Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Gayatri Pamoedji: Peduli Autisme

Gayatri Pamoedji: Peduli Autisme

Sebagai seorang pionir yang memperjuangkan hak-hak wanita, hingga kini nama Kartini masih dikenang oleh masyarakat Indonesia. Semangatnya untuk menunjukkan bahwa wanita berhak memperoleh kebebasan seolah membuktikan bahwa wanita adalah sosok yang kuat dan mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Seperti Gayatri Pamoedji, semangat tersebut menyala dalam jiwanya. Saat putra sulungnya lahir dengan autisme, ia tidak berlama-lama terpuruk dan segera bangkit untuk memperjuangkan hak anak autisme di Indonesia.

 

Awal mulanya, Gayatri  tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada putranya, Audwin, saat ia berusia 9 bulan. Tidak adanya informasi yang memuaskan dari para dokter dan malah dinyatakan kalau anaknya kurang mendapat perhatian, membuat Gayatri semakin sedih. Ia pun memutuskan untuk berhenti kerja lalu pindah ke Perth, Australia, agar Audwin mendapatkan perawatan yang lebih baik. Ternyata setelah diperiksa, Audwin didiagnosis mengalami ADHD dan dinyatakan autisme saat ia berusia 9 tahun.

 

Dari perjuangan menjadi orangtua anak autisme serta mahalnya biaya terapi yang dibutuhkan, Gayatri pun tergerak untuk membantu meringankan beban orangtua penyandang autisme lainnya. Bersama Farida Kadarusno, mereka mendirikan Komisi Peduli Autis dan ADHD (KOMPAA), yang berubah secara notariat menjadi Yayasan Masyarakat Peduli Autis (MPATI) pada 2004. Yayasan tersebut didirikan untuk memberi bekal alat pendidikan dan pengetahuan bagi orangtua, serta guru dari anak-anak autisme.

 

Selain itu, MPATI juga membuat video panduan lalu diunggah ke YouTube serta dikemas dalam bentuk CD dan dibagikan gratis sambil melakukan seminar ke seluruh Indonesia agar terapi dapat dipelajari dengan mudah oleh siapa saja. Hingga saat ini sudah ada 3 video yang dirilis, yaitu terapi perilaku, terapi okupasi, dan terapi wicara.

 

Berbagai aksi terus dilakukan oleh MPATI supaya dapat menciptakan tempat yang nyaman bagi anak-anak autisme di negara ini, misalnya bekerja sama dengan Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, Dinas Sosial, serta Dinas Kesehatan Pemda DKI Jakarta, untuk merencanakan program Jakarta Ramah Autisme dengan menyebarkan poster ciri autisme, video gratis, komik, dan surat simpati. MPATI juga menyiapkan Perintis Jakarta Ramah Autisme, yaitu orang-orang yang berdedikasi menjadi pelatih atau pembimbing dari orangtua atau pendidik anak autisme.

 

“Kepada para ibu yang memiliki anak autisme agar tetap semangat, karena Anda tidak sendiri. Anda tidak perlu malu memiliki anak autisme, terus lakukan yang terbaik, dan berikan ia terapi sedini mungkin,“ ungkapnya. (Dina Christin/Sagar/OCH/Dok. M&B)

 

Lihat perempuan hebat lainnya di sini.