Susu dikenal sebagai sumber kalsium yang baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi anak. Tak hanya kaya kalsium, susu tentunya juga mengandung nutrisi penting lainnya, seperti protein dan vitamin D yang dibutuhkan Si Kecil. Selain susu putih, tak sedikit anak yang menyukai susu cokelat. Pemberian susu cokelat pada anak tak jarang dilakukan orang tua agar Si Kecil mau minum susu.
Namun, pernahkah terlintas di benak Anda apakah pemberian susu cokelat pada Si Kecil ini keputusan yang tepat? Apakah susu cokelat sehat untuk buah hati Anda, Moms?
Nutrisi susu cokelat
Sebelumnya, Moms perlu tahu bahwa susu cokelat umumnya dibuat dengan mencampurkan susu sapi dengan kakao serta pemanis seperti gula atau sirup jagung tinggi fruktosa. Susu cokelat biasanya lebih kaya karbohidrat dan kalori dibandingkan susu tanpa pemanis, tapi mengandung tingkat nutrisi yang sama. Walaupun begitu, susu cokelat mengandung lebih sedikit zinc, selenium, yodium, magnesium, dan vitamin A, B1, B6, B12.
Susu diketahui mengandung protein lengkap, artinya susu menyediakan asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh, misalnya leusin, yaitu asam amino yang berperan penting untuk membangun dan memelihara otot yang kuat.
Selain itu, susu kaya asam linoleat terkonjugasi (CLA), sejenis lemak omega-6 yang ditemukan dalam daging dan produk susu, terutama dari hewan yang memakan rumput, yang berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa CLA mungkin bermanfaat untuk penurunan berat badan. Di sisi lain, karena diberi pemanis, susu cokelat mengandung gula 1,5 hingga 2 kali lebih banyak daripada susu sapi tanpa pemanis.
Baca juga: Minum Susu Sebelum Tidur, Ini Manfaatnya buat Kesehatan
Kelebihan dan kekurangan susu cokelat
Susu cokelat juga kaya kalsium. Seperti telah disinggung sebelumnya, kalsium baik untuk pertumbuhan tulang yang kuat pada anak dan remaja. Sama dengan susu biasa, susu cokelat juga kaya protein, fosfor, dan vitamin D yang penting untuk membangun dan memelihara tulang dan gigi yang kuat.
Sementara itu, susu cokelat diketahui memiliki banyak gula tambahan. Asupan gula tambahan yang berlebihan biasanya dikaitkan dengan penambahan berat badan dan risiko kondisi kronis yang lebih tinggi, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan bahkan jenis kanker tertentu.
Selain itu, susu cokelat mengandung laktosa, yaitu gula alami yang ditemukan dalam susu dan produk susu lainnya. Tak sedikit orang yang tidak dapat mencerna laktosa, sehingga mengalami perut kembung, kram, atau diare setiap kali mengonsumsi produk susu. Beberapa orang bahkan alergi terhadap susu atau mengalami sembelit kronis saat meminumnya, meski ini lebih sering terjadi pada anak kecil daripada orang dewasa.
Baca juga: Ini Jarak Waktu yang Aman Minum Obat dan Susu pada Bayi
Baikkah susu cokelat untuk anak?
Meski memberikan nutrisi penting seperti kalsium, protein, dan vitamin D yang dapat bermanfaat bagi kesehatan, perlu diingat bahwa susu cokelat tinggi kalori dan gula tambahan, yang bisa menyebabkan penambahan berat badan dan bisa meningkatkan risiko penyakit kronis tertentu.
Jika Moms memutuskan untuk memberikan Si Kecil susu cokelat, pemberiannya harus dipantau secara ketat. Terlalu banyak mengonsumsi susu cokelat bisa menyebabkan obesitas, gigi berlubang, dan masalah kesehatan lainnya pada anak.
Itulah penjelasan mengenai pemberian susu cokelat pada anak. Sebaiknya susu cokelat hanya diberikan sesekali bukan menjadi suguhan rutin. Bila Si Kecil tidak mau minum susu, sebelum menawarkannya susu yang memiliki rasa, seperti susu cokelat, Moms bisa memberinya alternatif sumber kalsium lain, seperti keju atau yoghurt. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Freepik)