Selain gaya misionaris, posisi woman on top (wanita di atas) mungkin paling sering dipilih pasangan suami istri saat bercinta. Apakah Anda termasuk salah satu yang memfavoritkan posisi ini saat berhubungan seks dengan pasangan?
Yang dimaksud dengan posisi woman on top adalah wanita berada di atas pria dengan pria berbaring telentang dan wanita menduduki penis saat ereksi. Posisi seks woman on top sering kali dianggap sebagai posisi yang memungkinkan wanita untuk lebih memegang kendali saat bercinta.
Dengan berada di atas, wanita disinyalir lebih mudah mencapai orgasme. Di sisi lain, tak sedikit kaum pria yang lebih bergairah ketika melihat pasangannya mendominasi kala berhubungan seks. Jika Anda belum pernah mencoba posisi woman on top, berikut ini beberapa fakta menarik tentang gaya seks tersebut.
Baca juga: 5 Posisi Bercinta Ini Sangat Efektif Membakar Kalori Tubuh
1. Wanita lebih mudah mencapai klimaks
Saat berhubungan seks menggunakan posisi woman on top, wanita akan lebih proaktif dalam mengendalikan ritme dan kedalaman penetrasi penis. Selain itu, saat berhubungan seks dengan posisi ini, pria juga lebih mudah memberikan stimulasi di bagian sensitif wanita, seperti klitoris dan payudara. Alhasil, wanita akan lebih bergairah dan mudah mencapai orgasme.
2. Nyaman untuk pria penderita sakit punggung
Bagi para pria yang mengalami nyeri punggung, berhubungan seks dengan gaya misionaris mungkin akan membuat Anda merasa kurang nyaman atau bahkan memperparah rasa sakit. Agar lebih nyaman, Anda bisa mencoba posisi woman on top karena pria bisa lebih rileks dan tidak terlalu banyak bergerak.
Namun, satu hal yang perlu diingat, Moms juga perlu berhati-hati agar gerakannya tidak terlalu bersemangat. Gerakan yang berlebihan bisa menekan panggul dan punggung bagian bawah pria sehingga bisa mengakibatkan cedera punggung.
Untuk mencegah nyeri punggung makin parah, lakukan hubungan intim dengan posisi woman on top di kasur yang agak keras. Dengan alas sedikit keras, posisi punggung pria bisa tetap lurus sehingga punggung akan terasa lebih nyaman.
3. Risiko cedera penis
Meski bisa membuat wanita dan pria lebih bergairah, posisi woman on top juga bisa menimbulkan risiko. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa posisi woman on top bisa meningkatkan risiko terjadinya cedera pada penis, bahkan sampai menyebabkan penis patah.
Pasalnya, saat bercinta menggunakan posisi ini maka berat tubuh wanita akan bertumpu pada penis yang sedang ereksi. Ada kalanya wanita terlalu bergairah hingga tak mampu mengontrol gerakannya, padahal posisi penis sedang kurang tepat atau tertekuk. Inilah yang bisa membuat penis bisa cedera.
4. Bukan posisi tepat untuk cepat hamil
Posisi seks apa pun sebenarnya bisa menyebabkan kehamilan asalkan dilakukan tanpa alat kontrasepsi dan sedang di masa subur. Meski demikian, ada beberapa posisi bercinta yang dianggap bisa membuat pembuahan lebih sulit terjadi, salah satunya adalah woman on top.
Hal ini dikarenakan posisi seks tersebut lebih menyulitkan sperma untuk mencapai dan membuahi sel telur. Oleh karena itu, posisi woman on top kurang disarankan untuk pasangan yang sedang ingin memiliki buah hati.
5. Bukan untuk wanita dengan kondisi tertentu
Posisi woman on top memungkinkan penetrasi yang dalam. Namun, posisi seks ini bisa membuat wanita yang memiliki kondisi tertentu, seperti rahim retrofleksi atau endometriosis, akan merasa kurang nyaman atau bahkan kesakitan.
Rahim retrofleksi bisa membuat rahim terletak cukup rendah di dalam panggul hingga mendekati indung telur atau ovarium. Gerakan penetrasi yang kuat atau seks dengan penetrasi yang dalam bisa membuat kepala penis membentur dinding vagina dan rahim atau indung telur. Inilah yang menyebabkan nyeri pada wanita.
Jika Anda ingin mencoba posisi woman on top, hindari untuk bergerak terlalu cepat dan kasar. Selain bergerak ke atas dan ke bawah, Anda juga bisa mencoba variasi gerakan woman on top lainnya, seperti gerakan melingkar secara perlahan. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)