Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Hari Pertama Haid Terakhir, Penentu Hitungan Usia Kehamilan

Hari Pertama Haid Terakhir, Penentu Hitungan Usia Kehamilan

Kehamilan menjadi satu momen yang tentunya dinanti hampir semua pasangan setelah menikah. Walaupun dinantikan, tak jarang sang ibu justru tidak menyadari adanya janin di dalam rahimnya. Lalu, sudah berapa usia kehamilan yang mungkin sedang Moms jalani saat ini?

Sebagai calon ibu, Anda tentu perlu mengetahui usia kehamilan dengan penghitungan yang tepat. Hal tersebut akan membuat Anda tahu sejauh mana perkembangan kandungan, mengetahui kebutuhan gizi yang pasti akan bertambah, serta meminimalisir risiko kehamilan hingga persalinan nanti. Tubuh juga akan mengalami perubahan yang memerlukan waktu untuk menyesuaikan kondisi tersebut dengan baik.

Metode HPHT

Untuk mengetahui usia kehamilan, Anda bisa melakukan penghitungan secara manual, Moms. Cara ini disebut sebagai metode kalender atau dilihat dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Proses ini dihitung dengan mengasumsikan proses pembuahan yang terjadi pada hari ke-14 dalam siklus haid.

Menurut dr. Dian Burhansyah, SpOG, MKes, FMAS, Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) di Primaya Hospital, Bekasi Timur, hitungan ini memiliki tingkat kesalahan sekitar 2 minggu. Cara ini pun direkomendasikan untuk calon ibu dengan siklus haid teratur (terjadi setiap 28 hari).

Rumus penghitungannya disebut Naegele's rule, dengan dua cara menghitung yang nantinya juga bisa menentukan hari perkiraan lahir (HPL). Berikut contohnya:

1. Jika HPHT terjadi pada Januari-Maret, maka yang dihitung adalah tanggal HPHT ditambah (+) 7 dan bulan pada saat haid terakhir ditambah (+) 9. Tahunnya tidak mengalami perubahan.

Misal, HPHT pada 10 Maret 2020. Hitungannya:

Tahun: 2020

Bulan: 3 + 9 = 12

Hari: 10 + 7 = 17

Hari perkiraan lahir: 17-12-2020 atau 17 Desember 2020.

2. Jika HPHT terjadi pada April-Desember, maka penghitungannya adalah tanggal HPHT ditambah (+) 7, bulan pada saat haid terakhir dikurangi (-) 3, dan tahun saat haid terakhir terjadi ditambah (+) 1.

Misal, HPHT pada 10 Juni 2020. Hitungannya:

Tahun: 2020 + 1 = 2021

Bulan: 6 - 3 = 3

Hari: 10 + 7 = 17

Hari perkiraan lahir: 17-3-2021 atau 17 Maret 2021.

Apabila HPL sudah diketahui, maka Moms akan lebih mudah menentukan usia janin dalam kandungan. Selain mempermudah proses memantau perkembangan janin, jadwal Anda melakukan pemeriksaan di setiap trimester juga lebih jelas. Saat proses persalinan terjadi pun faktor risiko yang akan dialami sudah bisa diprediksi sejak awal.

Cara Selain Menghitung HPHT

Lalu, bagaimana dengan ibu yang siklus haidnya tidak teratur (durasi menstruasi kurang atau lebih dari 28 hari)? Anda masih bisa menghitungnya dengan rumus HPHT Parikh, yaitu HPHT + 9 bulan + (siklus haid-21 hari). Misalnya HPHT 10 Juni 2020 dengan siklus haid calon ibu 31 hari. Maka hitungannya 10 Juni 2020 + 9 bulan + (31 - 21) = 10 Maret 2021.

Selain itu, teknologi USG atau ultrasonografi juga bisa membantu mengecek usia kehamilan yang Anda alami. Dokter kandungan akan menghitung diameter kantong kehamilan saat usia kehamilan kurang dari atau sama dengan 6 minggu. Kemudian, di usia kehamilan 7-14 minggu akan dilihat panjang janin dari bokong hingga kepala. Dan memasuki usia kehamilan di atas 12 minggu, dokter akan menghitung lingkar kepala janin.

Hasil dari pemeriksaan USG di trimester I dianggap lebih akurat dalam menentukan usia kehamilan, dibandingkan dengan metode HPHT. Tapi, penggabungan kedua cara ini akan lebih baik dan membantu Moms serta dokter untuk mendukung tumbuh kembang optimal janin hingga ia lahir nanti. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)