kebahagiaan.
Perlu dicatat, jangan menimbulkan kesan bahwa Anda dan ibu kandungnya tengah berkompetisi. Anda bisa saja menanyakan kepada anak tiri tentang hal-hal yang biasa dilakukan dengan ibu kandungnya, tapi jangan membandingkannya dengan kebiasaan yang mungkin Anda lakukan. Jangan pula menyebut hal-hal buruk tentang ibu kandungnya kepada anak karena hal ini justru akan membuatnya semakin enggan menjalin kedekatan dengan Anda.
Family Time
Atur waktu untuk melakukan family time bersama keluarga baru Anda secara rutin. Family time tidak harus selalu berupa piknik atau pergi ke luar kota. Anda bisa saja mengajak pasangan dan anak-anaknya makan malam bersama atau sekadar duduk mengobrol santai di rumah. Selain bisa lebih mengenal karakter anak tiri, Anda juga bisa membangun kedekatan dengannya.
Siap dengan Penolakan
Friksi atau gesekan mungkin sulit dihindari dalam hubungan ibu dan anak tiri. Bahkan tidak mustahil, justru anak tiri yang secara terang-terangan menolak Anda dan membandingkannya dengan ibu kandungannya. Jangan kaget apabila suatu saat anak mengatakan bahwa Anda bukan ibu kandungnya.
Namun Anda perlu menyiapkan reaksi yang tepat. Tak perlu langsung merasa kesal jika anak tiri melakukan hal semacam itu. Sebaiknya tenangkan diri Anda, setelah itu barulah Anda mulai mendekati kembali anak. Pastikan anak tahu bahwa Anda menyayanginya dan tidak berusaha mengambil alih posisi ibu kandungnya.
Tidak ada gunanya untuk saling berebut kekuasaan dalam hubungan semacam ini karena justru bisa mengganggu hubungan Anda dengan anak tiri. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)