Saat anak tersengat listrik di rumah, jangan panik dan langsung matikan sumber listrik, misalnya mencabut kabel, mematikan pemutus sirkuit, atau mencabut sekring dari kotak sekring. Hindari menyentuh Si Kecil dengan tangan kosong selama ia masih memegang benda yang mengandung aliran listrik serta jangan mendekati air yang bisa menghantarkan listrik, sebab Anda pun akan tersengat listrik bersama Si Kecil. Anda bisa menggunakan bahan yang tidak menghantarkan listrik untuk melepaskan kontak antara Si Kecil dengan benda yang digenggamnya, seperti gagang sapu atau tabloid.
Setelah Anda berhasil melepaskan kontak antara Si Kecil dan benda yang menghantarkan aliran listrik, periksa napasnya. Apabila ia tidak bernapas, segera minta orang di sekitar Anda untuk menelepon rumah sakit dan lakukan CPR untuk Si Kecil. Kalau Anda hanya berdua bersama Si Kecil di rumah, berikan CPR selama 2 menit lalu telepon rumah sakit.
Periksa juga warna kulitnya. Katakan kepada pihak rumah sakit bila ia terlihat pucat. Lanjutkan mengecek pernapasan Si Kecil dan langsung lakukan CPR kembali jika ia berhenti bernapas. Selain itu, periksa bagian kulitnya yang mengalami luka bakar. Sengatan listrik biasanya mengakibatkan luka bakar. Meski mungkin luka bakarnya tidak tampak terlalu parah, bisa jadi lukanya cukup dalam dan menyakitkan. Dilansir melalui Babycenter, luka bakar pada area bibir terkadang sulit untuk dikenali.
Bila ia mengalami luka bakar, jangan menaruh es, obat salep, atau apa pun di atas luka bakarnya, kecuali Anda benar-benar yakin luka bakar tersebut sangat ringan. Sebaiknya, segera bawa ke rumah sakit dan biarkan dokter yang menangani luka bakar anak lalu memeriksa apakah ada organ dalam yang bermasalah, yang mungkin luput dari pandangan Anda. Dokter mungkin akan langsung memberikan obat acetaminophen atau ibuprofen untuk meredakan rasa sakit. Kalau ternyata anak mengalami masalah pada bagian organ dalamnya, akan dilakukan tes lab dan ia harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. (Sagar/OCH/Dok. M&B)