Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Benjolan di Belakang Kepala, Kapan Mesti Diwaspadai?

Benjolan di Belakang Kepala, Kapan Mesti Diwaspadai?

Moms, coba raba bagian belakang kepala Anda. Apakah terasa ada bagian yang menonjol seperti benjolan di area tersebut? Benjolan di belakang kepala bisa terjadi pada siapa saja. Benjolan ini bisa memiliki tekstur dan bentuk yang bervariasi, ada yang lunak, keras, atau berubah bentuk ketika disentuh. Ukurannya pun bisa bermacam-macam, mulai dari sebesar kacang polong hingga seukuran bola golf.

Pada umumnya, benjolan yang muncul di bagian belakang kepala tidak berbahaya. Akan tetapi anda perlu waspada, terutama jika benjolan tersebut disertai gejala lain, seperti:

• Nyeri

• Pusing berkepanjangan

• Mual dan muntah

• Benjolan mengeluarkan darah

• Ukuran benjolan terus membesar

• Munculnya demam

• Kehilangan kesadaran

• Kehilangan keseimbangan.

Benjolan yang ada di bagian belakang kepala bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain:

1. Benturan atau Kecelakaan

Benjolan dapat muncul ketika kepala terbentur objek yang keras atau saat mengalami cedera kepala akibat terjatuh. Kondisi ini merupakan salah satu bentuk reaksi tubuh untuk menyembuhkan diri. Benjolan di belakang kepala karena cedera dapat disertai memar berwarna keunguan atau hematoma pada kulit kepala. Ini adalah tanda bahwa ada perdarahan di bawah permukaan kulit. Benjolan jenis ini pada umumnya akan hilang dalam beberapa hari.

2. Rambut yang Gagal Tumbuh

Benjolan di belakang kepala juga bisa ditemukan pada orang yang suka bercukur. Kondisi ini terjadi ketika rambut yang seharusnya tumbuh menembus kulit malah masuk ke dalam kulit. Rambut yang terjebak di dalam kulit ini umumnya menyebabkan benjolan kecil kemerahan. Meski tak berbahaya, rambut yang tumbuh ke dalam bisa menyebabkan infeksi dan bisul.

3. Folikulitis

Folikulitis adalah infeksi atau peradangan pada folikel rambut yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur. Benjolan folikulitis berwarna merah atau putih dan berukuran kecil seperti jerawat. Kondisi ini pada umumnya tidak berbahaya, tapi dapat menimbulkan gatal, kerontokan rambut, dan kebotakan.

4. Karsinoma Sel Basal

Karsinoma sel basal adalah tumor yang tumbuh di lapisan terdalam kulit dan bersifat ganas. Ini merupakan jenis kanker yang paling sering ditemukan. Warnanya bisa merah atau pink dengan bentuk seperti luka, bekas luka, atau benjolan. Karsinoma sel basal umumnya terjadi akibat paparan sinar matahari yang intens.

5. Lipoma

Lipoma merupakan tumor lemak jinak yang terasa lembek dan lembut ketika dipegang. Selain itu, lipoma juga bisa bergeser. Lipoma terbilang jarang muncul di kepala dan lebih sering muncul di bahu dan leher. Lipoma biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri. Namun jika ukurannya terus membesar, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi pengangkatan tumor.

6. Kista Epidermoid

Kista epidermoid merupakan benjolan yang umumnya tumbuh di bawah kulit wajah dan kulit kepala. Ukurannya bisa besar atau kecil, dan sering kali tidak menimbulkan rasa sakit. Kista epidermoid disebabkan oleh penumpukan keratin, yaitu protein pembentuk kulit. Jika tidak mengganggu, kista ini biasanya tidak perlu diobati karena tidak berbahaya.

7. Kista Pilar

Sama seperti halnya kista epidermoid, kista pilar berbentuk benjolan dan umumnya tumbuh di kulit kepala. Kista ini juga tidak menyebabkan nyeri, tapi bisa mengganggu penampilan apabila ukurannya besar.

8. Keratosis Seboroik

Keratosis seboroik merupakan benjolan kecil mirip tahi lalat atau kutil yang biasanya tumbuh di kepala atau leher orang lanjut usia. Bentuknya agak mirip dengan kanker kulit, tetapi tergolong jinak dan tidak berbahaya. Benjolan ini bisa dihilangkan melalui prosedur krioterapi (bedah beku) atau bedah listrik yang dikerjakan oleh dokter.

9. Pilomatriksoma

Pilomatriksoma adalah tumor di folikel rambut yang bersifat jinak. Tumor ini lebih umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Benjolan umumnya tidak menimbulkan sakit dan muncul pada leher, wajah, atau kepala, meski bisa juga muncul di bagian tubuh lain.

10. Eksostosis

Eksostosis terjadi ketika adanya pertumbuhan tulang baru yang bersifat jinak di atas tulang normal. Kondisi ini umumnya jarang terjadi dan penyebabnya belum diketahui secara pasti. Eksostosis bisa menimbulkan rasa nyeri, tapi bisa juga tanpa nyeri sama sekali. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)