Type Keyword(s) to Search
BABY

7 Aturan Penting dalam Memberikan MPASI untuk Bayi

7 Aturan Penting dalam Memberikan MPASI untuk Bayi

Baik menyiapkan MPASI rumahan atau kemasan, mengenalkan MPASI pada Si Kecil memang sangat menyenangkan bagi bayi maupun orang tua. Walau begitu, banyak hal yang harus Moms perhatikan dalam memberikan MPASI untuk Si Kecil. Hal yang utama sudah pasti usia anak dan kesiapannya untuk menerima MPASI. Ketika bayi Anda sudah bisa duduk dan terlihat antusias dengan makanan, maka itu bisa menjadi salah satu tanda ia siap makan.

Agar Anda tak bingung dengan banyaknya aturan pemberian MPASI lainnya, berikut 7 panduan terpenting yang wajib Anda terapkan saat memberi bayi makan. Enggak sulit dan membingungkan kok, Moms. So, let's read on!

1. Jangan memaksa

Sama seperti Anda, memaksa bayi untuk makan ketika ia belum lapar justru hanya akan memberikan pengalaman makan yang tidak menyenangkan untuknya. Memaksa Si Kecil untuk makan bahkan bisa membuatnya trauma lho, Moms. Umumnya bayi menolak makan dengan cara menutup mulutnya atau menolehkan kepalanya menjauhi makanan. Jika bayi Anda menunjukkan sikap tersebut, artinya ia masih kenyang atau belum tertarik untuk makan. Sebaiknya tunda dulu pemberian makannya ya, Moms.

2. Jangan biarkan anak makan sendirian

Walau bayi Anda terlihat sudah mahir memasukkan makanan sendiri ke mulutnya, bukan berarti Anda bisa membiarkannya makan sendirian tanpa pengawasan, Moms. Hal ini bisa berpotensi menyebabkan anak tersedak makanan, yang akibatnya bisa sangat fatal. Dalam hitungan detik, anak tersedak makanan bisa menyebabkan kematian! Cegah kejadian tak diinginkan tersebut dengan hal sesederhana memantau anak saat makan.

3. Beri jarak antar alergen

Walau Anda dan pasangan tidak memiliki riwayat alergi makanan, bukan berarti anak Anda 100 persen tidak akan alergi makanan juga. Selalu ada risiko anak mengalami alergi makanan. Maka, ketika mengenalkan makanan yang sering menimbulkan reaksi alergi (seperti kacang, gluten, makanan laut), sebaiknya beri jarak waktu antara pemberian alergen satu dan lainnya.

Jangan lupa untuk mencatatnya di food journal atau jurnal makanan. Fungsinya adalah untuk mengetahui makanan penyebab alergi, jika muncul reaksi alergi pada anak. Jika Anda langsung mengenalkan dua alergen atau lebih di hari yang sama, pasti sulit mencari tahu makanan apa yang menyebabkan anak alergi.

Baca juga: Cara Tepat Mengatasi Alergi Makanan pada Bayi dan Balita

4. Jangan mudah menyerah

Bayi mungkin menolak beberapa jenis makanan yang Anda sajikan, meskipun makanan tersebut enak menurut Anda. Jika ini terjadi, jangan menyerah dan jangan berhenti memberikan makanan tersebut. Mengutip Parents, orang tua mungkin butuh usaha 10-15 kali untuk memperkenalkan satu makanan baru pada bayi, sebelum akhirnya Si Kecil menerima dan menyukai makanan itu. Coba untuk mencampurnya dengan puree yang anak sukai deh, Moms.

5. Kenalkan banyak makanan

Kami mengerti, mungkin tak mudah untuk memperkenalkan banyak jenis makanan baru pada bayi. Namun, percayalah, mengenalkan sebanyak mungkin ragam rasa dan makanan pada bayi sebelum usianya 12 bulan, bisa memperkaya palet rasa di lidahnya. Ini membuat anak lebih mudah menerima rasa-rasa makanan dan mencegahnya menjadi picky eater.

6. Cermat memberikan konsistensi makanan

Selalu ikuti saran dokter dalam memberikan makanan dengan kekentalan yang sesuai dengan usia bayi Anda. Untuk MPASI perdana, selalu mulai dengan bubur saring yang encer, karena ini merupakan transisi pertama dari ASI eksklusif. Fase menikmati bubur saring ini mungkin sangat dinikmati Si Kecil. Namun, jangan berlarut-larut di fase ini, karena perlahan tapi pasti, anak juga harus belajar makan dengan tekstur yang lebih kasar.

Baca juga: 5 Resep Bubur Susu untuk MPASI, Gampang Membuatnya, Moms

7. Jangan ragu memberikan lemak

MPASI juga harus mengandung lemak lho, Moms. Mengutip penjelasan dr. Yovita Ananta, Sp.A, MHSM, IBCLC, komposisi lemak pada MPASI untuk anak usia 6-8 bulan sekitar 30-45 persen dari total kalori. "Anda bisa memilih minyak, santan, dan margarin sebagai sumber lemak," jelas dokter anak yang praktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah ini. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)