Moms, tentunya Anda sudah tidak asing ya, mendengar istilah sleep walking atau tidur sambil berjalan dan sleep talking atau tidur sambil berbicara. Ya, keduanya merupakan jenis gangguan tidur yang paling umum diketahui dan dialami seseorang. Nah, bagaimana dengan istilah sleep sex atau sexsomnia? Apa Anda sudah mengetahuinya, Moms? Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai gangguan tidur yang satu ini!
Apa itu sexsomnia?
Mungkin bagi sebagian orang, istilah sleep sex atau sexsomnia masih terdengar asing. Namun, sexsomnia ini juga merupakan gangguan tidur yang kerap dialami seseorang, di mana pengidapnya berlaku seperti sedang melakukan aktivitas seksual, misalnya masturbasi maupun bercinta. Sexsomnia termasuk ke dalam parasomnia, yaitu gangguan tidur yang menyebabkan seseorang berperilaku abnormal selama tidur.
Apakah sexsomnia umum terjadi?
Sexsomnia bisa dianggap sebagai kejadian yang langka. Melansir Healthline, sebuah studi menemukan bahwa 8% orang di klinik gangguan tidur di Kanada menunjukkan gejala sexsomnia. Dari studi tersebut, diketahui bahwa pria hampir tiga kali lebih mungkin mengalami sexsomnia dibandingkan wanita. Namun, perlu diingat bahwa hasil studi tersebut hanya menyertakan orang-orang di klinik gangguan tidur tertentu. Kondisi ini kemungkinan jauh lebih jarang terjadi pada populasi umum.
Apa penyebab sexsomnia?
Sejauh ini, penyebab seseorang mengalami sexsomnia belum diketahui secara pasti. Namun, para dokter percaya beberapa hal berikut berkontribusi menjadi penyebabnya, seperti:
- Kelelahan, stres, gangguan kecemasan
- Kurang tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur
- Kebiasaan minum alkohol, mengonsumsi obat tertentu, menggunakan zat adiktif atau obat yang tidak diresepkan oleh dokter.
Baca juga: Jenis-jenis Fantasi Seksual yang Paling Umum dan Sering Dibayangkan
Apa saja perilaku yang ditunjukkan saat seseorang mengalami sexsomnia?
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa pengidap sexsomnia akan berperilaku seperti tengah melakukan aktivitas seksual saat ia tengah tidur. Namun sayangnya, pengidapnya tidak menyadari apa yang telah ia lakukan saat ia sudah terbangun. Hanya pasangan, orang tua, atau teman yang mungkin memperhatikan perilaku tersebut. Orang tersebut baru tahu apa yang telah ia lakukan setelah orang lain memberitahukannya.
Perilaku umum yang ditunjukkan saat seseorang mengalami sexsomnia di antaranya adalah membelai atau melakukan foreplay dengan pasangannya, mendorong panggul, melakukan hubungan seks, masturbasi, dan orgasme spontan.
Bagaimana menangani sexsomnia?
Perilaku sexsomnia seperti masturbasi mungkin tidak akan membahayakan. Namun, buat Anda yang sudah punya pasangan atau berumah tangga, gangguan tidur ini dikhawatirkan bisa menyebabkan keretakan antara Anda dan pasangan, karena pasangan Anda mungkin khawatir perilaku tersebut merupakan bentuk tanda ketidaksukaan Anda dalam hubungan Anda dan pasangan.
Untuk mengantisipasinya, cara terbaik adalah mencari cara untuk menangani gangguan tidur tersebut. Beberapa pengobatan atau perawatan berikut ini patut Anda coba dan diketahui sering kali berhasil, di antaranya:
1. Menangani gangguan tidur yang mendasari sexsomnia. Jika sexsomnia mungkin disebabkan oleh gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea atau sindrom kaki gelisah, maka pengobatan gangguan yang mendasari sexsomnia ini juga bisa menghentikan perilaku seksual yang tidak diinginkan.
2. Mengganti obat yang sedang dikonsumsi. Jika Anda mengonsumsi resep baru sebelum perilaku sexsomnia diketahui, cobalah untuk mengganti obat yang Anda konsumsi karena dapat menghentikan gangguan tersebut. Obat tidur, termasuk yang dijual bebas, justru dikhawatirkan dapat menyebabkan episode parasomnia.
3. Mengonsumsi obat untuk mengatasi masalah yang mendasari sexsomnia. Kondisi seperti depresi, gangguan kecemasan, dan stres dapat menyebabkan sexsomnia dan gangguan tidur. Pengobatan atau terapi bicara mungkin merupakan pilihan pengobatan yang dapat mengakhiri perilaku seksual pada pengidap sexsomnia.
4. Mengonsumsi obat baru. Beberapa obat diketahui dapat menyebabkan sexsomnia, tapi yang lainnya mungkin bisa membantu menghentikannya. Antidepresan dan obat anti kejang bisa diresepkan untuk pengidap sexsomnia. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Freepik)