Orang tua mana yang tak kaget dan khawatir melihat bayinya sering memukul kepalanya sendiri. Bahkan terkadang Si Kecil melakukannya tanpa ekspresi, tanpa amarah, dan tentunya tanpa penyebab yang jelas. Kami mengerti panik yang Anda rasakan saat tiba-tiba melihat Si Kecil memukul-mukul kepalanya, namun tidak perlu khawatir berlebih, Moms.
"Memukul kepala adalah sikap yang umum dilakukan," ujar Manasa Mantravadi, MD, dokter spesialis anak, pada Romper. Sikap memukul kepala ini mulai muncul pada bayi sebelum usia 12 bulan, dan akan berhenti sendiri di usia 2 atau 3 tahun. Walau disebut kebiasaan yang umum muncul, tetap saja orang tua dibuat bingung setiap kali melihatnya. Penasaran apa penyebab bayi sering memukul kepalanya sendiri? Ketahui beberapa hal berikut ini, Moms.
1. Menenangkan Diri
Ada bayi yang bermain-main dengan rambut boneka untuk menenangkan diri, tetapi ada juga yang memukul-mukul kepalanya sendiri. Ya, semua itu merupakan mekanisme tubuh bayi untuk menenangkan diri sendiri sebelum atau saat tidur. Ada yang menggunakan telapak tangannya untuk memukul kepala, ada juga yang mengepalkan tangan seperti ingin menonjok kepala sendiri. Panik? Sudah pasti, namun ternyata sikap ini normal dilakukan bayi jika ia melakukannya hanya sebentar atau tidak lebih dari 15 menit.
2. Bagian dari Tumbuh Kembang
Milestone atau tumbuh kembang anak tidak hanya ditandai dengan tumbuh gigi atau bisa berjalan lho, Moms. Memukul kepala sebelum atau saat tidur juga merupakan bagian dari tumbuh kembang balita. "Ini adalah mekanisme dari perkembangan sistem saraf untuk berinteraksi dengan pengaruh lingkungan," jelas dokter Mantravadi. Maka ketika bayi sedang memukul kepalanya sendiri, sebenarnya ia sedang belajar bagaimana cara berbaur dengan lingkungan di sekitarnya.
3. Frustrasi
Terkadang menu makan malam yang tidak sesuai dengan harapan anak bisa membuat Si Kecil frustrasi. Untuk menunjukkannya, anak bisa menangis, ngambek, atau bisa juga memukul kepalanya. Mengutip Kids Health, bayi sering meluapkan rasa frustrasinya dengan memukul-mukul kepalanya sendiri.
"Bayi atau balita yang memukul kepalanya biasanya merupakan tanda dari kemarahan anak," ujar Dr. Fran Walfish, PhD, psikoterapis keluarga dan hubungan, sekaligus penulis The Self-Aware Parent, pada Romper. Bayi atau balita memilih menunjukkan amarah dengan memukul kepala, karena mungkin saat itu kemampuan verbal atau berbahasanya belum optimal. Sangat disarankan mencari tahu apa yang membuat anak Anda marah, dan cobalah sebaik mungkin untuk meredakan amarahnya agar ia berhenti memukul kepala.
4. Mencari Reaksi
Belajar sebab-akibat sudah bisa Si Kecil lakukan sejak masih bayi lho, Moms. Perlahan bayi Anda mengerti kalau senyumannya bisa menyita perhatian Anda, maka begitu juga dengan memukul kepala. Si Kecil hanya ingin melihat reaksi Anda dan mendapatkan sedikit perhatian ekstra.
Walau ini merupakan perkembangan kecerdasan yang perlu disyukuri, namun jangan biarkan anak sering menerapkan kebiasaan buruk ini. Berikan cara alternatif untuk meredakan amarah, mencari perhatian, dan menenangkan diri, misalnya dengan memencet boneka atau menggigit mainan.
5. Tantrum
Dari sekian banyak penyebab anak memukul kepala, tantrum merupakan hal yang paling membutuhkan bantuan profesional, terutama jika pukulannya sudah menyebabkan memar atau berdarah. Memukul kepala adalah hal normal, tetapi ketika dilakukan saat anak sedang tantrum, maka hal tersebut bisa digolongkan sebagai isu serius.
"Memukul kepala yang menyebabkan cedera hebat adalah tanda Si Kecil butuh bantuan profesional," saran dokter Nasamran. Ia menyarankan untuk mengajak Si Kecil ke dokter tumbuh kembang anak atau ke psikolog anak untuk mencari solusi dari kebiasaan memukul kepala saat tantrum.
Tantrum sendiri merupakan fase balita yang normal terjadi, namun jika sudah mengancam keselamatan diri anak dan sekitar, maka harus segera diberikan bantuan terbaik ya, Moms. Jangan dianggap sepele! (Tiffany/SW/Dok. Freepik)