Type Keyword(s) to Search
BABY

Mulut Bayi Menganga saat Tidur, Apakah Berbahaya?

Mulut Bayi Menganga saat Tidur, Apakah Berbahaya?

Melihat bayi tertidur memang memberi ketenangan sendiri bagi para Moms, ya. Anda bisa puas memandangi wajah Si Kecil yang menggemaskan sambil mengelus lembut pipinya, tentunya sembari sesekali mencium dan memeluk tubuh Si Kecil yang lucu banget. Namun ketika Moms memandangi Si Kecil tertidur, Anda tersadar kalau bayi mungil Anda sering tidur dengan mulut menganga.

Lalu Anda mulai khawatir, karena posisi tidur menganga ini membuat bayi Anda jadi bernapas menggunakan mulutnya, bukan hidung. Bahaya enggak, sih? Untuk menjawabnya, ketahui informasi penting seputar bayi tidur dengan mulut menganga berikut ini, yuk!

Tanda Gangguan Napas

Moms harus tahu, sejak baru lahir, bayi sudah bernapas menggunakan hidungnya, kecuali saluran napas di hidungnya tertutup atau bermasalah. Mengutip Healthline Parenthood, kebanyakan bayi (hingga usia 3-4 bulan) belum mengembangkan kemampuan atau refleks bernapas dari mulut, kecuali ketika mereka menangis.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Pediatrics, bayi bernapas lewat mulut saat tidur mungkin terjadi sebagai respons dari beberapa masalah di sistem pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan. Penyebabnya beragam, bisa hidung tersumbat karena pilek atau alergi, dan bisa juga karena masalah kesehatan lain yang lebih rumit.

Selain tanda gangguan napas, bayi yang bernapas lewat mulut juga bisa karena kebiasaan yang sulit dilepaskan. Padahal, bernapas dengan mulut tentunya tidak seefisien bernapas lewat hidung, tidak memberikan oksigen dengan baik ke paru-paru, dan tidak ada penyaring bakteri juga iritan masuk ke tubuh. Jika dibiarkan terus-menerus, ini tentu menjadi hal yang harus diwaspadai, Moms.

Penyebab Tidur Menganga pada Bayi

Ada banyak hal yang mungkin menyebabkan bayi tidur dengan mulut menganga. Mengutip Healthline Parenthood, berikut 4 masalah yang kerap menyebabkan mulut bayi terbuka saat tidur:

1. Hidung mampet

Bayi mungkin tidur menganga karena hidungnya mampet tertutup lendir atau kotoran hidung lainnya. Ini lebih mungkin terjadi ketika bayi baru mengalami influenza, selesma, atau alergi pada sesuatu. Berita baiknya, sebenarnya hidung bayi dapat membersihkan kotoran tersebut dengan sendirinya, namun sementara waktu tubuhnya memilih napas dengan mulut karena hidung masih mampet.

2. Sleep apnea

Bernapas lewat mulut bisa menjadi tanda sleep apnea pada bayi dan anak, yang artinya ada masalah pada saluran pernapasan bagian atas. Pada bayi dan anak, ini biasanya disebabkan oleh pembengkakan tonsil atau disebut dengan adenoid. Gejala lainnya adalah mendengkur, henti napas sejenak saat tidur, batuk atau tersedak saat tidur, dan tidur tidak nyenyak.

3. Deviasi septum

Ini adalah kondisi ketika dinding tipis antara hidung kanan dan kiri berada tidak tepat di tengah. Akibat anak jadi sulit bernapas menggunakan hidung dan lebih memilih untuk bernapas menggunakan mulut, terutama saat tidur.

4. Kebiasaan

Unik tapi nyata, ada bayi yang bernapas lewat mulut karena terbiasa. Padahal, anak tersebut tidak memiliki masalah seperti sleep apnea, deviasi septum, atau hidung mampet. Umumnya, anak yang tidur dengan mulut menganga pernah mengalami sakit yang memaksa mereka bernapas lewat mulut. Namun karena terbiasa, hingga sehat pun anak masih melakukannya.

Cara Mengatasinya

Jika bayi Anda terlihat kesulitan bernapas atau menunjukkan gejala lain dengan mulut terbuka, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Lakukan juga beberapa cara rumahan ini untuk melegakan saluran pernapasan anak.

• Humidifier. Menjaga kelembapan udara dapat membantu meringankan hidung mampet. Jika tidak ada humidifier, Moms bisa mendudukkan anak di kamar mandi sambil menyalakan pancuran air panas agar kamar mandi beruap.

• Bulb syringe. Ini adalah alat penyedot lendir dan kotoran di hidung bayi. Alat ini mudah ditemukan di pasaran kok, Moms, baik online maupun offline. Setelah digunakan, jangan lupa untuk membersihkan dan menjaganya tetap steril, ya.

• Saline wash. Gunakan air saline untuk disemprotkan ke hidung anak. Ini adalah larutan garam yang dapat membantu mengencerkan lendir di hidung anak agar lebih mudah keluar.

• Hidrasi. Pastikan anak atau bayi Anda tidak dehidrasi. Jika masih di bawah 1 tahun, pastikan ia mengonsumsi cukup ASI atau susu, dan untuk anak di atas 1 tahun pastikan ia cukup minum air putih. Lendir di saluran pernapasan lebih sulit mengalir jika Si Kecil mengalami dehidrasi, Moms. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)