Setiap orang tua memang punya cara masing-masing untuk mendidik anak mereka. Ada yang melakukannya dengan cara yang lemah lembut, tapi ada juga yang menggunakan cara keras untuk membuat anak disiplin. Ya, ada orang tua yang sabar menghadapi ulah anak, tapi tidak sedikit juga yang mudah kesal dan marah saat anak rewel atau berulah.
Buat beberapa orang tua, saat lelah usai beraktivitas seharian, tapi masih harus berhadapan dengan ulah dan tingkah rewel Si Kecil, kondisi ini tak jarang bisa membuat Anda jadi naik pitam. Bentakan tanpa sengaja keluar dari mulut Anda dengan tujuan untuk mendiamkan Si Kecil.
Bentakan akan berpengaruh pada otak anak
Namun, tahukah Moms, kebiasaan membentak anak bisa membawa pengaruh buruk buat Si Kecil? Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa bentakan mempunyai efek negatif pada otak anak. Ketika orang tua membentak, anak akan merasa ketakutan. Saat muncul rasa takut, produksi hormon kortisol di otak pun meningkat.
Nah, pada anak-anak, tingginya hormon kortisol itu akan memutuskan sambungan neuron atau sel-sel di otak. Lalu, apa akibatnya jika neuron terganggu? Proses berpikir anak jadi terganggu, sulit mengambil keputusan, anak tidak bisa menerima informasi dengan baik, tidak bisa membuat perencanaan, hingga akhirnya tidak memiliki kepercayaan diri.
Perlu diketahui, bagian otak yang pertama kali tumbuh pada anak adalah bagian otak yang berkaitan dengan emosi. Di bagian itu, paling besar adalah wilayah emosi takut. Makin sering dibentak dengan keras dan membuat anak takut, makin tinggi pula kerusakan yang terjadi pada neuron.
Menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi, hubungan antara orang tua dan anak yang selalu diwarnai dengan bentakan akan membuat anak jadi tertekan dan merasa tidak nyaman berada di dekat orang tuanya. Si Kecil bukannya menghargai Anda sebagai sebagai orang tua, ia malah jadi ketakutan. Walaupun belum ada penelitian yang menjelaskan lebih jauh mengenai batasan bentakan, Vera berujar, makin sering anak dibentak, dampaknya akan makin buruk. "Bentakan akan memengaruhi area otak yang berperan dalam perkembangan atensi, memori, dan emosi anak," jelas Vera.
"Bentakan biasanya muncul ketika orang tua menumpuk emosi. Karenanya, jangan menunggu sampai emosi memuncak. Langsung tegur Si Kecil dengan tenang jika memang ada yang salah. Tenangkan diri terlebih dahulu, baru kembali bicara dengan Si Kecil," saran Vera. Ia pun menambahkan orang tua harus memahami usia perkembangan anak agar tuntutan orang tua mengenai perilaku anak lebih realistis.
Baca juga: 5 Cara Mendidik Balita agar Disiplin Tanpa Perlu Marah
Jika kelepasan membentak anak
Meskipun Anda mungkin sudah paham bahwa membentak anak bukanlah hal yang baik, Anda bisa saja kelepasan memarahi dan membentak Si Kecil. Menurut Elizabeth Pantley dalam bukunya yang berjudul The No-Cry Discipline Solution, hal ini sering sekali tanpa sengaja dilakukan para orang tua. Bahkan orang tua yang tampak tenang sekali pun, pernah berteriak pada anaknya.
Jika Anda telanjur melakukannya, ajaklah Si Kecil bicara pelan-pelan. Ucapkan maaf dan katakan bahwa kadang seseorang berteriak saat kesal, tapi sebenarnya hal itu tidak baik dan bisa melukai orang lain. Cobalah untuk menahan diri dan menjaga ucapan di depannya, sehingga kata-kata kasar dan keras tidak terlontar lagi dari mulut Anda.
Namun, jika hal ini cenderung menjadi sifat atau kebiasaan Anda, segeralah minta bantuan pada ahli atau terapis profesional untuk mengatasi masalah pengendalian diri Anda. Anda perlu tahu, pribadi yang tenang akan merasa lebih nyaman dengan dirinya sendiri dan dapat mengatasi setiap keadaan dengan lebih baik. (M&B/SW/Foto: Freepik)