Kesuburan atau fertilitas menjadi satu hal penting yang memengaruhi terjadinya kehamilan. Adanya masalah kesuburan pada perempuan memang lebih tinggi, tetapi kondisi ini juga cukup banyak dialami laki-laki. Meski bukan faktor tunggal, namun Moms dan Dads tentu perlu menjaga kesuburan demi kehadiran anak di tengah keluarga.
Penyebab ketidaksuburan atau infertilitas sendiri cukup beragam, seperti usia serta gaya hidup yang Anda jalani. Pada perempuan, siklus haid dan beberapa penyakit pada reproduksi juga menjadi faktor lain. Hal ini pun menimbulkan kesalahpahaman hingga muncul mitos yang kurang tepat mengenai kesuburan, dan perlu Anda ketahui kebenarannya sebelum memercayainya. Berikut mitos seputar masalah kesuburan yang mungkin pernah Anda dengar dan sebaiknya tidak dipercaya, Moms dan Dads.
1. Infertilitas Hanya Terjadi pada Perempuan
Banyak masyarakat yang masih menganggap bahwa kehamilan tidak terjadi karena masalah kesuburan hanya dialami oleh calon ibu. Jika dipersentasekan, kasus infertilitas pada perempuan terjadi sekitar 50 persen, laki-laki 40 persen, dan 10 persen tidak diketahui sebabnya (infertilitas idiopatik).
Dengan kata lain, masalah kesuburan juga bisa dialami oleh laki-laki dengan gejala yang sulit terlihat. Sperma dari Dads tidak berarti dalam kondisi prima, walaupun memiliki fungsi ereksi yang sehat dan ejakulasi normal. Maka, laki-laki juga perlu melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi sperma yang tentu menjadi pengaruh terjadinya kehamilan.
2. Kemandulan Sama dengan Infertilitas
Anda mungkin menyebutkan bahwa infertilitas merupakan kondisi yang sama dengan kemandulan. Ternyata, kedua kata tersebut merupakan kondisi yang cukup berbeda, dari sisi diagnosis maupun penanganannya. Meski Moms atau Dads mengalami masalah kesuburan, harapan untuk memiliki anak masih ada.
Selain terapi terkait reproduksi, Anda juga bisa memilih program kehamilan seperti inseminasi atau IVF (in vitro fertilization). Sedangkan mandul merupakan kondisi seseorang tidak dapat memiliki keturunan. Pada perempuan, kemandulan terjadi ketika indung telur tidak dapat melepaskan sel telur untuk dibuahi. Pada laki-laki, kondisi kemandulan tampak saat sperma berkualitas buruk atau bahkan tidak terproduksi dengan baik, sehingga tidak dapat membuahi sel telur pasangan.
3. Kehamilan Anak Kedua Tidak Akan Bermasalah
Setelah melahirkan Si Kecil, Moms dan Dads mungkin ingin memiliki anak kedua. Namun, kehamilan rasanya tidak kunjung hadir. Hal ini bisa disebabkan karena adanya infertilitas sekunder yang muncul akibat dari proses kehamilan pertama. Penyebab tersebut bisa karena komplikasi bedah atau infeksi setelah melahirkan yang menyebabkan jaringan parut (seperti keloid) yang bisa menimbulkan masalah pada kesuburan.
4. Mengonsumsi Obat Herbal adalah Kuncinya
Selain melalui tindakan medis, sebagian dari Anda juga mengusahakan kehamilan dengan mengonsumsi obat-obatan herbal. Memang ada beberapa obat yang bisa membantu meningkatkan kesuburan. Sayangnya, informasi yang keliru mengenai obat herbal justru dapat berdampak buruk pada kesehatan Anda dan pasangan, termasuk pada kondisi fertilitas.
Sebelum mengonsumsi obat herbal, ada baiknya jika Moms dan Dads berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat jawaban yang lebih meyakinkan dibandingkan dari situs asal yang tersebar di internet.
5. "Jangan Menyerah! Nanti Juga Hamil."
Kalimat tersebut mungkin sering diucapkan oleh kerabat dekat demi menyemangati pasangan yang belum memiliki anak. Namun, kalimat ini pula yang terasa menyakitkan dan justru bisa menimbulkan stres pada pasangan tersebut.
Sebab, ada kemungkinan Moms dan Dads yang mendengarnya sudah mencoba berbagai hal demi terjadinya kehamilan. Bahkan, meyakini bahwa dengan mengadopsi anak, maka sang ibu bisa mengalami kehamilan pertamanya.
Anda tentu boleh memercayai hal ini, tetapi usahakan untuk tidak menjadikannya sebagai tujuan utama. Baik dengan mengadopsi anak atau mengonsumsi obat herbal, kehamilan tetap bisa terjadi jika Anda dan pasangan sehat serta kuasa dari Tuhan Yang Maha Esa. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)