Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Siapkan Pendidikan Seksual Bagi Anak Autisme

Siapkan Pendidikan Seksual Bagi Anak Autisme

Pendidikan seks bagi anak autisme mungkin merupakan hal yang tak terpikirkan. Padahal, hal tersebut tetap perlu disiapkan jauh sebelum mereka memasuki masa pubertas. Di Indonesia sendiri, pendidikan seks belum banyak dibahas dalam program terapi autisme.

 

Prinsipnya, pola dan tingkah laku seksual mereka mirip atau sama dengan anak lain. Oleh karena itu, pendidikan seks bagi mereka tetap dianggap penting. Menurut dr. Purboyo Solek, Sp.A (K), Konsultan Neuropediatri dari Asosiasi Disleksia Indonesia, pendidikan seks untuk anak autisme bisa diberikan berdasarkan proses yang sistematik.

 

“Pendidikan seks harus dibuat terstruktur, individualistik, strategi harus jelas, dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Pendidikan seks yang diberikan juga berbeda setiap individu, disesuaikan dengan kemampuan mentalnya,” ungkap dr. Purboyo.

 

Ia juga menambahkan, pemahaman tentang pubertas ini juga butuh waktu yang agak lama. Ada 4 level yang perlu diketahui, yaitu discriminative learning, personal hygiene, bagian-bagian tubuh yang vital dan fungsinya, serta program komprehensif tentang pendidikan seksual secara heteroseksual.

 

“Discriminative learning adalah paham perbedaan jenis kelamin, sedangkan personal hygiene, artinya mengenali perbedaan ciri fisik di antara gender, seperti wanita yang memiliki vagina dan payudara, serta lelaki yang memiliki jakun dan penis. Ia juga bisa membedakan fungsi dari organ-organ tersebut, misalnya payudara berfungsi untuk apa. Terakhir, heteroseksual maksudnya mereka mengerti bahwa laki-laki dan perempuan yang melakukan hubungan seksual, bisa memiliki anak, dan seterusnya. Jadi, proses belajarnya memang sangat panjang,” tutupnya. (Aulia/OCH/dok.M&B)