Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Waspadai Gejala Parental Burnout atau Stres pada Orang Tua

Waspadai Gejala Parental Burnout atau Stres pada Orang Tua

Mendampingi dan menjaga Si Kecil tetap aman di masa pandemi ini memang memberikan tantangan tersendiri ya, Moms. Mudah? Tentu tidak, bahkan tekanan bertubi-tubi bisa menyebabkan parental burnout bagi para orang tua! Parental burnout adalah rasa tertekan menjadi orang tua saat jenuh secara fisik maupun mental dalam mengurus dan merawat anak.

Sayangnya, orang tua kadang malu mengakui atau mencari pertolongan dari rasa jenuh kronis yang satu ini. Orang tua seperti dituntut untuk selalu kuat, sehingga muncul stigma di masyarakat bahwa orang tua yang jenuh mengurus anak adalah orang tua yang tidak baik. Padahal, parental burnout sangat mungkin terjadi dan bukan hal yang harus ditutupi.

Untuk mewaspadai parental burnout, mari ketahui apa saja penyebab parental burnout, gejala, dan cara mengatasinya dengan tepat, Moms.

Gejala Parental Burnout

Sama seperti school burnout yang sering dialami anak-anak karena jenuh sekolah daring, parental burnout juga membuat orang tua jenuh dan lelah. Mengutip informasi dari Newport Academy di Nassau Daily Voice, salah satu gejala parental burnout yang paling sering terjadi adalah kelelahan ekstrem, baik fisik maupun mental. Tanda-tanda lain dari parental burnout yang mungkin terjadi adalah:

1. Rasa ingin kabur

Anda tahu betapa pentingnya keluarga dan anak, namun rasa jenuh ekstrem saat parental burnout menyerang dapat membuat Anda merasa ingin kabur. Anda bukan ingin lari dari anak, namun lebih ke lari dari tanggung jawab mendidik dan menjaga anak yang tak pernah berhenti. Anda merasa terpenjara di rumah sendiri, karena harus 24/7 menjaga anak, tanpa memedulikan kebahagiaan Anda sendiri.

2. Masalah kesehatan

Tekanan rasa jenuh dalam mengurus anak juga bisa menyebabkan masalah kesehatan lho, Moms. Tak hanya masalah kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik. Ketika mental Anda sudah sangat tersiksa, maka kesehatan pun sering kali terabaikan, inilah yang bisa memicu munculnya penyakit.

3. Frustrasi

Rasa jenuh ekstrem dapat membuat Anda frustrasi, dan lebih parahnya lagi membuat Anda merasa tidak pantas atau tidak layak menjadi orang tua. Anda merasa anak Anda lebih baik diurus orang lain yang lebih baik, bukan Anda. Padahal, tidak ada orang tua yang sempurna, yang ada adalah orang tua yang selalu berusaha menjadi sosok yang lebih dan selalu memberikan yang terbaik walau tak sempurna.

4. Emosional

Lebih sensitif, mudah tersinggung, dan sering melampiaskan emosi pada anak atau keluarga adalah contoh dampak parental burnout. Anda merasa jenuh dan tertekan, sehingga sedikit saja melihat kesalahan, hal tersebut langsung membuat emosi Anda meledak-ledak.

5. Benci pada anak

Ketika parental burnout menyerang, muncul kemungkinkan orang tua membenci anaknya sendiri. Anda kesal karena anak Anda terus meminta bantuan dari Anda, anak terus-menerus membuat Anda lelah. Jika ini terjadi, jangan ragu untuk meluangkan waktu untuk me time, dan jika rasa benci tersebut sudah semakin mengganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog klinis ya, Moms.

Penyebab Parental Burnout

Tak bisa dimungkiri, orang tua memiliki waktu sendiri atau me time ketika anak-anak berada di sekolah. Namun ketika pandemi mewajibkan sekolah dari rumah, maka orang tua harus berada di samping anak selama 24 jam tanpa henti. Ya, kini profesi Anda bertambah satu: Menjadi guru bagi Si Kecil. Belum lagi profesi menjadi videografer dan fotografer untuk membantu mengumpulkan tugas-tugas online.

Ini semua bisa membuat Anda jenuh, terutama bagi orang tua yang anaknya di bawah usia 18 tahun. Mengutip artikel New York Times, sebuah survei dari American Psychological Association bertajuk "Stress in the Time of Covid-19" menguak fakta menarik. Menurut survei tersebut, 46 persen orang tua dengan anak di bawah 18 tahun sangat stres, dibanding 28 persen orang dewasa yang tidak punya anak. Survei lanjutan APA juga menunjukkan 60 persennya kebingungan untuk menjaga anak mereka agar tak bosan di rumah.

Sedangkan Dr. Moïra Mikolajczak, Ph.D., profesor psikologi di Université Catholique de Louvain, menyampaikan pada New York Times bahwa orang tua yang paling sering mengalami parental burnout selama pandemi ini adalah orang tua dengan anak kecil hingga remaja, atau memiliki anak berkebutuhan khusus.

Maka, jika Anda memiliki anak usia sekolah dan merasa tertekan hingga parental burnout, Anda tidak sendiri. Banyak orang tua di luar sana yang mengalaminya juga, dan semua tetap berjuang untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga dan dirinya sendiri. Have your me time and come back stronger, Moms! (Tiffany/SW/Dok. Freepik)