Miris memang mendengar kasus pelecehan terhadap anak di bawah umur yang baru-baru ini terjadi. Bahkan, peristiwa tersebut terjadi di institusi pendidikan yang seharusnya menawarkan keamanan dan perlindungan bagi anak-anaknya. Kasus ini sudah pasti membuat para orangtua cemas terhadap keamanan anak-anak mereka di luar rumah.
Menurut Dra. Mira D. Amir, Psikolog, orangtua tidak bisa hanya mengandalkan penjelasan Si Kecil dalam mengungkapkan sesuatu hal yang telah terjadi padanya. Orangtua harus lebih jeli mengamati setiap perubahan atau keanehan yang tak biasa dilakukan Si Kecil.
“Kuncinya sebenarnya bisa dilihat dari perubahan perilaku dan kebiasaan, seperti jadi lebih sering mengigau saat tidur, masalah makan, jadi penakut, lebih murung dan pendiam, penurunan prestasi, mudah marah, sulit mengungkapkan sesuatu, atau lebih pasif,” ungkapnya.
Ia menambahkan, orangtua perlu lebih sensitif terhadap setiap perubahan tingkah laku yang dialami Si Kecil sehari-hari. Itulah pentingnya Anda mengenali kebiasaan anak Anda. “Apa pun itu, setiap perubahan Si Kecil tentunya bisa 'dikorek', karena pasti ada penyebabnya. Terutama jika perubahannya menjurus ke sikap yang lebih negatif. Sudah pasti ada sesuatu yang dialaminya,” ujar Mira.
Selain itu, meskipun gejala fisik pada anak yang mengalami kekerasan seksual seringkali kasat mata, Anda juga perlu memperhatikan kondisi fisiknya, seperti tanda cedera atau perdarahan di sekitar alat kelamin, serta kesulitan buang air kecil. Jika ditemukan gejala yang Anda curigai, segera konsultasikan pada dokter anak Anda. (Aulia/OCH/dok.freedigitalphotos)