Pola asuh yang orang tua terapkan kepada anak memang berbeda-beda, termasuk ketika memberikan reward atau penghargaan. Umumnya, setelah anak melakukan suatu hal yang benar atau mendapatkan prestasi, orang tua akan menyiapkan sesuatu sebagai hadiah untuknya.
Ya, Sebagai motivasi, orang tua biasanya menyediakan imbalan berupa hadiah penghargaan buat anak karena ia telah melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan Anda. Namun, tak jarang Moms atau Dads menjanjikan untuk memberi sesuatu kepada Si Kecil terlalu sering.Â
Misalnya, saat anak berjanji untuk merapikan mainannya sendiri, Anda akan memberikannya imbalan berupa makanan atau minuman kesukaannya. Jika ini dilakukan terlalu sering dan terus-menerus, bukan tidak mungkin Si Kecil nantinya hanya akan melakukan sesuatu demi imbalan yang bisa ia dapatkan.
Yang juga perlu dipahami, kebiasaan ini bisa memicu mental 'upah', di mana anak ingin selalu mendapatkan sesuatu yang ia suka setelah melakukan sesuatu. Hal tersebut tentu saja dikhawatirkan bisa berdampak pada psikologi Si Kecil, seperti menjadikannya manja dan sulit untuk membantu sesama dengan tulus ikhlas.
Mental 'Upah' yang Merugikan
Anak tentu saja boleh dimanjakan dengan perkataan, perlakuan manis, dan pemberian hadiah. Tetapi, sebisa mungkin perlu ada alasan yang signifikan terlebih dahulu sebelum Anda melakukannya. Apabila tidak ada batasan tertentu, maka imbasnya dapat membuat anak kesusahan untuk berjuang sendiri.
Si Kecil juga menjadi sulit bersosialisasi atau mengerjakan sesuatu, kecuali jika ia diberikan imbalan atau upah setelah melakukannya. Dampak lainnya, anak menjadi lebih mudah kecewa bahkan marah pada orang lain, jika tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.
Reward Hanya sebagai Motivasi
Jika pola asuh memberikan reward pada anak dilakukan secara terus-menerus, maka Si Kecil akan merasakan dampaknya ketika ia beranjak dewasa. Untuk itu, Anda perlu mencegah munculnya mental 'upah' menjadi mental berjuang pada anak. Berikan imbalan hanya sebagai motivasi baginya dengan melakukan tips berikut ini:
⢠Jangan terlalu sering memberikan hadiah dalam bentuk materi pada anak, misalnya mainan, makanan, minuman, dan hal lain yang bisa dibeli.
⢠Sebaiknya berikan hadiah setelah ia melakukan suatu hal berkali-kali. Misalnya, memintanya merapikan mainan setelah selesai sesuai tempatnya selama 3 hari berturut-turut. Setelah memberikannya hadiah, Anda bisa memundurkan jumlah harinya. Hal ini akan membuat anak tetap melakukan hal tersebut hingga menjadikannya kebiasaan yang baik.
⢠Hadiah yang diberikan dalam bentuk materi sebisa mungkin berbeda-beda di setiap kesempatan yang diberikan. Dengan begitu, minat anak untuk terus berusaha melakukan sesuatu sebagai tawaran dengan baik hingga tercapai.
⢠Selain materi, Anda juga perlu memberikan reward berupa pujian dan perhatian pada anak. Luangkan waktu untuk bermain bersama Si Kecil sehingga terbangun hubungan yang baik. Anak juga bisa belajar tentang ketulusan dari perlakuan yang ia terima. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- balita
- anak
- mental upah