Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Ini 12 Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Single Parent

Ini 12 Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Single Parent

Setiap keluarga memiliki permasalahan dan cara penanganan yang berbeda-beda. Ada kalanya bercerai menjadi pilihan terbaik bagi seluruh pihak, dan menjadi single parent adalah komitmen baru yang perlu diemban. Sayangnya, belum banyak orang memahami hal ini dan tidak sadar menyinggung para orang tua tunggal.

Kami tahu, pasti Anda tidak bermaksud buruk. Tapi terkadang ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dikatakan, meski berdasarkan rasa peduli. Dilansir dari Parents, berikut ini beberapa kalimat yang sebaiknya tidak dikatakan kepada single parent.

1. "Enggak lagi pacaran?"

Kami mengerti bahwa Anda berniat baik untuk menjadi mak comblang. Tapi, ketika seorang orang tua tunggal berkata, "Tidak, aku bahagia kok, menjadi single parent", maka Anda perlu menghargainya.

2. "Pasti bahagia dan lega banget ya, saat anak-anak bersama ayah mereka."

Tidak juga. Alih-alih bahagia, single parent bisa merasa kesepian dan gabut ketika anak-anaknya tidak bersamanya. Kecuali momen-momen tertentu, seperti harus dinas ke luar kota atau dirawat di rumah sakit, kehadiran anak-anak sangatlah membahagiakan.

3. "Siapa/di mana ayah/ibu Si Kecil?"

Ini adalah salah satu hal yang paling mengganggu bagi banyak orang tua tunggal, karena ini tak penting untuk dibahas. Selama anak-anak bahagia dan dirawat dengan baik, siapa yang peduli sosok dan domisili orang tua yang lainnya?

4. "Anak-anakmu punya ayah/ibu yang sama, kan?"

Saat Anda melihat single parent dengan beberapa anak, pertanyaan ini tentulah sangat tidak pantas untuk ditanyakan. Hal ini bukanlah urusan Anda.

5. "Pasti sibuk banget, ya!"

Fakta bahwa seorang single parent bisa melakukan berbagai hal normal, seperti berbelanja bulanan atau menghadiri acara komunitas, bukanlah sebuah hal yang perlu Anda highlight dan broadcast ke semua orang.

6. "Bagaimana hidupmu sehari-hari?"

Pertanyaan ini sama saja ketika Anda bertanya, "Bagaimana kamu pergi bekerja setiap hari?" Enggak ada yang spesial, lakukan saja seperti biasanya. Orang tua tunggal biasanya juga tidak benar-benar sendiri, karena masih ada keluarga atau teman yang bisa diandalkan.

7. "Pasti berat rasanya menjadi sosok ayah sekaligus ibu bagi Si Kecil."

Sejujurnya, enggak, karena baik single mom atau single dad adalah sosok orang tua bagi Si Kecil. Single mom tak perlu berpura-pura menjadi sosok ayah, dan begitu pula sebaliknya. Baik single mom maupun single dad bisa bersikap sesuai peran yang mereka inginkan.

8. "Rasanya kayak single parent, deh. Enggak sabar suamiku pulang. Capek banget!"

Perbandingan ini enggak relevan, titik.

9. "Pernahkah kamu berandai-andai tentang kariermu kalau tidak punya anak?"

Memikirkan hal ini adalah salah satu hal yang sulit dilakukan oleh orang tua mana pun, bahkan yang bukan single parent. Apakah Anda pernah membayangkan bagaimana hidup tanpa kehadiran Si Kecil? Sulit, bukan?

10. "Si Kecil suka bertemu dengan ibunya/ayahnya? Ibunya/ayahnya juga mengurusnya?"

Pertanyaan ini sebenarnya tidak berguna. Sekali lagi, selama anak-anak bahagia dan dirawat dengan baik, tidak ada gunanya berandai-andai apakah mantan suami/istri terlibat mengurus mereka atau tidak.

11. "Kenapa enggak pernah hang out?"

Semua orang tua menghabiskan waktu luangnya dengan caranya masing-masing, enggak melulu dengan hang out. Ketika anak-anak sedang tidak di rumah, mungkin orang tua tunggal lebih senang me time dengan tidur siang atau hanya menonton tv sendirian. Soalnya, terkadang hang out hanya akan menguras lebih banyak energi (dan uang) bagi orang tua tunggal. Jadi, hang out bukan opsi bersenang-senang yang utama.

12. "Pernahkah menyesal memiliki anak?"

Mungkin banyak orang menganggap bahwa single parent selalu sedih dan menyesal karena "stuck" dengan anak-anak mereka. Padahal, hal ini tidak melulu benar. Sekali lagi, kehadiran anak-anak dapat menjadi alasan para single parent tetap kuat dan bahagia. (Gabriela Agmassini/ND/Dok. Freepik)