Type Keyword(s) to Search
BABY

6 Aktivitas Tepat untuk Bantu Kurangi Gejala Autisme Bayi

6 Aktivitas Tepat untuk Bantu Kurangi Gejala Autisme Bayi

Setiap orang tua tentunya berharap memiliki anak yang sehat dan bertumbuh kembang dengan optimal. Salah satu kekhawatiran orang tua terhadap tumbuh kembang anak adalah jika Si Kecil menderita autisme. Hal ini tentu bisa mengganggu tumbuh kembangnya.

Tanda-tanda awal autisme pada bayi bisa sangat tidak kentara sehingga mudah diabaikan. "Banyak orang tua mungkin melewatkan gejala awal autisme seperti kurangnya gerak tubuh atau kontak mata," kata Rebecca Landa, Ph.D., direktur Center for Autism and Related Disorders di Kennedy Krieger Institute, Baltimore. Itulah sebabnya diagnosis autisme pada anak rata-rata baru muncul di usia 4 tahun. Akibatnya, sebagian besar intervensi atau upaya untuk membantu mengatasi masalah tersebut baru bisa dimulai ketika Si Kecil mengalami masalah perkembangan, seperti berkomunikasi dan bersosialisasi.

Meskipun begitu, mencoba melakukan intervensi dini sejak bayi bisa membantu mengurangi gejala autisme pada anak. Sebuah studi yang dilakukan oleh Rebecca Landa menemukan bahwa anak yang mendapat intervensi sebelum berusia setahun cenderung mengembangkan gejala autisme yang lebih ringan ketika ia berusia 3 tahun.

Selain itu, berbagai cara intervensi berikut ini juga mendukung perkembangan optimal bayi secara umum, lho. Melansir Parents, berikut ini beberapa aktivitas intervensi dini bagi Si Kecil untuk menangani autisme.

1. Imitasi

Tiru dan Ikuti semua perilaku Si Kecil, Moms. Jika Si Kecil menggoyangkan rattle, tirulah. Jika ia berceloteh, ikutilah. "Imitasi adalah salah satu cara utama bayi belajar tentang dunia sosial," kata Geraldine Dawson, Ph.D., direktur Duke University Center for Autism and Brain Development.

Menurutnya, otak manusia memiliki beberapa sirkuit yang didesain untuk meniru, tapi bagian ini tidak berfungsi normal pada anak dengan autisme. Moms bisa membantu menstimulasi sirkuit ini dengan meniru perilaku Si Kecil, karena tindakan ini dapat membantunya untuk menyadari keterkaitan antara apa yang ia dan Anda lakukan.

2. Tunjukkan Ketertarikan

"Berbagi kebahagiaan dapat membantu Si Kecil memahami berbagai peristiwa di lingkungan mereka," tutur Lisa Shulman, M.D., dokter spesialis anak khusus perkembangan saraf dan direktur sementara di Rose F. Kennedy Children's Evaluation and Rehabilitation Center di Montefiore Medical Center.

Langkah ini juga mendukung joint attention skills, yakni kemampuan anak untuk mengarahkan perhatian orang lain. Walau umumnya muncul ketika anak berusia setahun, kemampuan ini tidaklah alami muncul pada anak dengan autisme. "Cara ini menunjukkannya bahwa Anda memahami dan menikmati permainan yang sedang dimainkan bersamanya," kata dr. Shulman.

3. Turuti Si Kecil

Amati apa yang membuat Si Kecil bahagia dan ajak ia bermain dengan hal tersebut. Contohnya, jika Si Kecil senang bermain dengan rol tisu, maka jangan paksa ia untuk bermain dengan buku. "Pada bayi yang kemungkinan memiliki autisme, Anda perlu masuk ke dalam dunianya dan membuatnya menyenangkan," kata dr. Dawson.

4. Sering Bernyanyi

Anak-anak yang didiagnosis dengan autisme bisa memiliki kemampuan berbahasa yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Tapi Moms bisa membantu hal ini dengan bernyanyi. "Lagu membuat rutinitas menjadi kesempatan berkomunikasi, dan karena kata sangat menempel dengan nada, maka Si Kecil dapat lebih mudah untuk memperhatikan dan memahaminya. Terutama jika Anda menggunakan gestur," tutur dr. Shulman.

5. Bergantian

"Salah satu tanda awal anak memiliki autisme adalah ia tidak bisa memulai komunikasi, jadi Anda perlu membantunya," kata dr. Shulman. Moms mungkin tak langsung bisa mengobrol dengannya, tapi hal ini dapat mengenalkan konsep 'bergantian'. Mulailah lakukan sesuatu, lalu tunggu ia merespons, lalu Anda meresponsnya kembali, dan begitu seterusnya. Ada banyak permainan klasik yang bisa dilakukan untuk mengenalkan konsep ini, seperti peek-a-boo atau bertepuk tangan.

6. Cari Perhatian

"Anak dengan autisme dapat kesulitan memahami bahwa manusia lebih penting daripada benda," kata Damon Korb, M.D., dokter spesialis anak khusus perkembangan dan perilaku serta direktur Center for Developing Minds. Untuk membantunya membedakan antara manusia dan benda, Moms bisa memusatkan perhatian pada diri Anda.

Moms bisa menari tarian aneh atau berbicara dengan penuh empati untuk menarik perhatian Si Kecil. Cara lainnya, posisikan diri Anda tepat pada pandangan Si Kecil kapan pun saat berinteraksi, baik saat makan atau membacakan cerita. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)