Rasa sakit adalah salah satu hal yang wajar dialami seorang ibu saat bersalin. Dan pengalaman bersalin setiap ibu tentu saja bisa berbeda-beda. Ada ibu yang mampu mengatasi rasa sakit tanpa medikasi, ada pula yang membutuhkan bantuan obat. Epidural merupakan salah satu metode yang sering dipilih untuk mengatasi sakit saat proses melahirkan.
Epidural bekerja dengan cara menghentikan sinyal rasa sakit yang diproduksi tulang belakang menuju otak. Metode ini dilakukan dengan menginjeksi obat anestesi ke tulang belakang. Anestesi kemudian membuat saraf tulang belakang mati rasa dan menghentikan sinyal rasa sakit diterima oleh otak.
Namun, ada kalanya seorang ibu tidak dapat menerima epidural, yakni jika ia memiliki alergi terhadap medikasi anestesi tertentu atau punya masalah penggumpalan darah. Namun, hal ini tak berarti manajemen rasa sakit saat melahirkan tidak bisa dilakukan. Melansir Parents, ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa sakit persalinan seperti berikut ini.
1. Kelas Persalinan
Ada baiknya Moms mengambil kelas prenatal atau persalinan selama hamil. Ambil kelas prenatal yang mengajarkan metode gentle birth, metode Bradley, atau metode Lamaze. Pasalnya, beberapa metode tersebut mampu menyiapkan mental dan emosi Anda untuk mampu menjalani persalinan kelak. Ajak pasangan untuk hadir bersama di berbagai kelas tersebut, agar pasangan juga bisa menemani dan mendukung Anda dengan tepat selama bersalin.
2. Kelas Yoga Prenatal
Olahraga ini mampu mendorong Anda untuk menyatu dengan tubuh, membuat rileks otot-otot tubuh, dan membantu menyiapkan emosi serta mental untuk bersalin kelak. Secara keseluruhan, yoga prenatal adalah olahraga yang sangat baik untuk kesiapan bersalin.
3. Asistensi oleh Doula
Doula adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tenaga profesional yang memberikan dukungan non medis selama persalinan. Doula dapat sangat membantu seorang ibu untuk mengatasi rasa sakit saat bersalin. "Seorang doula dapat menyediakan dukungan bagi kondisi psikologis ibu ," tutur dr. Ozhan Turna, M.D., profesor bidang kandungan, ginekologi, dan ilmu reproduktif di University of Maryland School of Medicine.
4. Nitrous Oxide
Nitrous oxide adalah anestesi hirup yang juga disebut sebagai gas tawa. Menurut American Pregnancy Association, nitrous oxide dapat membantu mengurangi rasa sadar akan sakit, meningkatkan relaksasi, tidak memengaruhi ASI, dan tidak menghambat kinerja hormon oksitosin. Efeknya juga mudah hilang, yakni dalam kurun 5 menit setelah pemberiannya dihentikan. Namun, belum banyak rumah sakit yang menggunakan metode ini, bahkan di Amerika Serikat. Jika berniat untuk memakainya, Moms wajib mengonsultasikan hal ini terlebih dulu dengan dokter.
5. Anestesi Lokal
Jenis anestesi ini mampu meringankan rasa sakit di sekitar jalan lahir, yakni vagina, panggul, dan perineum (area di antara vagina dan anus). Menurut dr. Eduardo Hariton, M.D., ahli obstetrik di University of California San Fransisco, anestesi lokal dapat membantu proses persalinan tahap dua. Meski tidak membantu banyak untuk mengatasi sakit akibat kontraksi, anestesi jenis ini mampu menghilangkan rasa sakit di sekitar vagina dan rektum saat bayi sudah siap lahir dan berada di jalan lahir.
6. Analgesik Opioid dan Non-Opioid
Medikasi ini tidak disarankan untuk diberikan pada tahapan akhir proses persalinan. Namun, opioid dapat sangat efektif membantu mengatasi rasa sakit di tahapan awal persalinan. Pasalnya, pemberian medikasi opioid yang terlambat dapat menyebabkan komplikasi, diserap plasenta, dan bayi bisa mengalami depresi sistem pernapasan setelah lahir.
"Jika dibutuhkan, obat opioid bisa diberikan secara singkat di awal untuk mengurangi paparan terhadap bayi," ujar dr. Jeremy Dennis, M.D., asisten profesor bidang anestesiologi klinis di Yale-New Haven Hospital.
Sedangkan obat-obatan analgesik non-opioid, seperti ibuprofen, juga bisa digunakan. Namun, medikasi ini mungkin tak memberikan dampak yang signifikan karena tidak cukup kuat untuk mengatasi rasa sakit akibat bersalin, menurut dr. Dennis.
Nah, jika Moms berencana menjalani salah satu atau beberapa opsi di atas, jangan lupa konsultasikan hal ini dengan dokter Anda ya, Moms! (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)