Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

5 Masalah Kesehatan yang Sering Bikin Susah Hamil

5 Masalah Kesehatan yang Sering Bikin Susah Hamil

Bagi para pejuang garis dua, kehamilan tentu menjadi hal yang paling didambakan. Begitu banyak cara yang perlu dilakukan untuk mendapatkan kehamilan, mulai dari memperbaiki gaya hidup hingga mengenali masalah kesehatan yang mungkin mengganggu peluang Anda untuk bisa hamil. Dilansir dari Parents, berikut ini 5 masalah kesehatan yang bisa mengganggu kesuburan Anda dan menyebabkan jadi sulit hamil.

1. Endometriosis

Masalah kesehatan ini paling sering menjadi penyebab infertilitas dan nyeri hebat saat menstruasi. Secara garis besar, endometriosis terjadi ketika dinding rahim tumbuh di luar rongga rahim, meninggalkan bekas luka yang membuat tuba falopi kesulitan untuk mengambil sel telur.

Pada kasus endometriosis tanpa bekas luka, hal ini tetap bisa menyebabkan masalah radang panggul yang membuat rongga rahim kurang "nyaman" untuk dijadikan tempat sel telur menempel. Bekas luka endometriosis bisa dioperasi dan dokter mungkin akan merekomendasikan proses bayi tabung untuk mendapatkan kehamilan.

2. Hormon tidak seimbang

Banyak hal yang bisa menyebabkan hormon Anda tidak seimbang, dan ketika ini terjadi, maka kesuburan Anda pun akan terganggu. Gangguan kelenjar tiroid dan adrenal bisa menyebabkan infertilitas, karena tubuh mengeluarkan terlalu banyak estrogen, testosteron, dan bahkan kortisol, si hormon stres.

Ada juga masalah PCOD (polycystic ovarian disease), yang bisa menyebabkan gangguan kesuburan. "Wanita dengan PCOD menghasilkan kadar insulin dan hormon testosteron tinggi. Kedua hal itu mengurangi kemampuan berovulasi," jelas dokter Erika Johnston-MacAnanny, MD, pakar endokrinologi reproduksi dan lektor Wake Forest University School of Medicine, pada Parents.

Baca juga: 10 Makanan Sehat untuk Meningkatkan Kesuburan agar Cepat Hamil

3. Penyakit seksual menular

Klamidia dan gonorrhea adalah dua penyakit seksual menular yang paling sering menyebabkan infertilitas. "Gonorrhea sangat mengkhawatirkan karena bisa menutupi saluran tuba falopi dan mengganggu sel telur. Klamidia juga masalah besar karena berkembang dengan sangat cepat menyebabkan luka panggul yang berhubungan dengan kemampuan tuba falopi untuk mengambil sel telur," jelas Dr. Carson.

Dokter mungkin akan memberi antibiotik untuk mengobati infeksi. Kemudian dokter mungkin akan merekomendasikan operasi laparoskopi (tergantung parahnya bekas luka yang dimiliki), juga bayi tabung untuk mempermudah mendapatkan kehamilan.

4. Berat badan kurang atau berlebih

Berat badan memengaruhi banyak hal bagi kesehatan Anda, termasuk kesuburan. "Walau kami belum tahu pasti kenapa, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa wanita dengan indeks massa tubuh di atas 35 (disebut obesitas oleh dokter) mengalami penurunan kesuburan, bahkan walau mereka punya siklus menstruasi yang normal," jelas dokter Johnston-MacAnanny.

Begitu juga dengan wanita yang indeks massa tubuhnya terlalu di bawah rata-rata. "Wanita dengan indeks massa tubuh, katakanlah di bawah 20 atau kurang, sangat umum kesulitan berovulasi dengan rutin, yang juga menurunkan kesempatannya untuk bisa hamil," tambahnya.

Berita baiknya, wanita obesitas yang menurunkan 10 persen dari berat badannya bisa meningkatkan kesuburannya. Namun, sayangnya, naiknya berat badan pada wanita dengan indeks massa tubuh yang rendah tidak bisa menormalkan siklus ovulasi.

5. PID

Pelvic inflammatory diseases (PID) atau radang panggul adalah penyakit yang terjadi karena bakteri bergerak dari vagina ke saluran reproduksi dan menyebabkan infeksi. Mengutip Parents, lebih dari 15 persen wanita dengan radang panggul mengalami infertilitas.

Umumnya masalah kesehatan ini dipicu oleh penyakit seksual menular. Namun, tentu saja ada banyak hal lain yang bisa memicu radang panggul. Beberapa contoh penyebabnya adalah infeksi pasca keguguran, memasukkan alat medis ke dalam rahim, atau bahkan douching (membersihkan vagina dengan sabun pembersih kewanitaan). (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)