Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Bicarakan 4 Emosi Ini dengan Anak agar Ia Tumbuh Bijak dan Tegar

Bicarakan 4 Emosi Ini dengan Anak agar Ia Tumbuh Bijak dan Tegar

Dengan berbagai keterbatasan yang masih dimiliki balita, tantrum menjadi salah satu hal tak terelakkan yang dialami Si Kecil. Memang hal ini dapat berlalu seiring dengan perkembangannya, tetapi alangkah baiknya jika Moms mengajarkan Si Kecil tentang berbagai emosinya. Harapannya, Si Kecil dapat menguasai emosinya dengan baik, sehingga hal tersebut bisa membantunya tumbuh menjadi pribadi yang bijak dan kuat.

"Hadiah terbaik yang bisa Anda berikan pada anak-anak Anda adalah kemampuan untuk mengalami, mengenali, dan mengontrol emosi. Hal ini akan menjadi kunci bagi mereka agar lebih tahan banting di kemudian hari," tutur Jaime Gleicher, LMSW, terapis perilaku di Harstein Psychological Services Center di New York.

Dilansir dari Parents, berikut ini berbagai emosi penting yang perlu Moms diskusikan dengan Si Kecil dan trik pengenalannya. Read more below, Moms!

1. Kemarahan

Kemarahan adalah perasaan kesal, tidak senang, atau permusuhan yang kuat. Perasaan ini dapat dengan mudah dipicu pada Si Kecil. "Kemarahan dapat tampak irasional, tapi bagi anak yang belum tahu cara mengontrol emosi, hal ini adalah reaksi langsung yang alami terhadap hal-hal yang ia anggap salah," tutur Jaclyn Shlisky, Psy.D., psikolog klinis berlisensi di Long Island, New York.

Moms bisa bantu Si Kecil mengidentifikasi kemarahan dengan mengatakan, "Kamu terilhat sedang marah" dan meniru mimik Si Kecil. Menurut Jaime, sangat penting agar Moms tidak langsung menyatakan perasaan yang ia rasakan. Dengan begini, Si Kecil dapat membenarkan Anda jika ia tidak sedang marah.

Kemudian, Moms bisa bantu jelaskan perasaan ini kepada Si Kecil dengan mengatakan, "Terkadang hal-hal tidak terjadi sesuai dengan keinginan kita, dan hal ini membuat kita jadi marah dan kesal." Setelah itu, ajarkan cara mengekspresikannya. Latih Si Kecil untuk mengungkapkan rasa tidak senangnya seperti dengan mengucapkan, "Aku kesal denganmu, aku enggak suka kamu merebut mainanku."

2. Kesedihan

Perasaan kehilangan, kesedihan, atau dikecewakan juga sangat sering dialami oleh Si Kecil. Rasa takut bisa terjadi ketika Si Kecil merasa cemas, atau saat seseorang mengatakan dan melakukan hal yang membuatnya sedih.

Menangis adalah ekspresi sedih utama Si Kecil. Namun, ia juga bisa marah, mengisolasi diri, bahkan menjadi manja. Kesedihan yang tidak dipahami bisa menjadi emosi yang berbahaya, karena dapat berubah menjadi kemarahan dan berujung pada meltdown. Untuk itu, membantu Si Kecil untuk memahami alasan kesedihannya sangatlah penting.

Caranya, Moms bisa dengarkan segala keluh kesah Si Kecil saat ia bersedih, bagaimana pun cara yang ia lakukan. Setelah itu, Moms juga bisa bertukar cerita dengan Si Kecil tentang pengalaman sedih Anda dan cara mengatasinya.

3. Ketakutan

Rasa takut tidak tumbuh alami pada Si Kecil, melainkan muncul dari rasa khawatir dan cemas. Karena kita tak akan bisa selalu melindungi Si Kecil dari rasa takut tertentu, misal akibat pandemi, pastikan untuk memvalidasi rasa cemas Si Kecil tentang situasi tersebut. Moms bisa katakan, "Iya ya, itu terdengar sangat menakutkan," daripada mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Jangan lupa untuk mengatakan dengan tenang, sehingga Si Kecil merasa aman.

Moms juga bisa ungkapkan perasaan yang sama dengan Si Kecil, seperti mengatakan, "Aku merasakannya juga." Lalu tanyakan pada Si Kecil apakah Anda bisa menanyakan hal-hal yang ia takuti. Terkadang, membiarkan Si Kecil memproses rasa takutnya secara verbal (meski Moms tidak dapat memahaminya) juga akan sangat membantu.

Menjadi orang tua yang bisa mendengar dengan baik bisa mendorong Si Kecil percaya diri terhadap rasa takutnya. Mungkin Si Kecil juga masih kesulitan mengekspresikan ketakutannya. Untuk itu, Moms juga bisa bantu Si Kecil dengan bercerita atau membacakan buku yang memiliki kisah menakutkan untuk membantunya mengatasi rasa takutnya tersebut.

4. Kecemburuan

Menurut Francyne Zeltser, Psy.D., psikolog di New York, rasa cemburu dan iri sudah mulai dirasakan oleh Si Kecil sejak ia berusia 3 bulan. Emosi ini sangat mudah dipicu, dirasakan, dan diekspresikan, seperti saat Anda menggendong bayi lain atau membelikan si kakak hadiah. Tapi konsep rasa cemburu dapat sulit dijelaskan.

Rasa cemburu sering kali dideskripsikan sebagai rasa tidak aman, takut, khawatir atas kurangnya harta benda, rasa tidak mampu, tidak berdaya, atau kesal. Cemburu (takut kehilangan) juga mirip dengan iri (menginginkan hal yang tidak dimiliki). Iri dapat ia ekspresikan dengan langsung merebut mainan yang sedang dimainkan temannya, sedangkan cemburu muncul ketika ia tidak diundang ke pesta ulang tahun temannya.

Cara mengatasi iri, Moms bisa habiskan quality time dengan Si Kecil agar ia bisa percaya diri dan merasa cukup. Cara mengatasi cemburu, Moms tidak boleh mengerdilkan perasaan Si Kecil. Katakan, "Mama bisa lihat kenapa kamu merasa tersisih," lalu Moms bisa bantu selesaikan masalahnya dengan menawarkan berbagai solusi. Moms juga bisa beri pengertian bahwa ada saatnya Si Kecil tidak bisa mendapatkan hal yang ia inginkan. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)