Selain AIDS dan lupus, ada berbagai penyakit autoimun yang bisa mengganggu fungsi imunitas tubuh, salah satunya adalah penyakit Hashimoto. Penyakit ini sering juga disebut sebagai sindrom Hashimoto atau Hashimoto tiroid, karena menyebabkan rangkaian gangguan kesehatan, terutama pada fungsi tiroid.
Biasanya, para penderita penyakit hashimoto memiliki kulit yang pucat dan kering, berat badan berlebih, serta mudah lelah. Penyakit ini umum dialami oleh perempuan di usia pertengahan, namun bisa terjadi pula pada anak-anak dan bayi. Bayi pemilik penyakit Hashimoto yang tidak mendapatkan penanganan tepat dapat mengalami berbagai gangguan pertumbuhan. Lalu, bagaimana caranya untuk mendeteksi penyakit ini pada bayi? Simak penjelasannya berikut ini ya, Moms.
Gangguan Autoimun
Penyakit Hashimoto pada bayi juga sering disebut sebagai pediatric thyroiditis. Pada penyakit ini, daya tahan tubuh menyerang berbagai organ dan kelenjar tubuh yang sehat, terutama kelenjar tiroid. Maka dari itu, fungsi tiroid menjadi terganggu dan penyakit ini sering kali menyebabkan terjadinya hipotiroid.
Tiroid berperan penting untuk membantu tubuh mendapat energi dari makanan, mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks, serta penting bagi perkembangan otak anak. Pada kondisi hipotiroid, kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini menyebabkan penggunaan energi tubuh tidak efisien serta metabolisme yang melambat. Pada banyak kasus, penyakit hashimoto merupakan penyebab utama anak mengalami hipotiroid.
Mengutip laman yayasan Children's Health, anak perempuan memiliki risiko 2 kali lebih banyak menderita penyakit Hashimoto daripada anak laki-laki. Selain itu, ada faktor risiko lain yang perlu diperhatikan, yakni riwayat keluarga dengan penyakit tiroid dan riwayat dengan penyakit autoimun (diabetes tipe 1 atau lupus).
Penanganan yang tepat sangat diperlukan bagi bayi pemilik penyakit Hashimoto agar perkembangan tubuhnya tidak terhambat. Penyakit Hashimoto dapat menyebabkan pertumbuhan fisik dan perkembangan seks yang lambat, serta kemampuan belajar yang buruk. Selain itu, Si Kecil dapat terlambat puber atau tampak tidak bersemangat sepanjang hari.
Cara Mendeteksi dan Gejala Penyakit Hashimoto
Penyakit Hashimoto biasanya tak dapat didiagnosis tanpa menjalani tes khusus, seperti tes fisik, tes darah untuk memeriksa thyroid hormone (T4), thyroid-stimulating hormone (TSH) dan antibodi thyroid peroxidase (TPO). Selain itu, gejala juga sering kali baru terdeteksi setelah beberapa bulan, bahkan tahun.
Meskipun begitu, ada beberapa gejala umum yang bisa dialami oleh anak dengan penyakit Hashimoto, antara lain rasa lelah berlebih, konstipasi, pembengkakan kelenjar tiroid, wajah yang bengkak, mudah kedinginan, kenaikan berat badan yang cepat, kulit kering, nyeri pada otot dan sendi, lemah otot, rambut rontok, daya konsentrasi yang buruk, mudah stres, serta lambatnya perkembangan seks.
Cara Penanganan
Hingga kini, penyebab penyakit Hashimoto belum dapat dipastikan. Namun para ahli percaya bahwa penyakit Hashimoto yang dialami sejak bayi dapat disebabkan oleh masalah genetik atau infeksi oleh virus.
Meski tidak bisa disembuhkan, anak-anak yang lahir dengan kondisi ini tetap dapat memiliki masa depan yang cerah dan proses pertumbuhan yang maksimal. Langkah penanganan utama yang umum dilakukan adalah dengan memberikan terapi medikasi yang rutin untuk memenuhi kebutuhan hormon tiroid tubuh. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)