Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

4 Mitos Seputar Kepribadian Introvert yang Perlu Anda Tahu

4 Mitos Seputar Kepribadian Introvert yang Perlu Anda Tahu

Pendiam, suka menyendiri, dan susah bergaul. Mungkin hal-hal itulah yang tebersit dalam benak Anda saat mendengar kata introvert. Banyak yang mengira orang dengan kepribadian introvert adalah orang yang sangat tertutup. Saking tertutupnya, mereka dianggap tidak mampu bersosialisasi dengan baik.

Hal semacam ini juga terjadi pada anak-anak. Tak sedikit orang tua yang menilai buah hatinya sebagai sosok introvert sehingga tak memiliki kemampuan berteman. Padahal kenyataannya tidak begitu, lho.

Introvert merupakan tipe kepribadian yang lebih fokus pada perasaan dan pikiran yang berasal dari dalam diri. Orang dengan ciri kepribadian introvert cenderung mengisi ulang energinya saat ia dalam kondisi sendirian. Nah, sifat inilah yang kerap disalahartikan sebagai ketidakmampuan untuk bersosialisasi. Faktanya, banyak anggapan yang kurang tepat tentang orang dengan kepribadian introvert, seperti:

1. Orang Introvert Tidak Suka Bersosialisasi

Meski lebih suka menyendiri, bukan berarti orang introvert tidak suka bersosialisasi. Seorang introvert tentu bisa memiliki hubungan dengan orang lain dan mampu bersosialisasi dengan baik.

Namun berbeda dengan orang ekstrovert yang cenderung memiliki lingkup pertemanan yang cukup luas dan bisa dekat dengan siapa saja, orang introvert biasanya lebih memilih untuk mementingkan kualitas hubungan dan dekat dengan segelintir orang saja.

Jika orang ekstrovert bisa mudah untuk curhat ke semua teman-temannya, orang introvert mungkin lebih memilih untuk mencurahkan segala perhatian dan keluh kesahnya hanya pada teman dekat yang dipercayai. Jadi bukan berarti orang introvert benar-benar menutup diri dari orang lain.

2. Orang Introvert Pasti Pemalu

Walau lebih terlihat pendiam, bukan berarti orang introvert adalah orang yang pemalu dan tidak percaya diri. Banyak orang introvert yang senang berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Hanya saja, orang introvert lebih memilih untuk mengenal seseorang terlebih dahulu sebelum terlibat dalam banyak percakapan. Ia juga merasa tidak harus berbicara jika memang tidak perlu.

Kadang kala, orang introvert lebih suka memperhatikan orang-orang di sekitarnya dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Bagi orang lain, sikap ini mungkin sangat membosankan. Padahal orang introvert memang lebih senang mengobservasi hal-hal di sekitarnya.

3. Orang Introvert Merasa Tidak Bahagia

Kebahagiaan seseorang tidak bisa diukur dari tipe kepribadiannya semata. Jadi siapa bilang orang introvert tidak bisa bahagia? Saat merasa nyaman dan bisa menerima diri sendiri, orang introvert juga akan merasa bahagia. Namun karena sifatnya yang unik, sebagian orang menganggap kepribadian introvert cenderung dingin, tidak normal, dan perlu penanganan khusus. Padahal sesungguhnya tidak ada yang salah dengan mereka.

4. Orang Introvert Berisiko Mengalami Gangguan Mental

Mitos lain yang melekat pada kepribadian introvert adalah mereka dianggap lebih berisiko mengalami gangguan mental. Hal ini tentunya tidak benar. Seperti halnya kebahagiaan, risiko seseorang untuk menderita gangguan mental tidak bisa dinilai hanya dari jenis kepribadiannya saja. Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami masalah kejiwaan, mulai dari trauma psikologis, tingkat stres, gaya hidup, hingga riwayat gangguan jiwa di keluarga.

Bagi orang tua yang merasa Si Kecil memiliki kepribadian introvert, jangan berkecil hati karena tidak semua anggapan tentang kepribadian ini benar. Selain itu, kepribadian anak masih bisa berkembang seiring dengan bertambahnya usia.

Di sisi lain, Moms dan Dads tetap perlu melakukan pemantauan, memotivasi, dan mengajarkan anak agar tetap bisa bersosialisasi dengan baik dan menampilkan kemampuan terbaiknya meski memiliki kepribadian introvert. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)