Setiap orang tua tentu ingin anak mereka dapat tumbuh menjadi anak yang berperilaku baik. Tapi tak bisa dipungkiri, terkadang Si Kecil bisa bersikap tak sesuai dengan harapan Anda. Mulai dari ogah membereskan mainan, malas mandi, hingga pilih-pilih makanan.
Tetapi, daripada memberikan hukuman, ada cara yang lebih efektif untuk membantu Si Kecil berperilaku baik, yakni dengan positive reinforcement. Garis besarnya, parenting bergaya positive reinforcement menggarisbawahi pentingnya respons positif sebagai strategi disiplin. Yuk, ketahui lebih jauh tentang positive reinforcement dengan membaca penjelasan berikut, Moms!
Disiplin Positif
Gaya pengasuhan ini didasari oleh ide yang sederhana: anak merespons lebih baik terhadap pujian daripada kritik maupun koreksi. Termasuk sebagai salah satu variasi metode disiplin, positive reinforcement berfokus memperkuat perilaku terbaik Si Kecil. Caranya, Moms perlu mengapresiasi Si Kecil saat ia berperilaku menyenangkan.
Jika Anda mengapresiasi Si Kecil ketika ia berbagi, menunjukkan perilaku baik, atau membersihan mainannya sendiri, maka ia akan lebih sering melakukan hal-hal ini karena perhatian yang positif memberikan perasaan yang menyenangkan baginya.
Mengutip Today's Parent, Judy Arnall, penulis buku Parenting With Patience dan Discipline Without Distress, mengatakan, "Sudah menjadi kodrat manusia bahwa orang, dan anak-anak, juga ingin diakui serta dikenali, dan mereka ingin dihargai. Senang rasanya diperhatikan."
Sebuah studi yang dimuat pada The Journal of Marriage and Family menemukan bahwa anak yang menerima lebih banyak "kehangatan maternal" (positive reinforcement) cenderung memiliki kompetensi sosial yang lebih baik dan tidak mengembangkan perilaku agresif, dibandingkan dengan anak yang didisiplinkan dengan hukuman (negative reinforcement).
Pujian dan hadiah dapat mendorong anak untuk terus berperilaku baik. Memberikan perhatian yang positif juga bisa mengurangi Si Kecil rewel atau berulah untuk mendapatkan perhatian Anda.
Cara Tepat Melakukannya
Walau terkesan mudah, positive reinforcement perlu dilakukan dengan seksama agar tidak menjadi pedang bermata dua. Jika tidak tepat, maka gaya parenting ini malah dapat mendorong perilaku yang sebaliknya. Untuk itu, ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan saat menerapkan positive reinforcement pada Si Kecil, antara lain:
⢠Gunakan kalimat yang penuh makna dan perasaan. Sebagai contoh, Moms bisa puji perilaku Si Kecil dengan memberitahukan perasaan Anda ketika ia melakukannya.
⢠Tekankan perhatian Anda pada usaha Si Kecil, bukan hasil. Ketika Moms memuji kerja kerasnya, hal ini menunjukkan kepadanya bahwa Anda tetap bangga kepadanya walaupun hasilnya tidak sempurna.
⢠Bandingkan dengan perilaku masa lalu untuk menunjukkan perbaikan. Misalnya, "Wah, hari ini kamu bersih-bersih lebih cepat daripada kemarin, ya."
⢠Jangan berikan hadiah sebelum Si Kecil menunjukkan perilaku yang baik. Hal tersebut bisa terlihat sebagai sogokan.
⢠Hindari kalimat pujian yang terlalu umum seperti "Anak pintar". Alih-alih, Moms bisa puji Si Kecil secara spesifik, misalnya "Anak mama pintar sekali, membereskan mainan setelah selesai bermain."
Berbagai contoh positive reinforcement yang bisa Anda lakukan, antara lain:
⢠Pujian dan perhatian.
⢠Pujian secara publik.
⢠Mengelus punggung, senyuman, jabat tangan, dan tos.
⢠Membacakan buku, membuat prakarya, berolahraga, atau aktivitas lain bersama.
⢠Malam tanpa PR.
⢠Bermain di luar rumah, seperti taman bermain atau bertamasya ke pantai. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)