Banyak orang awam mengira seluruh luka yang terdapat di dalam mulut adalah sariawan, padahal sebenarnya tidak seperti itu. Sariawan atau dalam bidang kedokteran dikenal dengan istilah Stomatitis Apthosa Recurrent (SAR), merupakan luka cekungan atau ulser yang biasanya muncul pada bagian selaput lendir di daerah mulut yang lunak, seperti bagian dalam pipi, bibir, lidah, bawah lidah, serta cekungan antara pipi atau bibir dengan gusi.
Dokter gigi Harum Sasanti, Sp.PM menyebutkan, tepian luka sariawan terlihat jelas dan beraturan, bentuknya bulat atau oval, dikelilingi halo berwarna merah dan terasa nyeri. “Sebanyak 20 persen dari masyarakat kita mengalami sariawan. Banyak orang menginginkan setelah diobati, sariawan tidak akan kembali lagi. Padahal, sifat sariawan adalah ulang kambuh bila dipicu oleh beberapa faktor, misalnya trauma, stres, kelelahan, anemia, kebersihan mulut buruk, dan sebagainya,“ ujar drg. Harum dalam acara media workshop dari Deltomed di Jakarta beberapa waktu lalu. Ia pun menambahkan, sariawan tidak didahului dengan demam, tidak disertai radang kelenjar getah bening regional, dan tidak mudah berdarah.
Terdapat 3 tipe sariawan atau SAR, yaitu SAR minor, SAR mayor, dan SAR herpetiform. SAR minor umumnya berudiameter 2-4 milimeter dan jumlahnya bisa mencapai 1 sampai 5 luka, namun dapat sembuh dengan sendirinya setelah 3-7 hari. Untuk luka SAR mayor, cekungannya berbentuk dalam dan dapat meninggalkan bekas luka parut. Diameternya sekitar 8-10 milimeter, tepian lukanya tidak beraturan, sangat nyeri, dan rentang waktu sembuhnya cukup lama, yaitu sekitar 4-5 minggu.
Sementara itu, tipe sariawan ke-3 diberi nama herpetiform karena bentuknya mirip dengan infeksi herpes. Lukanya dangkal dan berukuran kecil-kecil, namun muncul secara berkelompok dalam jumlah yang banyak hingga mencapai 100 luka di dalam mulut. Ukurannya berdiameter 1-2 milimeter dan dapat sembuh dalam 7-14 hari.
Penggunaan obat hanya akan meringankan rasa sakit atau mempercepat proses penyembuhan, tetapi tidak ada jaminan sariawan tidak akan kambuh lagi. Yang penting hindari faktor-faktor pemicu terjadinya sariawan. Jika sedang sariawan, Anda perlu menjauhi faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas, serta cermat memilih obat penyembuh sariawan yang dijual bebas supaya tidak menjadi kronis dan terhambat penyembuhannya. (Sagar/DC/Dok. M&B)