Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Lakukan 5 Hal Ini saat Tinggal Serumah dengan Keluarga Lain

Lakukan 5 Hal Ini saat Tinggal Serumah dengan Keluarga Lain

Karena satu dan lain hal, terkadang tinggal serumah dengan anggota keluarga lain (bahkan dengan seluruh anggota keluarganya), baik tinggal dengan orang tua sendiri, mertua, maupun dengan keluarga dari kakak atau adik, menjadi pilihan utama buat Anda, Moms.

Tentu terdengar menyenangkan bisa hidup dan selalu bersama dengan orang-orang yang tersayang. Namun, hidup bersama keluarga lain dalam satu atap bisa menimbulkan tantangan tersendiri, ya. Banyak kepala tentu saja bakal ada banyak keputusan dan pendapat yang diutarakan.

Bagaimana agar segalanya bisa berjalan dengan lancar? M&B sudah merangkum beberapa hal yang perlu diingat jika Anda dan keluarga tinggal serumah dengan keluarga lain. Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Moms!

1. Diskusikan terlebih dahulu dengan keluarga inti

Sebelum memutuskan tinggal bersama ibu dan ayah Anda, Moms perlu mendiskusikan hal ini dengan suami Anda, dan jika perlu Si Kecil. Dads memang mencintai ibu dan ayah Anda, tapi mereka tetaplah mertua baginya. Jangan putuskan tinggal bersama dengan keluarga lain jika suami dan anak tidak menyetujuinya, karena hal ini bisa meningkatkan risiko konflik. Jadi, selagi mencintai ibu dan ayah Anda, Anda tetap menghargai Dads dan Si Kecil.

2. Buat aturan bersama

Hal lainnya yang perlu dilakukan pertama kali adalah membuat kesepakatan bersama tentang peraturan rumah. Buat peraturan tentang bagaimana membersihkan rumah, etika menerima tamu, jadwal belanja bulanan, jam malam, penggunaan tv, dan hal-hal lainnya. Jika keluarga lain yang pindah ke dalam rumah Anda, maka Moms perlu jelaskan kebiasaan-kebiasaan di rumah Anda dan mencari jalan tengah dengan kebiasaan keluarga lain tersebut.

3. Pembagian tagihan

Bagian ini merupakan salah satu yang terpenting untuk diputuskan dan jangan sampai tidak dibahas di awal ya, Moms. Buat daftar tentang pengeluaran umum rumah, misalnya tagihan listrik, air, atau gas. Buat kesepakatan tentang tanggung jawab tiap pos tagihan per bulan atau per tahun. Jika perlu, buat rencana pembagian tagihan jangka panjang, seperti biaya maintenance rumah atau pajak. Langkah ini bisa menurunkan risiko konflik antaranggota keluarga.

Baca juga: 7 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga agar Hemat

4. Pastikan setiap orang punya privasi

Privasi bukan hanya berbicara soal jumlah ruangan yang bisa diberikan bagi setiap anggota keluarga, melainkan juga soal waktu. Setiap anggota keluarga memiliki hak yang sama terhadap privasi, maka memastikan bahwa mereka memiliki kesempatan tersebut adalah hal yang penting. Jika aspek ini tidak diperhatikan, maka risiko konflik akan meningkat dan berbahaya bagi relasi kedua belah keluarga.

5. Buat batasan yang jelas

Buat batasan yang jelas di antara kedua belah keluarga. Bagaimanapun, setiap keluarga memiliki otoritas terhadap dirinya sendiri. Jangan sampai Anda ikut campur dalam masalah keluarga lain, Moms. Hindari untuk turut campur tentang cara merawat anak, permasalahan suami istri, rencana menambah momongan, ataupun hal-hal yang semestinya diatur secara mandiri oleh keluarga lain. Selain itu, pembatasan ini juga perlu diiringi dengan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak keluarga. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)