Ersa Mayori sadar betul kalau saat ini gadget sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga paham, bahwa anak-anak bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang seharusnya belum boleh mereka terima karena kemajuan teknologi. “Suami pernah merasa khawatir, dan anak-anak sempat sama sekali tidak boleh membuka gadget. Tapi ternyata tidak bisa begitu juga, karena anak saya yang pertama kalau mengerjakan tugas sekolah harus mencari bahan di internet,” kata ibu dari Aiska Vairana (10) dan Talullah Malaika (6) ini.
Wanita kelahiran Jakarta, 14 Mei 1979 ini juga mengaku bahwa ia dan suami tidak menerapkan aturan baku berapa lama anak-anak boleh bermain gadget. Bagi Ersa, yang terpenting adalah anak-anak tahu prioritas masing-masing. “Kalau ada PR, ya kerjakan dulu PR-nya baru main gadget. Kalau waktunya makan, selesaikan dulu makannya baru main gadget,” cerita istri Otto Satria ini.
Ersa juga menyadari bahwa di saat-saat tertentu, gadget bisa diandalkan untuk mempererat hubungan orang tua dan anak. “Gadget itu bisa jadi kawan selama kita sebagai orangtua mengontrol pemakaiannya. Daripada khawatir terus, akhirnya saya berpikir, kenapa tidak gunakan gadget sebagai alat untuk interaksi bersama. Saya juga tidak membelikan anak-anak gadget. Jadi kalau mereka mau main gadget, harus pinjam ke saya. Dengan cara itu, secara tidak langsung, saya bisa mengontrol mereka dan mereka belajar berbagi,” ujarnya.
(DT/foto: DT)