Moms, Anda pasti sudah tak asing lagi dengan MSG atau monosodium glutamate, kan? Di Asia, MSG menjadi salah satu bahan yang umum digunakan untuk menguatkan rasa makanan. Sebenarnya MSG sendiri tidak memiliki rasa, tapi mampu menguatkan cita rasa gurih atau umami dari makanan.
Meskipun begitu, penggunaan MSG dalam masakan telah lama menjadi kontroversi, akibat berbagai dugaan efek samping yang ditimbulkannya. Jadi, wajar saja jika Moms mengambil langkah pencegahan demi kesehatan Si Kecil dengan menghindari penggunaan MSG yang berlebihan. Memangnya, kenapa sih, konsumsi MSG enggak boleh berlebih? Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Moms!
Alergi
Pernahkah mendengar Chinese Restaurant Syndrome? Merebak di tahun 60-an di Amerika Serikat, kondisi ini menandakan beberapa gejala yang muncul setelah mengonsumsi makanan dari restoran Cina yang mengandung banyak MSG. Kini, nama sindrom ini dikenal sebagai MSG Symptom Complex.
Menurut sebuah studi yang dimuat Journal of Allergy and Clinical Immunology tahun 1997, beberapa orang diduga sensitif terhadap MSG sehingga mengalami reaksi alergi tertentu. Para peneliti studi ini menyebutkan beberapa gejala yang umum dikeluhkan, yakni pusing, kram otot, kesemutan, lesu dan lemah, serta kulit memerah. Maka, dengan daya tahan tubuh yang masih belum sempurna, menghindari MSG yang berlebihan pada makanan Si Kecil adalah langkah baik untuk mengurangi risiko alergi.
Picky Eating
Picky eater adalah masalah, baik bagi orang tua atau anak. Jika Anda stres melihat Si Kecil pilah-pilih makanan, begitu pula kecukupan gizi dan pertumbuhan Si Kecil bisa terganggu. Hal ini tak bisa dilepaskan dari pengalaman makan awal Si Kecil.
Pengalaman makan pertama Si Kecil sangat krusial, karena dapat membentuk preferensi makan jangka panjangnya. Sebuah studi yang dimuat jurnal Nutrients pada 2020 menyatakan, paparan rasa tertentu di awal momen makan anak cenderung akan terus berlanjut hingga ia besar. Menurut American Academy of Pediatrics, Si Kecil perlu dikenalkan dengan berbagai rasa dan tekstur agar pola makannya sehat.
Jika MSG diberikan sedari dini dengan kuantitas dan frekuensi yang terlalu banyak, maka Si Kecil dapat tumbuh dengan menyukai rasa gurih. Hal ini ditakutkan dapat membuatnya menolak atau kurang menyukai makanan bergizi lainnya yang tidak gurih, dan menjadi picky eater.
Obesitas
Sebuah studi terhadap binatang yang dimuat Yakugaku Zasshi : Journal of the Pharmaceutical Society of Japan tahun 2014, menemukan bahwa pemberian MSG dosis tinggi pada tikus berujung pada obesitas. Selain itu, sebuah studi yang dimuat The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2011 menemukan bahwa konsumsi MSG yang tinggi berkaitan dengan kenaikan berat badan.
Namun para ahli setuju bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan keterkaitan antara obesitas dan MSG. Meski begitu, mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Maka mengurangi pemberian MSG dalam makanan Si Kecil bisa membantu mengecilkan risikonya memiliki obesitas kelak.
Inovasi Terbaru, Promina Sup Mi Tanpa MSG
Sebagai brand dengan rangkaian produk makanan bayi terlengkap, Promina menghadirkan Sup Mi, yakni mi khusus balita yang penuh gizi. Dilengkapi dengan formula Empat Tepat, di mana tekstur, nutrisi, dan pilihan rasa yang disesuaikan dengan usia Si Kecil, Promina Sup Mi mampu mendukung kebutuhan gizi Si Kecil dengan optimal.
Promina Sup Mi dibuat tanpa MSG dan pengawet, sehingga semakin sehat dan aman untuk dikonsumsi Si Kecil, Moms. Bisa dikonsumsi sejak Si Kecil berusia 12 bulan, Promina Sup Mi bertekstur kenyal nan halus dan lembut sehingga mudah dikunyah dan membantu Si Kecil mengenal tekstur. Pastinya, momen MPASI Si Kecil jadi lebih sehat dan terhindar dari GTM (gerakan tutup mulut).
Terlebih lagi, Promina Sup Mi juga dilengkapi dengan Vitamin A, C, E, dan zinc yang bisa membantu menjaga imunitas Si Kecil. Terdapat dua varian rasa, lho, yakni rasa ayam sayur dan daging sayur. Pastinya rasanya enak dan Si Kecil suka! Momen makan Si Kecil akan semakin menyenangkan, deh! Promina Sup Mi bisa Moms dapatkan di Promina Official Store yang ada di e-commerce, lho! (Gabriela Agmassini/SW/Dok. 123RF: Maria Sbytova, Promina)