Lemak! Mendengar kata yang satu ini mungkin membuat Moms mengernyitkan dahi. Maklum, lemak kerap dianggap sebagai "musuh" bagi tubuh. Selain bisa membuat seseorang menjadi gemuk, kebanyakan kita juga beranggapan jika konsumsi lemak tidak baik bagi kesehatan.
Dan terkadang, anggapan yang sama juga diberlakukan terhadap Si Kecil. Tidak sedikit Moms yang menghindari pemberian lemak dalam menu makanan pendamping ASI atau MPASI karena khawatir akan membuat bayinya kegemukan atau menderita penyakit tertentu.
Padahal sesungguhnya, lemak sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Lemak sangat bermanfaat dalam membantu perkembangan otak Si Kecil. Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah jenis lemak yang bisa dikonsumsi bayi.
Lemak yang Baik untuk Bayi
Lemak yang dibutuhkan Si Kecil adalah lemak tidak jenuh, baik yang esensial maupun tidak. Lemak esensial berarti kandungan lemak tersebut tidak diproduksi oleh tubuh sehingga perlu untuk mengonsumsi beberapa makanan khusus. Sedangkan lemak tak esensial merujuk pada lemak yang sebenarnya sudah terdapat dalam tubuh, tapi perlu asupan tambahan sehingga fungsi tubuh dapat maksimal.
Lemak berperan penting dalam tumbuh kembang otak serta jaringan saraf Si Kecil. Lemak berperan dalam pertumbuhan neuron, perkembangan proses sinapsis, serta sebagai neurotransmitter yang memengaruhi kognitif, mood, serta tingkah lakunya kelak. Contoh lemak yang harus dikonsumsi adalah asam lemak omega-3, omega-6, omega-9, serta kolin.
Omega-3 sangat penting bagi perkembangan otak pada masa ini. Hal ini dikarenakan omega-3 mengandung DHA. DHA paling banyak ditemukan pada mata serta otak manusia, sehingga dapat disimpulkan kurangnya DHA pada otak akan memperlambat dan memperburuk kerja otak.
Terlebih lagi pada masa awal kehidupannya, otak Si Kecil sedang dalam tahap perkembangan serta penyempurnaan. Kurangnya asupan omega-3 tentunya akan berdampak buruk pada perkembangan otak serta kemampuan kognitif dan intelektualnya kelak. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia 2013, Si Kecil dianjurkan untuk mengonsumsi 0,5 gram asam lemak omega-3 selama 12 bulan awal.
Seperti halnya omega-3, omega-6 juga sangat berguna dalam perkembangan sel-sel otak Si Kecil. Untuk dapat berfungsi maksimal, omega-6 harus dikonsumsi secara seimbang bersamaan dengan omega-3. US Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan konsumsi omega-6 dan omega-3 dengan perbandingan 2:1.
Jadi apabila konsumsi omega-3 Si Kecil sebanyak 0,5 gram, maka konsumsi omega-6 harus berjumlah 1 gram. Kelebihan omega-6 akan berdampak pada kesehatan Si Kecil kelak, seperti meningkatnya risiko penyakit kronis seperti sakit jantung maupun peradangan sendi.
Berbeda dengan omega-3 dan omega-6 yang merupakan asam lemak esensial, omega-9 terdapat dalam tubuh. Pada penelitian yang terangkum dalam Pharmacology, Biochemistry and Behaviour, omega-9 terbukti mampu meningkatkan kemampuan mengingat serta kognitif Si Kecil.
Sementara itu, berdasarkan penelitian, kolin terbukti meningkatkan fungsi kognitif Si Kecil. Selain sangat dibutuhkan saat Si Kecil masih berada dalam kandungan Anda, asupan kolin juga tetap dibutuhkan hingga usia anak 2 tahun.
Asupan kolin yang cukup akan sangat berguna untuk mengoptimalkan daya ingat Si Kecil. National Institutes of Health menyatakan bahwa kolin berperan dalam perkembangan membran sel saraf otak. Oleh sebab itu, kurangnya konsumsi kolin pada masa awal pertumbuhan akan berdampak buruk pada kemampuan kognitifnya kelak. Menurut AKG, kebutuhan kolin bayi dari lahir hingga usianya dua tahun adalah 125 mg hingga 150 mg per hari.
Makanan Sumber Lemak
Untuk memenuhi asupan lemak Si Kecil, Moms bisa memberikan makanan berupa ikan-ikan berlemak seperti salmon, sardin, mas, bawal, dan kembung. Selain itu, Moms juga bisa mendapatkan lemak dengan cara mengolah MPASI menggunakan bahan-bahan seperti daging dan telur, susu, minyak zaitun, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, santan, margarin, mentega, dan minyak samin (ghee). (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)